Ucapanku terpotong dengan kalimat dari seseorang yang tidak terpikirkan olehku sebelumnya.
Suamiku Pak Toni yang tidak pernah berbicara denganku sebelumnya tiba-tiba mengeluarkan suaranya untuk mengajakku pulang dari jarak 10 langkah.
Kenapa tidak ada pesan dulu, biasanya juga kan sungguh nunggu beberapa lama baru dia datang, tapi giliran ada kejadian romantis seperti barusan,,
"Aaaaah.. Menyebalkan!!!" teriakku di dalam hati.
Sebenarnya Entah sejak kapan dia berada di sana dan apakah dia tau apa yang barusan dikatakan oleh Reno? Kenapa aku merasa kepergok sedang selingkuh.
Padahal Pak Toni tidak pernah menganggap aku ada sebelumnya.
Kemudian Pak Toni berjalan dengan gagahnya seperti biasa menuju ke arah kami lalu berkata hal yang mengagetkanku.
"Kamu bisa menjelaskan hubungan kalian nanti, tapi sekarang anak dan mertuamu sedang mencemaskan keadaan mu di rumah."Lanjutnya seraya menarik tanganku kemudian setengah menyeretku untuk pulang meninggalkan Reno tanpa memberikan kesempatan kepadaku untuk memberikan penjelasan kepadanya sang penyelamat dari negri dongeng.
sebelum masuk mobil Pak Toni aku mencoba memberanikan diri untuk menjelaskan.
"Ak Aku tidak mengenal dia sama sekali." Ucapku sedikit teriak membuat genggaman tangan Pak Toni terlepas dan berbalik ke arahku.
"apa yang aku katakan barusan?" Ucapku dalam hati, Padahal kan dia tidak akan peduli sama sekali.
Aku menunduk malu karena merasa telah berpikir kalau pak Toni benar-benar ingin tahu penjelasan dariku.
Padahal nyatanya setelah itu dia kembali acuh naik ke mobil tanpa ekspresi seperti biasanya.
Di dalam mobil, Pak Toni tidak berbicara denganku lagi.
Hingga sampai di rumah, dia berbincang kepada ibunya yang sengaja datang untuk melihat keadaanku, lalu pergi meninggalkan rumah untuk melanjutkan pekerjaannya di kantor.
Ternyata penjelasan yang diminta olehnya tadi hanya pormalitas seperti biasa.
Aku yakin setelah ini dia tidak akan berbicara denganku lagi.
Hais aku terlalu kepedean sih, toh Pak Toni tidak pernah memikirkan hubungan antara aku dengan dia itu sebagai pasangan sama sekali.
Saat jam menunjukkan pukul setengah 12 malam aku semakin yakin kalau kehadiranku tidak berkesan sama sekali untuk Pak Toni.
Dengan demikian jika aku meminta cerai kepada Pak Toni mungkin dia akan setuju.
Kalau begitu aku akan menunggu kepulangannya di ruang utama.
Sekarang juga aku harus berani untuk meminta cerai darinya agar aku bisa menjalani kisah asmaraku sendiri.
Sambil menunggu Pak Toni si gunung es itu aku menyalakan TV tanpa volume, dan menyiapkan beberapa cemilan.
Lalu perhatianku tertuju pada album poto yang berbaris rapi di dalam lemari kaca di bawah TV.
Aku kembali melihat lembaran poto sepasang kekasih yang saling mencintai itu, dimana pak Toni nampak sangat bahagia bersama mendiang istrinya.
Di tempat yang berbeda dan begitu indah dan romantis, dengan penuh rasa cinta, sosok dalam poto itu menyombongkan keromantisan mereka.
Selang beberapa saat kemudian terdengar suara mobil yang masuk pintu gerbang berhenti di depan rumah dan lanjut ke belakang rumah.
Aku pun menutup album poto tersebut.
Kemudian suara pintu utama pun terbuka dan nampaklah Pak Toni yang masuk dengan menarik dasinya agar sedikit longgar, matanya yang menunduk masih belum menyadari keberadaanku, dia nampak begitu lelah setelah bekerja seharian.
Tiba saat Pak Toni melewati kursiku dia berhenti sejenak melihat kearahku sebentar dan melanjutkan perjalanannya menuju ke lantai atas.
Memang tidak peduli seperti biasanya.
Namun ketika dia telah menuju beberapa anak tangga aku memberanikan diri untuk berbicara.
"Pak Toni, aku mau cerai !!"Ucapku dengan nada sedikit tinggi tapi dengan volume yang rendah.
Brak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments