Bab 4 (Praya corp)

...happy reading all......

Cilla duduk di teras dengan mata yang jauh memandang bintang bintang yang menghiasi langit malam.

"Ngapain Lo sendirian di sini? Ngelamun Lo?" Tanya Siska yang juga membawa dua gelas kopi dan beberapa potong roti.

"Nggak, nggak ngelamun gue." Kilah Cilla yang membuat Siska mendelik mendengarnya.

"Ya gue percaya." Siska menyeruput kopinya.

"Gue serius, gue tadi cuma lihatin bintang bintang itu, soalnya udah lama gue nggak lihat bintang sebanyak ini. Kalo nggak percaya lihat ke atas tuh." Cilla kembali meyakinkan Siska yang sepertinya belum percaya.

Mendengar itu Siska sontak saja mengarahkan pandangannya ke hamparan langit yang luas di penuhi bintang bintang.

"Ya Allah, Mashaallah." Kagum Siska begitu melihat bintang bintang di langit.

"Hah?" Bengong Cilla menatap Siska dengan tangan yang masih menggantung di depan bibirnya memegang sepotong roti.

"Tunggu, barusan Lo ngucap Sis?" Tanya Cilla dengan heboh.

"Apaan sih." Siska malu malu.

"Lo dapat hidayah di mana? Aaa, sahabat gue udah taubat ya Rabb! Gue bangga sama Lo sis!" Cilla kegirangan membuat Siska semakin malu.

"Lebay Lo ah!" Siska buru buru meminum kopinya. "Ssttt, panas." Siska lupa jika kopinya masih panas hingga menyebabkan lidahnya kepanasan.

"Eh, aduh Lo kalau Salting jangan gini juga kali Sis." Cilla kaget melihat Siska menyemburkan kopi dari mulutnya.

"Si*lan Lo!" Kesal Siska yang membuat Cilla kembali tertawa.

🍃🍃🍃

"Cill, masih lama nggak?" Teriak Siska dari ruang tamu dengan terus melirik ke arah jam dinding.

"Bentar Sis." Balas Cilla juga berteriak.

Tak lama kemudian Cilla keluar dari kamarnya dengan sedikit berlari menenteng tas kerja dan blazer yang masih di pundaknya, membuat Siska geleng geleng kepala melihat Cilla yang sedikit terlambat pagi ini.

Di dalam mobil keduanya sibuk dengan diri mereka masing masing, Siska yang sibuk dengan gadget nya,

sedangkan Cilla masih menyisir rambutnya setelah mengenakkan blazernya dengan benar.

"Aduh duh." Ringis Cilla saat keluar dari mobil dirinya hampir jatuh kerena tersandung kakinya sendiri.

"Hati hati dong Cill." Tegur Siska yang menjadi kesal sendiri melihat Cilla lagi ini.

Mereka berdua berdiri di depan gedung tinggi menjulang ini dengan tatapan kagum.

"PRAYA CORP" gumam mereka berdua dengan perasaan senang dan juga sedih.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" Ramah tiga orang resepsionis kepada mereka berdua saat mereka berhenti di depan meja resepsionis.

"Selamat pagi juga buk, kami dari utusan Praya technology jakarta selatan, ingin menghadap HRD manager." Balas Cilla dengan ramah pula dan mengutamakan niatnya datang ke perusahaan ini.

"Mari saya antar." Pandu seorang resepsionis yang bernama Airin.

Sepanjang perjalanan menuju ruangan HRD manager, keduanya tak henti berdecak kagum melihat detail interior yang ada di kantor baru mereka ini.

Setibanya di depan ruangan HRD manager, Airin pamit dan di balas terimakasih oleh Cilla dan juga Siska karena telah mengantar mereka.

Hampir satu jam mereka di dalam HRD manager membahas tentang apa apa saja peraturan dan sistem kerja mereka di sini, karena kantor tempat mereka pertama bekerja dan kantor baru mereka ini memilik peraturan yang berbeda.

Setelah mengerti, Cilla dan Siska keluar dan di antar ke ruangan mereka masing masing sambil memperkenalkan diri kepada karyawan yang lain.

Di hari pertama pindah, Cilla merasa sangat sangat lelah karena masih banyak yang harus di pelajari mengenai data data yang sangat kacau menurutnya.

Saat jam istirahat makan siang, Cilla langsung menelpon Siska dan mengajaknya ke kantin bersama.

"Buk Pricilla ya? HR manager yang baru?" Tanya gadis cantik menyapa Cilla yang sedang menunggu Siska di dekat pintu kantin.

"Eh iya, saya Pricilla." Ramah Cilla yang langsung mengulurkan tangannya ingin berkenalan.

"Saya Vina dari divisi purchasing." Sambut Vina tak kalah ramah.

"Dari tadi saya lihat ibuk berdiri di sini, nggak mau masuk?" Tanya Vina yang ternyata dari tadi penasaran kenapa Cilla hanya berdiri di dekat pintu masuk kantin.

"Oh ini, saya lagi nunggu teman katanya mau ke toilet bentar." Balas Cilla dengan ramah.

"Buk Pricilla tau nggak? Dari sekian banyak karyawan yang pindah ke sini tapi baru tiga orang termasuk ibuk yang ramah sama saya, yang lainnya ya kayak gitu deh." Curhat Vina yang merasa cepat akrab dengan Cilla meski baru bertemu karena aura Cilla yang positif.

"Ouh ya? Memangnya banyak yang nggak ramah ya disini?" Tanya Cilla heran karena di tempat dia bekerja dulu semua karyawan serasa teman dan keluarga makanya dia punya banyak teman dan bisa berbicara santai meskipun dengan bos mereka.

"Iya buk, banyak karyawan lain yang juga mengeluh karena sikap mereka yang madang semena mena, karena mereka menganggap diri mereka sangat penting hingga harus di agungkan." Adu Vina dengan raut murung.

"Vina Sini! Ini pesanannya udah datang." Panggil teman Vina yang kebetulan duduk di meja yang tak jauh dari pintu kantin perusahaan.

"Iya bentar May." Balas Vina. "Aduh saya kan belum selesai sama aduan saya." Cemberut Vina.

"Ya udah nanti kamu datang saja ke ruangan saya, sekarang kamu samperin dulu teman kamu dia kayaknya udah laper tuh." Tunjuk Cilla pada teman Vina yang nampak tak sabar ingin menyantap makanannya.

"Maaf ya buk, kalau begitu saya duluan ya buk soalnya udah laper." Kata Vina dengan sedikit menyengir.

"Iya." Cilla tersenyum.

Cilla merasa bersyukur karena dirinya sudah ada kenalan lain selain anak anak dari bagian HR dan HRD.

Cilla kembali mengecek handphone nya hendak menghubungi Siska yang sampai sekarang juga tidak muncul menampakkan batang hidungnya.

Sebelum Cilla memencet tombol hijau untuk menghubungi Siska, Siska lebih dahulu menghampiri dirinya.

"Sorry Cill, perut gue mulet banget tadi." Siska menjelaskan dengan kondisi yang cukup lemas sehabis mengeluarkan banyak cairan.

"Ya ampun Sis, Lo salah makan apa bagaimana? Ya udah yok kita makan dulu ngisi tenaga Lo." Tuntun Cilla.

Setelah mendapatkan tempat kosong, Cilla pergi memesan makanan untuk mereka berdua, Cilla memesan nasi goreng, soto dan air mineral masing masing dua.

Setelah beberapa menit menunggu Cilla kembali dengan membawa nampan yang berisi makanan mereka, Siska dengan sigap langsung menyambut dari tangan Cilla.

Keduanya makan dengan diam dan damai, namun tak berselang lama riuh terdengar suara bisik bisik dari beberapa karyawan karena kedatangan remaja laki laki yang berjalan menuju stan makanan.

"Mereka kenapa sih? Kok heboh begitu?" Siska heran yang belum menyadari adanya anak remaja laki laki yang masih menggunakan seragam sekolahnya di dalam kantin perusahaan itu, padahal biasanya Siska lah orang yang ping heboh jika menyangkut hal hal yang mengganjal di lihatnya.

......**terimakasih telah membaca.......

...jangan lupa tinggalkan jejak, like dan komen....

...to be continued**....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!