Tiba-tiba Koper kecil yang di tenteng pak Toni terjatuh dan langsung terbuka sehingga semua isinya keluar.
Beberapa berkas dan 2 buah laptop tidak berhenti berhamburan di atas anak tangga tersebut hingga akhirnya berada di lantai paling dasar.
"A aku..."
Ucapku tergagap tidak tahu harus berbuat apa, masalahnya aku selalu dilarang untuk menyentuh barangnya.
Pak Toni mengambil semuanya dan memasukkan mereka kedalam kopernya tanpa berkata sepatah katapun.
Lalu dia hendak beranjak kembali menaiki tangga tanpa menghiraukanku.
"Aku cemburu kepada Mendiang nyonya Sonya, dimana ada seorang lelaki yang begitu mencintainya hingga setelah meninggalpun lelaki itu tidak pernah mengkhianatinya!? Ak..Aku juga ingin mengalami diperhatikan pasangan, memiliki poto kenangan saat kencan saat pacaran diperhatikan saat terluka, saat sakit Aku.. ak Aku..."Ucapanku terhenti saat melihat Pak Toni tiba-tiba memegang keningnya seperti sedang kesakitan, lalu dia menelepon sekertarisnya.
"Dua rapat utama besok di cancel ya, terus laptop ku cariin ganti, laptopmu juga."
Sambil berdiri Aku hanya bisa menundukkan kepalaku karena merasa bersalah dengan apa yang terjadi barusan.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, setidaknya aku sudah mengatakan apa yang ingin aku katakan.
Aku mematikan TV kemudian beranjak naik ke lantai atas menuju tangga melewati Pak Toni yang sedang memperhatikan gerak gerikku dari tadi.
Tiba di tengah tangga aku berbalik melihat ke arah Pak Toni karena penasaran, apakah dia masih memperhatikanku.
Tapi apa yang aku saksikan membuatku sedikit terkejut.
Pak Toni sedang mengambil album poto yang aku letakkan di atas meja barusan.
"oh.. Mau bernostalgia ya, silahkanlah! lagian kamu memang tidak pernah menganggap aku ada, yang ada cuman dia yang di dalam poto itu, masa lalu yang indah."batinku kesal.
Namun saat aku pikir dia akan membuka album itu, ternyata hanya menaruh kembali di atas meja tanpa membukanya terlebih dahulu.
Lalu sepertinya dia akan beranjak pergi ke arah tangga juga, seketika aku langsung berbalik dan sedikit berlari melanjutkan langkahku ke kamar utama agar tidak berpapasan dengan Pak Toni.
Sesampainya di kamar utama yang seharusnya ada aku dan pak Toni sebagai suamiku, tapi kenyataannya aku selalu tidur sendirian dengan melihat poto pernikahan yang berukuran besar, di dalam poto itu berdiri Pak Toni dan mendiang istrinya yang memenuhi dinding kamar.
Aku tidak bisa menyalahkan mendiang nyonya Sonya yang begitu dicintai, tapi aku benci Pak Toni yang memelihara masa lalunya tanpa menganggapku Ada.
Air mataku tiba-tiba mengalir, padahal dulu walaupun sakit tapi tak sampai menangis, sebenarnya apa yang terjadi padaku.
Saat aku melihat sosok lelaki dalam poto itu menyombongkan kebahagiaannya, tanpa sadar tanganku sudah mengambil lampu tidur dan melemparkannya ke arah Poto itu, toh jaraknya jauh dari ujung ke ujung kamar, kan mana mungkin sampai.
Tapi ternyata perkiraanku salah karena sesaat kemudian.
Prak.
Prang.
Deg
Lemparanku mengenai sasaran tepat pada gambar wajah Pak Toni. bingkai kaca yang melindungi poto tersebut retak menghancurkan gambar muka pak Toni sialan. Berpusat dari gambar wajah Pak Toni, ratusan retakan kaca menyebar ke seluruh permukaan poto tersebut, dan nasib lampu tidur yang aku lemparkan dari jarak 6 meter itu jatuh dari ketinggian 2 meter berserakan dengan serpihan kaca yang entah menjadi berapa ratus keping.
Karena terkejut Aku menutup mulutku agar tidak berteriak. Sekarang aku sadar telah melakukan kesalahan besar.
"Semoga saja tidak ada yang mendengar keributan di kamar ini."batinku.
Dengan keadaan panik aku berlari menuju serpihan kaca yang berserakan dan mengumpulkannya dengan tangan telanjang, jantungku berdegup kencang, bagaimana jika Pak Toni tahu tentang Poto pernikahan pertamanya sudah hancur seperti ini, tidak, dia tidak pernah masuk ke kamar ini terkecuali saat ibu mertuaku menginap di sini dan itu pun cuma 2 kali seumur pernikahanku ini.
Pasti tidak akan terjadi apa-apa untuk sekarang, besok aku akan bolos sekolah dan memperbaiki kerusakan Poto itu. Iya pasti ada jalan.
Namun saat Aku fokus sedang mengumpulkan serpihan kaca dan memikirkan rencana untuk besok.
Tiba-tiba ada yang menarik tanganku.
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments