01| Terhalang Restu

...Mahar yang paling mahal itu...

...adalah restu orang tua......

...🌻🌻🌻...

Tiffany menatap kosong jendela kaca yang menampilkan suasana lalu lintas yang padat. Deretan kendaraan yang mengantri, menunggu lampu merah menjadi hijau. Lalu setelah itu saling kejar-kejaran dengan matahari yang ingin tenggelam di ufuk barat.

Kilauan jingga nya selalu sukses memukau kan setiap mata yang memandang. Kicauan burung-burung yang beradu dengan bisingnya suara klakson kendaraan seolah menjadi backsound. Mengantar sang mentari untuk pulang ke peraduannya.

Menjelang malam begini, semuanya ingin kembali ke rumah masing-masing.

Rumah?.

Tiffany tersenyum mengingat satu kata itu. Menyentuh perutnya yang datar seraya bergumam, "Rumahku."

Membayangkan rumahnya yang kecil penuh dengan gelak tawa anak kecil. Duduk berdua dengan suaminya sembari memperhatikan tumbuh kembang sang anak. Sudah mampu membuat senyum Tiffany kian melebar. Padahal hanya membayangkannya saja. Bagaimana jika benar-benar terealisasi. Ah, Tiffany sudah tidak sabar menanti akan hal itu.

Mungkin dirinya akan menjadi sosok wanita yang paling beruntung. Dan laki-laki itu juga pasti turut bahagia bukan.

Dengan gerakan cepat, Tiffany memutar kepalanya ke belakang. Menatap pintu kamar yang terbuka, memperlihatkan seorang lelaki yang penampilannya cukup berantakan.

Dasi yang sudah terlepas. Kemejanya yang keluar dari dalam celana. Dua kancing teratas yang telah tak terpasang. Menampakkan baju singletnya yang berwarna putih. Serta rambutnya yang sudah acak-acakan.

Sangat kacau.

"Hai beb. Gimana hari nya", Tiffany melangkah mendekati sang kekasih yang tampak kusut. Sepertinya cowok itu mengalami hari yang buruk.

Baru saja Tiffany ingin menyentuh wajah pacarnya. Menenangkan lelakinya yang terlihat sedang ditimpa masalah itu. Namun, Bayu Prambudi Anarghya langsung menepis tangan tersebut.

Tiffany menatap tak percaya Bayu yang sedang menyugar rambutnya kebelakang. Seraya mendesah frustasi.

"Kenapa, ada masalah apa?", tanya Tiffany dengan lembut. Menyingkirkan perasaannya yang tak enak karna sikap kasar Bayu.

Bayu memandang datar wajah kekasih yang sudah menemani hari-hari nya dua tahun belakangan ini.

Dengan tanpa perasaan, Bayu berujar ketus, "Kamu masalahnya."

"A-aku?", Tiffany terbata-bata menunjuk dirinya. Seakan tak percaya dengan indra pendengarannya. Benarkah, dirinya ini sebuah masalah?.

Bayu mengangguk, "Ya, dan dia juga masalah", balasnya sembari menunjuk perut Tiffany dengan dagu nya.

Mundur, Tiffany memundurkan langkahnya. Memberi jarak antara dirinya dan Bayu. Menatap perutnya lalu mendongak ke arah Bayu.

"Ini masalah?", tanyanya seraya menyentuh perut yang berisi bakal calon anaknya.

Masalah?. Kata Bayu anak mereka adalah sebuah masalah. Ya Tuhan, Tiffany ingin menangis rasanya.

Bukan ini yang dia harapkan. Bukan respon penolakan seperti ini.

Tiffany memang baru berani memberi tahu Bayu tentang kehamilannya setelah usia kandungannya memasuki empat minggu. Itu pun lewat via chat.

Mengapa baru sekarang?. Karena hubungan mereka yang renggang belakangan ini, membuat Tiffany tak berani memberi tahu.

