2 Jatuh cinta pada pandangan pertama

Dalam keadaan terduduk setengah terbaring dipinggir jalan itu mataku terpesona oleh kecantikan wajah pria itu, seolah waktu berhenti dan suara bising kendaraan yang lalu lalang hilang entah kemana aku sungguh terpesona dengan kulit putihnya, bibir ranumnya, hidung mancungnya, mata jernihnya, dan rambut hitamnya.

Apakah ini adalah penjelmaan Malaikat pencabut nyawa? Kenapa begitu tampan?

"Ini tipe aku banget."Hatiku berbicara.

Setelah beberapa lama terjerat dalam pesona pria mempesona, aku baru sadar sesaat kemudian setelah entah berapa lama pria dihadapanku ini mengguncang tubuhku dengan memegang keras kedua lenganku.

"Hei nona apa kamu tidak apa-apa!?"teriaknya keras.

Aku terperanjat dan seketika aku kembali ke dunia di pinggir jalan dimana suara kendaraan bermotor terhenti akibat ada mobil yang keluar jalur.

"aku baik-baik saja."jawabku sedikit menunduk malu karena baru sadar telah melongo seperti orang idiot, aku merasakan suhu mukaku naik sepertinya sudah merah semerah tomat karena malu, ini memang sungguh memalukan.

Ternyata suara klakson berbunyi bergantian akibat adanya kemacetan, sungguh memekakkan telinga.

Aku berpikir lalu kemana pendengaranku barusan saat...

"Hei sikutmu berdarah!"teriak pria itu seraya menggendongku tanpa bertanya terlebih dahulu.

Aku pun tak sadar dengan sikutku itu sehingga aku menyentuh dengan tanganku sendiri rupanya seragam lengan panjangku pun sudah robek.

Aku tidak tahu apa tujuan pria ini menyamar, dan kini aku sedang di dalam mobil mahal yang sama seperti mobil suamiku.

Lalu berhenti di depan rumah sakit terdekat.

Pikiran ku masih melayang nggak bisa mengerti apa sebenarnya yang terjadi sekarang.

Deg

Aku baru teringat jika ada sesuatu harus menghubungi suamiku, kalau tidak ibu mertuaku akan mengomelinya nanti.

"Pak Toni, aku terjatuh dan sekarang ada di rumah sakit Tiara."ketik tanganku dalam chat untuk suami palsuku.

Pasti dia akan datang walaupun dengan sangat amat terpaksa.

dan sebentar lagi pasti sekertarisnya akan membalas chat ku dengan hp nya karena perintah bosnya, kadang suruh nunggu 3 jamlah kadang nunggu sampai malamlah.

Setelah perawatan aku hendak bertanya kepada seorang penyelamat yang mengantarku ini, tentang apa maksudnya berpenampilan seperti pengemis.

Namun sebelum ada satupun kalimat yang keluar dariku dia duluan menceritakannya padaku.

Saat aku duduk di kursi tunggu rumah sakit,dia sengaja berlutut dihadapanku.

"Syukurlah kamu tidak apa-apa, aku sangat cemas dengan keadaanmu, kenalkan namaku Reno, aku sedang mencari calon istri dan setelah beberapa waktu ini aku rasa kamu sesuai dengan yang saya inginkan sebagai seorang istri, mungkin ini terlalu mendadak tapi kita bisa menjalaninya pelan-pelan setelah kita sudah resmi menjadi sepasang suami istri, jadi maukah kamu menikah denganku? tentunya setelah lulus sekolah."penjelasan yang singkat dan to the poin banget, tapi aku suka.

Hatiku sangat senang mendengar ucapan orang dihadapanku ini, ternyata memang benar, tidak ada rasa cinta sama sekali antara aku dan pak Toni, dulu awalnya aku sedikit sakit hati atas perlakuan Pak Toni yang selalu mengacuhkan kehadiranku, tapi kini entah kenapa aku merasa rupanya dulu bukan cinta tapi sebatas ingin melakukan hal yang sesuai sebagai seorang istri namun semua itu salah, karena aku yakin sekarang inilah aku merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama, dan lidahku hampir menjawab ya jika sesuatu tidak terjadi kemudian.

"aku..." Tiba-tiba Ucapanku terpotong.

"Ayo kita pulang!"Suara rendah dengan nada mendominasi itu datang tiba-tiba seperti hantu.

Deg

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!