Sesampainya Nayna di rumah, ternyata sudah ada yang menunggu kepulangannya.
"Oh, jadi begini kelakuannya, wanita tidak jelas asal usulnya. Seharusnya berada di rumah, menunggu suami pulang, bukan malah keluyuran seperti ini,"
Namun, Nayna tak menghiraukan perkataan tersebut. Dia terus melangkah, membukakan pintu, dan berkata, "Silahkan masuk, kita bisa berbicara di dalam saja ma."
Raditya dengan sang Mama memang sudah menunggu kepulangannya sejak tadi, Raditya merasa heran kemana perginya Nayna. karena seingat Raditya Nayna tidak pernah keluar kemana pun selama mereka menikah, kecuali berbelanja untuk keperluan dapur.
Raditya yang dari tadi hanya diam saja tampak heran melihat perubahan sikap sang istri. Biasanya Nayna akan menatap penuh dengan cinta , namun sekarang tatapan itu tergantikan dengan tatapan kebencian.
"Darimana kau membawa anak ku Nay, kau apakan dia?" Tanya Raditya
Nayna hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan sang suami dia terus saja berjalan menuju kamar mereka.
"Nayna jangan menguji batas kesabaran ku, jawab pertanyaan ku dari mana kau membawa anak ku?". Tanya Raditya lagi
"Biarkan aku membawa Zyan ke kamarnya terlebih dahulu, lalu kita bisa berbicara," jawab Nayna.
Mama Raditya ikut bicara, "Jangan kau bawa cucuku kemana-mana. Kami datang ke sini untuk mengambil cucuku, dan aku akan menceraikanmu."
Nayna mendengar semua itu dengan kejutan. Dia tidak akan membiarkan anaknya dibawa begitu saja.
"Baiklah, jika begitu, biarkan aku mengganti popoknya terlebih dahulu. Zyan pup selama perjalanan pulang," kata Nayna.
"Hais, sebagai seorang ibu, kenapa kau begitu ceroboh merawat anakmu? Aku semakin yakin untuk membawa Zyan bersamaku. Sekarang, cepat ganti popoknya, dia pasti tidak nyaman," kata mama Raditya.
Nayna tanpa menjawab terus masuk ke dalam kamar.
"Raditya, lihatlah tingkah laku istrimu. Benar-benar perempuan yang tidak tahu bersyukur. Sudah baik dinikahi olehmu yang berasal dari keluarga konglomerat, tapi malah berperilaku seperti ini," omel mama Raditya.
"Sudahlah tak perlu mengomeli aku, lagian aku akan segera menceraikan wanita pembawa sial itu".
"hahah... kau benar nak, Nayna itu memang anak pembawa sial."
Di dalam kamar, Nayna menidurkan Zyan di box bayi. Dia berbohong tentang pupnya Zyan, untuk melindungi anaknya. Dia tidak ingin anak yang telah dia kandung selama sembilan bulan, yang dia lahirkan tanpa bantuan suaminya, dibawa pergi begitu saja. Meskipun ketika Zyan sudah lahir, Raditya jarang sekali menggendong anak itu. Nayna benar-benar tidak rela anaknya diambil oleh mereka dengan mudah.
Nayna segera mencari pnselnya dan mencoba menghubungi teman karibnya, Maya. "Maya, aku butuh bantuanmu. Mereka mencoba mengambil Zyan dariku," ucap Nayna dengan nada cemas.
Maya, yang segera merasa prihatin dengan situasi ini, menawarkan bantuan. "Tenanglah, Nayna. Aku akan segera datang. Sementara itu, cobalah untuk berbicara dengan mereka dan menunda kepergian Zyan."
"Ya memang itu yang ku inginkan. Masuklah dari pintu samping yang langsung terhubung dengan kamar ku ini May, segeralah bawa anak ku pergi dan aku akan menjemputnya nanti". Jelas Nayna kembali
"Baiklah Nay, aku akan segera kesana. Berhati-hatilah pada keluarga aneh itu".
"Hemm".
Setelah memastikan sang anak aman, Nayna juga menyediakan susu yang di letakan bersama tas bayi anaknya. Nayna pun langsung keluar dari kamar dan mengunci kamarnya.
Mama Ayu Ratih yang melihat Nayna keluar kamar sendirian tanpa Zyan pun tampak sangat marah.
"Dimana cucuku? mengapa tidak kau bawa keluar?". Tanya nya
Nayna hanya menanggapi pertanyaan itu dengan senyuman, lalu Nayna segera menuju dapur untuk menyiapkan minuman untuk mertuanya. Ini adalah pelayanan terakhir untuk sang mertua dan suaminya.