Tapi kemarin malam mereka sudah mulai membaik. Makanya Tiffany memberanikan dirinya. Mengirimkan foto yang berisi testpack serta gambar hasil USG nya kepada Bayu siang tadi. Dan mengatakan jika Tiffany akan menunggu Bayu pulang kerja di apartemen milik kekasihnya itu.

Ternyata ini jawaban Bayu yang hanya membaca pesannya?. Lelaki itu ternyata menolak kehadiran buah hati mereka.

"Ya dia masalah besar", jawab Bayu dengan entengnya, "Gugurkan dia Fan", tambahnya seraya menatap tepat di manik mata Tiffany yang berkaca-kaca.

Apa?, gugurkan?. Tiffany lagi-lagi dibuat tak percaya dengan ucapan lelakinya itu.

Kemana pergi nya Bayu yang baik, humoris, serta menyayanginya. Kemana pacarnya yang manis itu.

Yang berdiri dihadapannya kini bukanlah Bayu, melainkan iblis.

Ya, perkataannya sangat jahat.

"Ka-kamu ingin membunuhnya?", Tiffany memeluk erat perutnya. Mencoba melindungi anaknya yang masih sangat kecil. Yang bahkan wujudnya saja belum terbentuk dengan sempurna.

Bagaimana Bayu bisa dengan tega mengatakan itu pada darah dagingnya sendiri.

Laki-laki berusia 22 tahun itu menganggukkan kepalanya dengan mantap, "Gugurkan dia."

Tiffany menggelengkan kepalanya dengan cepat. Mengusap perutnya pelan lalu beranjak mendekati Bayu yang tampak memalingkan wajahnya kesamping.

"Nggak Bayu. Dia anak kamu, gimana bisa kamu mau membunuh dia", Tiffany menangis seraya memukuli dada bidang kekasihnya.

Tiffany tahu jika anaknya hadir dengan cara yang salah. Tapi malaikat kecil itu tidaklah bersalah. Tidak pantas untuk dihukum atas kesalahan mereka berdua.

"Sentuh, sentuh dia. Rasakan dia Bayu. Dia anak kamu, kamu tega bunuh dia sayang", ujar Tiffany dengan suaranya yang melemah diakhir kalimat. Sembari mengambil tangan Bayu dan meletakkan diatas perutnya.

Tiffany menggerakkan tangan Bayu di perutnya.

"Dia udah lama pengen ketemu Papa nya. Tapi siapa sangka, Papa nya malah mau bunuh dia", Tiffany tersenyum miris menatap perutnya.

"Coba bilang sayang, bilang ke Papa jangan bunuh adek", tambah Tiffany dengan suara yang bergetar.

Kata-kata bunuh terlalu kejam untuk anaknya.

Tiffany mengalihkan pandangannya ke arah Bayu yang ternyata sudah menangis. Air mata itu keluar tanpa isak. Mengalir mulus di pipi.

Dirinya yakin jika Bayu tak akan setega itu.

"Jangan bu-"

"Nggak Fan. Dia harus tiada. Kamu tau gimana Ayah aku", sela Bayu cepat. Suaranya terdengar sedikit bergetar.

Tiffany terdiam. Ternyata ini yang membuat kekasihnya itu kacau. Karena orang tua Bayu yang tak pernah suka dengan dirinya. Dua tahun mereka merajut asmara. Selama itu pula Tiffany ditolak oleh keluarga Bayu.

Bukannya tidak pernah mencoba mengambil hati keluarga lelaki itu. Tiffany sudah melakukan segala hal. Tetapi dirinya tetap saja ditolak dan diusir.

Alasannya karena keluarga Tiffany adalah musuh bebuyutannya keluarga Bayu.

Entah masalah apa yang dimiliki kedua keluarga besar itu. Hingga menyimpan dendam ke anak cucu masing-masing.

"Mereka pasti terima dia Bay. Dia adalah cucu mereka. Darah daging keluarga kamu. Aku yakin kami pasti bakal diterima", Tiffany mengangguk kepalanya dan menghapus air mata yang masih beranak-pinak di pipinya.

