Setelah beberapa menit kemudian sampailah Nayna dengan sang anak yang di gendongnya di perusahaan Fandi. Nayna tampak menyapa karyawan yang bekerja, dulu sebelum menikah Nayna sering mengunjungi perusahaan Fandi ini, karena dulu mereka sama-sama berasal dari panti asuhan. Beruntungnya Fandi di angkat oleh salah satu anggota kepolisian yang telah di tinggal tiada oleh anak mereka.
Ahmad Rafandi mendirikan perusahaannya di bidang hukum, atas dari kerja keras sendiri dan memberinya nama Firma Advokat Rafandi.
"Mau bertemu tuan Fandi ya , mbak Nay? " tanya sah satu karyawan
"Ya benar mbak, apakah kak Fandi ada di dalam mbak ?"
"Ada kok mbak Nay, tuan tadi juga berpesan kalau Mbak Nay sudah sampai langsung ke ruangan tuan Fandi. Begitu Mbak Nayna, jadi silahkan saja langsung ke atas mbak!!"
"Baiklah, terimakasih mbak. dan selamat bekerja".
"iya mbak Nay yang cantik". ucap sang karyawan Sambil tersenyum
Nayna yang mendengarnya pun hanya menggeleng, sewaktu Nayna belum menikah dengan Raditya, ia selalu di gadang-gadang sebagi istri dari bos mereka. Ternyata itu tidak terjadi, pupus sudah harapan mereka untuk mendapatkan nyonya yang baik dan tentunya cantik.
"Selamat pagi om Fandi". sapa Nayna sambil membuka pintu ruangan kerja Fandi
Fandi yang mendengar suara dari Nayna pun tampak langsung melihat ke arah pintu.
"Nayna,,, ayo silahkan duduk dulu!! Mengapa kau bawa Zyan untuk ikut ke sini Nay,??"
"Aku tidak bisa meninggalkannya pada orang lain kak, jadi aku akan membawa anak ku".
"Ya aku mengerti Nay, tapi kau bisa menghubungi ku untuk menjemputmu, kalau terjadi apa-apa dengan Zyan bagaimana ?" Jelas Fandi dengan nada khawatir
"Jadi hanya Zyan saja yang di khawatirkan ini, aku nggak begitu kak,,??"
"Ya kau juga Nayna bawel". ucap Fandi sambil mengacak-acak rambut Nayna.
"Jangan di acak-acak kak, aku sudah sudah payah merapikannya". sambil menahan sakit di dahinya
Fandi dengan penuh keheranan bertanya, "Nay, mengapa kamu tiba-tiba memakai poni? Apa yang kamu sembunyikan dariku?"
Nayna merasa canggung dan mencoba mengelak, "Oh, ini hanya gaya rambut baru. Aku pikir akan menyegarkan penampilanku."
Namun, Fandi tahu ada yang lebih dari itu dan bersikeras, "Nay, aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah luka di dahi itu?"
Nayna merasa terjebak, dan akhirnya, dengan wajah serius, ia berkata, "Baiklah, kak Fandi . Aku akan memberitahumu semuanya dan maksud tujuan aku kemari juga berkaitan dengan luka ini kak".
"cepat jelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang melakukan semua ini kepada mu, Nay?"
Sebelum menjawab semua pertanyaan Fandi, Nayna menarik nafasnya dalam-dalam.
"Semua ini yang melakukannya adalah Raditya Mahendra Wiratmaja suami ku sendiri kak, dan aku kesini untuk meminta pertolongan kepada kakak, untuk mengurus perceraian ku dengannya kak". Jelas Nayna dengan tersenyum
Ia Tak ingin terlihat sedih di depan Fandi, karena Nayna telah menganggap Fandi sebagi kakaknya.
Fandi terdiam sejenak, ekspresinya bercampur antara keterkejutan dan kebingungan.
"Coba jelaskan detail masalah kalian apa Nay, agar aku dengan mudah membantu mu".
Nayna pun mengangguk dan tersenyum. Ia pun langsung menjelaskannya dengan perlahan dan tanpa ada yang di tutup-tutupi oleh Nayna. Bahkan Nayna memiliki bukti kekerasan yang di lakukan Raditya.
Pada Malam terakhir Raditya pulang kerumah, Nayna menyalakan kamera guna untuk mengabadikan momen bahagianya. karena setiap ada masalah dan Nayna ingin memperbaikinya , ia selalu merekam hal tersebut. Namun bukan momen kebahagiaan yang ia dapat tapi, sakit yang luar biasa.
"Aku juga memiliki bukti Raditya menyakiti fisik ku kak". ucapnya sambil menyodorkan flashdisk kepada Fandi
Fandi yang mendengar tersebut hanya diam saja, ia tampak menahan amarahnya. Fandi juga tak sanggup untuk melihat rekaman tersebut. ia benar-benar tak sanggup gadis kecilnya di hajar oleh sang suami.
"Aku ingin kak Fandi segera membantu ku menyelesaikan masalah ini, aku sungguh tidak ingin terus-menerus di siksanya kak".
"Kamu tenang saja Nay, secepatnya aku akan mengurus semua ini. apakah kau ingin Fandi masuk ke penjara juga Nay, aku akan senang hati melakukannya." tanya Fandi dengan wajah yang sangat serius
"Tidak perlu kak, aku hanya ingin hak asuh anak ada di diriku dan aku ingin rumah itu juga menjadi milik ku kak. karena rumah itu hasil kerja ku sendiri" Jawab Nayna
"Baiklah Nay, akan kakak lakukan dengan sebaik mungkin. Dengan adanya bukti rekaman ini dan bukti visum dokter akan sangat mudah bercerai dengannya dan kau akan mendapatkan hak asuh Zyan" jelas Fandi
*maaf ya kalau author kurang jelas menuliskan tentang hukum perceraian ini, mohon saran dan masukannya*
"Terimakasih kak Fandi , aku bergantung pada kakak". ucap Nayna sambil tersenyum
"Jangan terus tersenyum Nay saat kau terluka seperti ini, menangislah jika kau ingin menangis."
Nayna yang mendengar perkataan dari Fandi pun hanya tersenyum saja.
"Air mata ini sudah kering kak, ia tidak akan bisa keluar lagi untuk menangisi laki-laki brengsek itu. Jadi kak Fandi jangan khawatir, ku rasa kak Fandi tau bagaimana diri ku ini. Aku hanya menghargai Raditya sebagai seorang suami, makanya aku tidak pernah membalas semua perbuatannya kak". Jelas Nayna yang masih tetap tersenyum terus.
"Ya.. ya.. kakak tau, kau adalah wanita yang kuat dan mandiri. kakak tidak akan mengkhawatirkan kau lagi, tetapi jika dirimu sudah lelah menangis lah Nay, menangis tidak akan membuat mu lemah."
"Ya,,, om Fandi yang cerewet, mamaku tak akan menangisi lagi pria brengsek itu, Om." ucap Nayna yang menirukan suara sang anak, tampak Zyan yang sudah terbangun pun langsung tertawa.
"Lihatlah bahkan Zyan mendukung mu, Nay. "
"Jelas Zyan mendukung ku kak, karena aku akan menjadi ibu sekaligus ayah untuknya nanti, kak Fandi". Jawab Nayna dengan penuh semangat
"Apakah setelah bercerai dengan Raditya, kau tak ingin mencari lagi pengganti suami mu, Nay?"
"Aku belum memikirkannya kak, kalau Kakak punya kandidat nya boleh lah kenakalan pada diriku kak". Jawab Nayna dengan sedikit bercanda
"Apakah kau tak melihat ku sebagai seorang pria yang menyukai karena cinta, Nay? mengapa harus mencari orang lain lagi?". tanya Fandi
Lagi-lagi Nayna hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Fandi, "Ku rasa kakak tau jawaban aku apa dan itu tak akan berubah kak. kau akan tetap menjadi kakak ku"
"Apa tidak ada kesempatan untuk, Nay?"
Nayna hanya tersenyum tanpa mau menjawab pertanyaan Fandi. "kalau begitu aku pamit pulang dulu ya kak?? Ada yang mau aku kerjakan lagi kak". ucap Nayna berpamitan dengan Fandi
"Ayo aku antar aja Nay, agar aku tidak khawatir kepada kalian!!!"
"Tidak perlu kak, aku kan naik taksi saja. Lagian tidak baik di lihat orang kak, karena aku masih istri orang" jelas Nayna
Akhirnya Fandi menyetujuinya dan hari itu Nayna pulang bersama anaknya menggunakan taksi.
.
.
Sesampainya Nayna di rumah, ternyata sudah ada yang menunggu kepulangannya.
"Oh,,, jadi seperti ini kelakuan dirimu wanita tidak jelas asal usulnya, bukannya di rumah menunggu suami pulang, malah keluyuran tak jelas begini."
.
.
Mohon dukungannya kakak-kakak pembaca sekalian 😘
Maaf banyak typo, mohon kritik dan sarannya para pembaca sekalian 😘🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sumarni Eni
ceritanya bagus thor semangat terus
2023-11-07
1