bab 3

"kamu juga sih, ngapain ngurusin hidup orang", ketus rani pada sahabat nya.

"mau bela niken, sana bela saja gadis murahan itu", sewot aulia dengan masih menahan sakit di lutut nya.

"kamu suka kali sama kak zen, makanya ngomel ngomel ga jelas sama si niken", ujar rani masih membantu sahabat nya mengobati lutut nya.

"najis, sudah kamu pergi saja sana bela saja si niken itu", gerutu aulia menyingkirkan tangan sahabat nya.

"gengsi di gedein, ga dosa juga kali menyukai kak zen, hampir semua mahasiswi bahkan dosen muda menyukai kak zen", ucap rani tampan memasukan ke dalam hati pengusiran aulia.

aulia hanya mendengus kesal, rani terkekeh melihat sahabat nya yang kesal pada nya.

siang hari aulia dan rani berjalan keluar kampus dengan aulia yang di papah rani.

zen menghentikan motor nya di hadapan kedua gadis itu.

nampak wajah rani merona saat zen menghentikan motor nya, rani beranggapan zen ingin berkenalan pada nya.

"apa"?, ketus aulia pada zen yang hanya menatap nya.

"naik", perintah zen sambil menyalakan kembali motor nya.

"ogah", ucap aulia sambil memaksakan kembali berjalan.

zen menatap kesal dan melajukan motor nya pelan dan berhenti di hadapan aulia, zen menarik pergelangan tangan aulia sedikit kencang.

"naik sendiri atau mau di gendong"!, ancam zen pada aulia.

"aku pulang duluan ran", ucap aulia naik ke atas motor zen dengan wajah kesal nya.

rani hanya mengangguk dengan wajah tersenyum menatap zen, semua orang di kampus tau kalau zen sering pulang atau datang ke kampus bersama aulia, tapi semua tak ada yang tau hubungan mereka , semua hanya mengira ngira karena setiap di kampus zen dan aulia nampak seperti kucing dan tikus.

sementara rani tau hubungan kedua nya karena kakak ipar aulia bekerja pada zen.

motor melaju dengan cepat, aulia sedikit kaget dan memegang jaket zen sambil memukul pundak lalaki di depan nya.

"pelan bodoh, aku belum siap mati", teriak aulia sambil memegang pundak zen.

zen sama sekali tak menghiraukan gadis rese di belakang nya.

sesampai nya di rumah aulia, zen masuk meninggalkan gadis itu yang mendengus kesal.

"tidak ber prikemanusiaan", kesal aulia berjalan pelan masuk ke dalam rumah.

"li kamu kenapa"? ucap ibu nisa khawatir membantu putri nya duduk di sopa.

zen nampak acuh dia asik memainkan handphone nya.

"gara gara dia", kesal aulia menatap sinis zen.

zen sama sekali tidak kaget, gadis gila itu selalu mencari gara gara dan selalu menyalahkan nya.

pak arya dan ibu nisa menatap putri nya heran, kedua nya tak percaya aduan putri nya karena tau zen yang selalu di kambing hitam kan oleh putri nya.

bagitu juga dengan andini dan bara tak percaya ucapan adik mereka.

"kalian tak percaya ucapanku"?, kesal aulia pada semua nya.

"memang apa yang nak zen lakukan"?, tanya ibu nisa heran.

"tau lah, dia anak kalian dan aku hanya anak pungut", kesal aulia berjalan pelan masuk ke dalam kamar nya.

ibu nisa yang penasaran menanyakan pada zen, zen hanya menjawab tidak tau karena dia memang tidak tau dan hanya melihat aulia berjalan hendak pulang dengan sudah ke adaan seperti tadi.

beberapa hari kemudian zen dan bara sibuk di bengkel, akhir nya andini meminta aulia mengantarkan makanan untuk zen dan suami nya makan siang.

dengan malas aulia mengantarkan makanan, karena tak mungkin kakak nya yang dalam ke adaan hamil berjalan kaki ke bengkel.