"Ayo, kita ke rumah kamu", ajak Tiffany seraya mengambil tas nya yang berada di sofa samping ranjang.

Berjalan melewati Bayu yang berdiri di depan pintu.

"Ayo Bay", Tiffany seperti orang yang linglung.

Bayu menggelengkan kepalanya lemah. Menarik tangan pacarnya yang hendak melangkah keluar kamar.

Tiffany menghela nafas panjang sebelum menatap Bayu.

"Ayo", katanya sekali lagi dengan senyum yang sangat menyedihkan.

Tak kuasa, Bayu lantas menarik Tiffany dalam pelukannya.

"Mereka bakal bunuh kamu. Aku nggak hanya kehilangan anak, tapi aku juga akan kehilangan kamu. Aku gak mau itu terjadi", ucap Bayu dengan lirih. Mengelus surai coklat panjang Tiffany yang bergelombang.

Tiffany memejamkan matanya seraya meremas kemeja Bayu dengan kuat.

Tidak apa-apa dirinya sudah biasa diusir dan dimaki.

"Let's try", sahut Tiffany dengan pelan. Dirinya juga tidak yakin. Namun demi anaknya Tiffany rela melakukan apa saja.

"Aku gak akan bisa apa-apa kalau lihat kamu didorong, di maki. Aku gak kuat lihatnya. Dan aku enggak mampu nolong kamu", tambah Bayu tanpa menggubris ajakan Tiffany, "Aku mohon, mengertilah."

Tiffany menatap kosong ke kamar yang gelap. Hanya cahaya bulan yang menyinari mereka berdua. Redup seperti hatinya.

"Lalu bagaimana dengan kami", Tiffany berujar lirih.

Bayu terdiam cukup lama. Mencium rakus aroma perempuannya yang mungkin untuk terakhir kalinya.

"Carilah laki-laki lain. Lelaki yang pantas untuk menjadi Ayah anak kita", balasnya setelah terdiam untuk beberapa saat.

Tiffany membeku. Kata-kata Bayu sukses membuat jantungnya berhenti berdetak. Seperti seluruh syaraf tubuhnya terputus.

"Bahagia lah dengannya."

"Jahat!", Tiffany melepaskan pelukan mereka dan mendorong Bayu menjauh. Menatap tak suka laki-laki yang tersenyum miris.

"Bukan hanya jahat, aku juga pengecut. Iyakan?", Bayu menertawakan dirinya sendiri. Menertawakan ketidakmampuannya untuk lebih tegas dengan pilihannya.

Tiffany memalingkan wajahnya. Dirinya tahu ini juga sulit bagi kekasihnya itu.

"Pergilah. Bulan depan aku akan menikah."

Tiffany melototkan matanya mendengar informasi yang membuatnya bak disambar petir.

Disini ia tengah bingung tentang anak mereka. Sementara Bayu sedang menyiapkan pernikahannya?.

Sialan. Berani-beraninya cowo itu.

"Aku bisa apa", potong Bayu cepat sebelum Tiffany bisa memprotes.

Bayu meluruhkan badannya ke lantai, "Aku gak dikasi pilihan selain menerima", tambahnya seraya menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Lelaki pengecut seperti aku enggak pantas buat kamu Fan. Kamu berhak dapat yang lebih", Bayu menatap lemah Tiffany yang berdiri menangis.

Menggelengkan kepalanya Tiffany berjongkok dihadapan Bayu, "Kamu yang aku mau."

"Tapi Tuhan enggak mau kita bersatu Fan."

Tiffany memeluk Bayu dengan terisak hebat. Menangisi hubungan percintaannya yang bernasib durjam.

"Kalau dia udah lahir, kasih dia nama belakang ku ya Fan. Kabari aku juga ya."

Tiffany semakin tergugu. Memeluk erat kekasihnya.

Kenapa Tuhan. Kenapa harus mereka yang menerima akibat dari dendam yang tak jelas ini.

"Pulang lah Fan, sebelum Ayah ku datang", Bayu melepaskan belitan tangan Tiffany dari lehernya. Mengajak perempuan itu untuk berdiri.

Lalu dengan satu kaki yang tertekuk Bayu menyamaratakan wajahnya dengan perut Tiffany.

Berujar pelan di hadapan anaknya, "Hai, ini Papa. Salam kenal. Jangan benci Papa ya."

Tiffany tak kuasa menahan tangisannya. Iya menangis sejadi-jadinya. Ini sungguh tidak adil.

"Bantu Mama milih Papa baru yang baik buat kamu dan Mama. Okei", Bayu mengecup pelan permukaan perut Tiffany yang terbalut gaun selutut.

Kembali berdiri dan melayangkan satu kecupan di kening perempuan yang sedang mengandung anaknya.

"Bahagia ya. I love you so much."

Air mata Bayu jatuh begitu saja dengan senyuman tulus yang terpatri di wajah nya yang manis.

"Ja-jadi kita usai?", Tiffany ingin memperjelas hubungan mereka.

Bayu mengelus rambut Tiffany, "Di kelahiran selanjutnya kamu milik aku."

Tiffany mengangguk paham.

"Selamat buat pernikahannya. Doa terbaik buat kalian", setelah mengatakan itu Tiffany bergegas keluar dari apartemen Bayu.

Fisik dan hatinya sama-sama tak siap jika harus berada disana lebih lama.

Bukan rumah yang ia dapat. Justru pengusiran.

Akhirnya hubungan yang dibina dua tahun berakhir begitu saja. Meninggalkan dirinya dengan malaikat kecil yang tak bersalah.

Dendam keluarga lah pemenangnya.

Namun tak apa. Ditolak di keluarga salah satu orang tua itu sangat menyakitkan. Dirinya lebih paham dari siapapun.

Sedari kecil Tiffany selalu mendapat penolakan dari keluarga ibu nya. Dan sekarang pun ia ditolak oleh keluarga kekasihnya.

Tiffany tak akan membiarkan anaknya bernasib sama seperti dirinya.

"Tanpa seorang Papa pun kita pasti bahagia", Tiffany mengelus pelan perutnya seraya menatap jalan raya.

Apa yang paling menyedihkan di dunia ini?.

Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada dua insan yang saling mencintai tapi tidak bisa bersatu.

Kisahnya seperti lirik salah satu lagu milik penyanyi kondang tanah air.

Segala cara telah ku coba

Pertahankan cinta kita

Selalu ku titipkan dalam doaku

Tapi ku tak mampu melawan restu

Lebih baik berakhir daripada harus terus-terusan mendapat penolakan.

...🌻🌻🌻...

Siapa yang dulu penasaran dengan cowo yang sudah menghamili Tiffany.

Nah ini orangnya👇

Bayu Prambudi Anarghya

Maaf ya kalau belum dapat feel-nya. Semoga sukaa, jangan lupaa like nyaa. Tenkyuuu💋

^^^27 Oktober 2023^^^

Terpopuler

Comments

irish gia

irish gia

lelaki gak ada akhlak...gituan nya gak mikir bakalan hamidun...disuruh digugurin udah gt dia kiwin sama cewe lain
dibunuh juga keenakan, tinggal modyar... mending di siksa...si Otong nya diiris iris biar gabisa beranak Pinak lagih
kezeeel
ada ya lakik modelan ginih
nauzubillah himindzalik

2023-11-21

1

Naviah

Naviah

Cara mencintai yang salah tanpa ikatan yang sah menyerahkan dirinya sesuatu yang harusnya dijaga, dan seorang anak yang tidak berdosa yang jadi korbannya

2023-11-07

1

Edah J

Edah J

makanya cinta sih cinta tp kita harus menjaga Marwah kita toh pada akhirnya wanitalah yg paling merugi sangat malah😟

2023-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!