Sementara itu di sebuah tempat makan lesehan ada Alesya yang sedang melayani pelanggan, hari ini pengunjung terlihat sedikit ramai sehingga sejak pagi dirinya belum sempat untuk istirahat walau hanya sejenak.
Ya Alesya bekerja paruh waktu untuk membantu perekonomian keluarganya, jika pagi hingga siang hari dirinya bekerja di warung makan lesehan pinggir jalan dan dari siang hingga sore dirinya akan berpindah tempat untuk menjadi kasir disebuah minimarket yang tidak jauh dari tempatnya bekerja saat ini.
Jika malam Kamis sampai dengan malam Minggu dirinya juga bekerja di restoran cepat saji sebagai juru masak menggantikan temannya yang hanya bisa di malam Senin sampai Rabu saja. Sungguh jika dia tidak menyayangi keluarganya mungkin dia tidak akan sanggup bekerja di tiga tempat sekaligus dalam satu hari, tapi inilah Alesya dia tidak pernah memikirkan dirinya sendiri karena prioritas nya adalah membuat kebutuhan ibu dan adiknya tercukupi.
"Heh lo! Apa-apaan ini, kenapa rasanya asin sekali hah" panggil sang pelanggan dengan menunjuk Rena teman kerja alesya yang sedang berdiri di meja pelanggan lainnya, yang tadi menyajikan di meja tersebut.
"I-iya, apakah ada yang salah?" tanya nya dengan gugup menatap kilat marah mata lelaki setengah baya tersebut.
"Masih pakai tanya lagi, gue tadi pesan menu apa hah?" tanya nya dengan bentakan keras.
"Ayam bakar pedas sambal hijau, dan es teh manis" imbuhnya pelan.
"Ini kenapa sambalnya tidak pedas, dan es teh nya terasa asin" hardiknya kembali.
"T-tapi itu tadi sudah saya cicipi dan benar rasanya sudah sesuai pesenan" jawabnya dengan jujur.
"Lo gak percaya dengan apa yang gue katakan" bentaknya kembali, membuat pengunjung lain menoleh ke arah mereka.
Alesya yang berdiri tidak jauh dari mereka pun akhirnya mendekat setelah mengantarkan pesanan pelanggan lain.
"Maaf ada apa ini ribut-ribut ya? bisakah ucapan anda dipelankan sedikit saja supaya tidak menggangu pengunjung lainnya?" tanya Alesya dengan suara lembut namun tersirat ketegasan di dalamnya.
"Temen Lo ini tidak becus dalam menyajikan makanan, gue pesannya apa yang diantarkan apa, sangat menjengkelkan" marahnya kembali.
"Tapi Al aku sudah menyajikan sesuai dengan permintaannya" Balasnya dengan tegas.
Alesya pun mengangguk paham dengan apa yang diucapkan teman nya "Begini saja tuan, untuk masalah ini kami mohon maaf, tolong jangan lagi diperpanjang supaya tidak menggangu ketenangan pengunjung lainnya" namun perkataan maaf Alesya justru dimanfaatkan oleh lelaki setengah baya ini.
"Sudahlah gue sudah tidak nafsu melanjutkan makanan ini, jangan harap gue akan bayar semuanya!" lalu berlalu pergi meninggalkan meja tersebut dengan tersenyum miring menghiasi wajahnya.
"Al kamu percaya kan sama aku? sungguh Al aku sudah menyajikan dengan benar, bahkan tadi sebelum aku sajikan sudah aku cicipi lebih dulu, dasar tua bangka licik dia sengaja berkata makanan ini tidak sesuai supaya dia bisa makan gratis tanpa membayarnya" dengan perasaan jengkel Rena menatap makanan yang ada di meja, yang mana makanan dan es teh tersebut hanya tersisa seperempat porsi saja.
"Sudahlah Ren jangan di ambil hati, biarkan aku saja nanti yang akan membayarnya".
"Tapi Al" ucapnya dengan tak enak hati
"Sudah tidak apa-apa, cepatlah bereskan meja nya pengunjung lain sudah mengantri tuh" suruhnya dengan tersenyum lembut,, ya inilah Alesya walaupun dia tidak bersalah namun hatinya begitu lapang untuk mengganti rugi yang bahkan bukan disebabkan olehnya.
...****************...
Jika Alesya sedang bekerja, berbeda dengan sahabatnya yang satu ini siapa lagi jika bukan Eleena si wanita hobby berburu makanan ini, masih dengan nyamannya bergelung dibawah selimutnya, tanpa terusik sedikitpun walaupun matahari sudah sangat terang menerpa wajahnya melalui lubang jendela.
Entah lah gadis cantik ini sedang memimpikan apa? sehingga hari sudah siang pun dirinya masih dengan nyamannya menyelami mimpi yang tiada batasnya ini, hingga tiba-tiba...
"Krucukk"
"Kruckkk"
"Enghh" Lenguhnya menggeliatkan badannya dan bergegas menggeser tubuhnya untuk bersandar di Headboard kasurnya. "Ah sial ini perut berbunyi di pagi hari begini, menggangu mimpi ku saja, mana pangeran berkuda putih belum sampai menghampiriku mata sudah terbuka saja, pupus sudah harapanku naik kuda putih bersama sang pangeran gagah" Gerutunya tiada henti sembari melihat jam pada handphone nya.
"what!!"
"Jam sebelas siang"
"Huhh pantas saja perutku ini sudah demo dengan sangat semangatnya" keluhnya dengan mengerucutkan bibirnya kesal.
...***************...
...~ To bee Continue...
...Holaaaa semuanya, terimakasih telah bergabung di karya pertama author 🥰...
^^^Bantu author untuk mengembangkan karya ini ya, mohon dukungannya melalui Like, vote dan komentar nya,, jangan lupa tekan favorite ya supaya tidak tertinggal notifikasi update terbaru nya😘🙏^^^
...Ohh ya author mau nanya dungs, Kalian lebih suka ceritanya dikasih visual atau mending tidak usah di kasih visual ya? maksud author tuh dikasih visual supaya baca nya lebih semangat aja gitu lihat yang bening-bening hihi, coba komen ya bagus nya gimana??...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Laily maulida💍
busett dah kerja di tiga tempat, apa gak capek?
2023-10-26
2
Rosy
hallah..bilang aja mau makan gratis..pake protes segala..malu tuh sama cewek2 yg bekerja keras untuk mendapatkan sesuap nasi..😤
2023-10-25
3
Rosy
gimana rasanya itu badan ya..aku yg kerjanya cuma satu bidang aja capek banget..ini malah tiga tempat..
2023-10-25
2