sesampai nya di bengkel aulia menyimpan makanan di ruang karyawan, para karyawan sudah tau siapa aulia karena beberapa kali gadis itu datang ke bengkel.

aulia melihat zen yang tengah sibuk memainkan laptop nya, sementara kakak ipar nya sibuk melayani pelanggan.

dengan iseng aulia berdiri di belakang zen sambil mengelus pundak zen, zen tengah melakukan zoom pekerjaan lain nya sambil memakai handset.

para anak buah zen nampak kaget dan menahan tawa, zen yang baru sadar segera mematikan kamera laptop nya.

zen berdiri dan menarik tangan aulia agar keluar dari ruangan nya sambil menatap tajam lalu kembali masuk ke ruangan nya dan kembali melakukan instruksi pada anak buah nya.

"so sibuk amat, tapi dia sedang apa itu kan bukan zoom mata pelajaran", gerutu aulia sambil berjalan kembali ke ruang karyawan.

aulia tidak langsung pulang karena harus membawa alat makanan yang di bawa nya kembali.

sekitar lima belas menit bara masuk ke ruangan istirahat karyawan dan mulai makan makanan yang di bawa aulia.

"bos sombong kakak ga makan siang"?, tanya aulia sambil menonton film di handphone nya.

belum bara menjawab zen masuk ke dalam ruangan dan duduk di samping bara.

"lain kali jangan asal masuk ke ruangan saya sembarangan"!, ucap zen santai namun dengan nada tegas.

bagi orang lain mungkin akan segan bahkan takut dengan lelaki tenang dan pendiam seperti zen, berbeda dengan aulia yang malah makin senang jika memancing amarah zen.

"maka nya kunci", celetuk aulia menjawab.

"mulutmu yang harus di kunci", jawab zen sedikit terpancing.

bara hanya menggeleng melihat bos dan adik ipar nya selalu seperti ini saat bertemu.

aulia mendengus lalu mengambil piring yang sudah terisi lauk dan nasi di tangan zen.

zen hanya menoleh dan tersenyum sinis lalu berdiri dan kembali ke ruangan nya.

"kamu jangan keterlaluan li"!, ucap bara akhir nya berbicara.

aulia hanya cuek memainkan handphone nya dengan satu tangan memegang piring zen.

bara sudah selesai makan dan kembali ke ruang kasir, hampir setengah jam aulia berdiam diri namun zen tak kunjung kembali.

"apa dia benar benar marah"? batin aulia merasa sedikit bersalah.

aulia berdiri dan berjalan membawa makanan zen menuju ruangan zen.

laki laki itu nampak sibuk melakukan zoom meeting, aulia mengambil satu kursi dan duduk di samping zen.

zen menoleh dan menatap aulia seperti meminta aulia keluar dari ruangan nya.

tapi bukan aulia jika menurut begitu saja, aulia menyendok kan nasi dan lauk lalu mendekatkan ke mulut zen.

zen ingin menolak namun aulia dengan cepat memasukan sendok itu ke mulut zen membuat zen mau tak mau mengunyah dan menelan nya.

aulia tersenyum dan mengulang beberapa suapan hingga zen benar benar menghabiskan nasi dan lauk di piring yang aulia pegang.

aulia menyodorkan gelas, zen pun segera minum dan kembali fokus pada layar laptop nya.

aulia sama sekali tidak bisa mendengar apa yang sedang orang orang bahas bersama zen, karena laki laki itu memakai handset.

aulia tersenyum jahil dengan cepat aulia mengecup pipi zen dan lari keluar ruangan zen.

zen terperanjat kaget.

"aulia", teriak zen kesal.

semua orang di layar laptop kembali menahan tawa melihat zen kesal karena di kecup gadis yang menurut mereka kekasih zen.

Terpopuler

Comments

Tri Susanti

Tri Susanti

wkwkwk..... iseng banget aulia....

2023-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!