"Silahkan di minum ma, mas Raditya". Ucap Nayna dengan senyum lembutnya
Senyum yang dulu sempat membuat Raditya merasa kagum kepada sang istri
"Aku tidak ingin meminum nya, pasti sudah kau campurkan racun kan". Tuduh sang mertua
Lagi-lagi Nayna hanya merespon dengan senyumamnya, tetapi mampu membangkitkan emosi mertuanya itu.
"Sudah mana cucuku, aku tidak butuh minuman itu. cepat berikan cucuku itu".
"Maaf ma, tetapi Zyan sedang tertidur. Zyan setelah ku gantikan popok dan minum susunya, ia kembali tertidur. Jadi aku tidak tega untuk membawanya keluar".
"Halah,,, itu alasan mu saja kan. Sudah cepat bawa kesini" perintah sang mertua
"Biarkan Zyan tertidur dulu ma, kasian jika Zyan jika mendengar ibu nya akan aku ceraikan ". ucap Raditya dengan bangganya
"Kalau begitu segera cerai aku, mas Raditya. Aku menunggunya". Jawab Nayna dengan tegas
"Hey,,,, wanita pembawa sial yang tak jelas asal-usulnya, mengapa kau sangat bahagia sekali mendengar anak ku ingin menceraikan mu. Apa sudah ada pria kaya yang menjadi target mu selanjutnya". Tanya sang mertua
Nayna tetap tersenyum dan tenang saat menjawab pertanyaan mertuanya "Kalau memang ada aku sangat bersyukur dan ku harap pria itu adalah pria yang bertanggung jawab dan tidak kasar terhadap wanita".
Raditya yang mendengar jawaban dari mulut Nayna pun, langsung tersulut emosinya.
" Baiklah Nay, jika itu mau mu. Aku akan segera mewujudkannya".
"Ya silahkan mas".
"AKU RADITYA MAHENDRA WIRATMAJA DENGAN SADAR MENALAK NAYNA AMELIA, SEKARANG KAU BUKAN ISTRIKU LAGI".
Nayna yang mendengar ucapan Raditya pun langsung lega, karena akhirnya ia terlepas dari penyiksaan ini.
"Terimakasih kau telah membebaskan diriku". Ucap Nayna dengan tersenyum lembut pada Raditya
"Dan sekarang kau juga bukan menantu ku lagi, Jadi sekarang cepat kau berikan Zyan kepada ku. Aku tak ingin cucuku di asuh oleh seorang wanita pembawa sial dan tak jelas asal usulnya." Ucap Ayu Ratih
Sakit dan sangat sakit bila Nayna mendengar semua penghinaan itu kepada dirinya. Tapi, Nayna harus menahan semua sakit itu. Ada saatnya untuk membalas semua penghinaan itu.
"Benar,, segera berikan Zyan kepada kami dan tinggalkan rumah ini. Karena rumah ini adalah miliku". Ucap Raditya juga
"Untuk rumah ini, tidak kah kau ingat mas bahwa rumah ini adalah hasil kerja payah ku sendiri dan surat rumah ini juga atas namaku sendiri. Jadi kamu tidak ada hak atas rumah ini". Jelas Nayna dengan suara yang begitu lembut
"Sudahlah Raditya, kau tidak perlu mempermasalahkan rumah jelek ini. Kita bisa membeli rumah ini sebanyak yang kita mau"
"Baiklah ma. Sekarang segera berikan Zyan kepada ku, Nay. "
"Tidak akan aku berikan Zyan kepada kalian! Sudah cukup kalian menyakiti hatiku, dan kau, Mas Raditya, apakah kau tidak sadar dengan semua yang kau lakukan padaku? tidak cukupkah kau menyakiti fisikku juga? Kini, kalian juga ingin mengambil anakku! Di mana otakmu, Mas? Aku yang mengandung Zyan selama sembilan bulan, aku yang berjuang sendiri saat melahirkan, bahkan setelah Zyan lahir, aku bisa menghitung berapa kali kau melihat dan menggendong anakmu itu. Kini dengan mudahnya, kau ingin membawa Zyan bersamamu. Sungguh luar biasa pemikiran mu,mas Raditya." Ucap Nayna dengan lembut namun penuh penekanan
Raditya yang mendengar penuturan dari Nayna, tersebut membuat dirinya terdiam dan memikirkan perkataannya. Sebegitu kejinya kah dirinya terhadap anaknya sendiri, benar-benar tidak pantas di sebut orang tua.
"Sudahlah Raditya, enggak usah kamu dengar ucapan wanita pembawa sial ini, dia mengatakan itu agar kita tidak membawa Zyan."
.
.
.
Mohon dukungannya kakak-kakak pembaca sekalian 😘
Maaf banyak typo, mohon kritik dan sarannya para pembaca sekalian 😘🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments