ADIK TIRI ANTAGONIS

ADIK TIRI ANTAGONIS

Bab 1

Hari ini adalah hari yang paling berarti bagi Kenan hari di mana kematiannya akan datang.

Kenan pria usia 35 tahun seorang Owner dari perusahaan Teknologi paling sukses dan terkenal di seluruh Dunia pada hari ini akan menghadapi kematiannya.

Dia adalah seorang pria yang sukses pada usia muda sekitar umur 25 tahun, segela pencapaiannya di dalam industri Teknologi sangat gemilang dan membuat iri banyak orang namun siapa sangka bahwa seorang jenius sepertinya akan pergi selamanya.

Seorang pria kini berbaring diatas kasur rumah sakit dia sendirian tidak ada yang menemaninya, keluarga, teman, dan bahkan orang lain tak tau jika di terkena Kanker.

Sekitar 1 minggu yang lalu dia baru saja mengetahui bahwa dirinya terkena kanker dan lagi itu kanker stadium akhir.

Dia sudah pasrah lantaran kanker stadium 4 sudah tak bisa lagi di sembuhan, dokter memang menyarankan dirinya untuk tidak menyerah dan terus berusaha untuk sembuh.

Namun dia tau itu hal yang mustahil, jadi tepat di hari dia tau bahwa dirinya terkena kanker dia pergi ke Prancis dan berkata kepada keluarga serta teman-teman nya bahwa dia akan pergi dalam perjalanan bisnis.

Dia tidak ingin melihat wajah sedih mereka, karena jika dia melihatnya hatinya akan terasa sakit jadi dia akan mati secara diam.

'Apa kah ini akhirnya?'

Tanyanya dalam hati.

Air mata kini menetes dari matanya, nafasnya mulai sesak dan berhenti, dadanya yang naik turun kini mulai sedikit sedikit mulai diam, jantungnya berhenti berdetak, suhu tubuhnya yang hangat mulai berubah hingga suara.

Bib!__

Dari mesin di sampingnya terdengar.

Dokter yang saat itu berjaga mendengar suara tersebut segera bergegas bersama rombongannya namun dengan segela usaha yang mereka lakukan tetap saja.

Kenan Angkasa Putra di nyatakan meninggal Dunia.

***

Kamar yang luas dengan warna putih dan dominasi ruangan dengan dekorasi mahal.

Sinar matahari pagi kini mulai samar-samar masuk ke cela-cela ventilasi kamar tersebut.

Seorang Remaja pria berkisar umur 16 tahun kini berbaring dengan nyaman di atas kasur empuknya sambil memeluk guling.

Tak lama mata remaja itu terbuka.

"Hoam~, ugh! Tidurnya nyeyak sekali,"gumamnya sambil duduk dengan wajah bantalnya.

Hening~~~

Hal itu lah yang terjadi kini namun tak lama remaja itu nampak tersentak dan terkejut.

"Hah?!, di mana ini?!"teriaknya terkejut bukan main.

Dia terkejut pasalnya dia ingat bahwa tempatnya terakhir kali adalah rumah sakit dengan bau obat yang menyengat lalu bagaimana dia bisa di dalam kamar?, dan kamar siapa ini?

Namun sebelum dia bisa memproses semua hal sebuah ketukan di pintu membangunkan nya dari rasa terkejutnya.

"Ehem!, kita urus saja nanti,"ucapnya mencoba menenangkan diri dan bersikap tenang.

"Masuklah,"ujarnya

Tak lama pintu di buka memperlihatkan Pelayan pria masuk ke dalam ruangnya, melihat hal itu dia cukup kaget sambil mengangkat satu alisnya bingung.

"Tuan Muda anda sudah bangun?"tanya Pelayan tersebut menyapa Kenan dengan sopan.

Kenan mengeryit lagi pasalnya dia yakin kalau Mensionnya tak ada seorang Pelayan.

"Ya,"jawabnya asal dia ingin memahami situasi terlebih dahulu.

"Anda ingin makan atau mandi terlebih dahulu Tuan Muda?"tanya Pelayan itu.

"Siapkan bak mandi,"ujarnya sambil membalikkan badannya berjalan kearah cermin.

Waiter itu segera mengangguk dan pergi menyiapkan bak mandi bagi Tuannya.

Dan betapa terkejutnya Kenan saat menatap dirinya di pantulan cermin di sana terlihat bocah laki-laki tampan dan bukan sosok pria dewasa!.

"Si4l! Apa aku masuk tubuh orang lain seperti di novel-novel yang di baca oleh sepupuku? Atau ada seseorang yang melakukan operasi plastik pada wajahku?"tanyanya heran sambil menggertakan giginya kesal.

Jika dia benar-benar berpindah tubuh dia bisa menerimanya dengan ikhlas tapi jika ada seseorang yang secara sengaja atau tidak sengaja melakukan operasi plastik kepada wajahnya maka dia akan membunuh orang itu!.

Namun setelah mengamati lebih teliti sepertinya dia benar-benar masuk ke tubuh orang lain, bisa di lihat dari ciri-ciri fisiknya yang dulu dan sekarang, jelas sekali tubuhnya yang sekarang jauh lebih kurus hanya saja perutnya cukup membuat puas dan dia yakin dia lebih unggul dari teman-teman seumurannya.

Sejujurnya dia kecewa dengan tubuhnya tapi dia juga bersyukur karena dia masih hidup, apa lagi di pikir-pikir sepertinya dia masuk ke tubuh seorang Tuan Muda yang kaya jadi dia baik-baik saja.

"Yah sedikit membuat syok tapi tak apa lagi pula menjadi muda lagi bukan hal yang buruk,"ujarnya menatap pantulan dirinya di dalam cermin.

Dia sebenarnya cukup puas dengan wajahnya yang sekarang.

Tak lama kemudian Pelayan itu segera kembali ke kamarnya.

"Tuan Muda bak mandinya sudah siap,"ujarnya dengan sangat sopan.

"Hmm ya, kamu bisa pergi aku akan membersihkan diriku sendiri, oh ya jangan lupa juga untuk siapkan bajuku sebelum kamu pergi aku akan lakukan semuanya sendiri,"perintahnya acuh tanpa menatap ke arah Waiter itu dia masih sibuk menelusuri wajah barunya yang cukup menawan dan mempesona serta tampan.

"Baik Tuan Muda,"ujar Pelayan itu menundukkan kepalanya dan keluar dari kamar Tuannya setelah menyiapkan pakaian yang akan di kenakan oleh Tuan nya itu.

Setelah kepergian pelayan itu Kenan berbalik hendak ke kamar mandi namun baju yang di siapkan oleh Waiternya cukup mengalihkan perhatiannya.

"Seragam sekolah tingkat SMA?"

Yah, namun tak heran juga wajahnya emang nampak muda seperti bocah sekolah.

Nama yang ada di seragam itu cukup menarik perhatiannya 'Qenan Satergonius Rilixks' nama marga yang cukup unik.

Dan apa itu seragam SMA tahun pertama?, jadi dia kelas 1 SMA? Tidak buruk.

"Jadi nama ku Qenan? Dan berumur 16 tahun?, ternyata aku sangat muda,"ujarnya tersenyum dan segera masuk ke kamar mandi.

Setelah bersiap Qenan segera keluar kamar semua hal yang di perlukannya sudah di siapakan Waiternya jadi dia tak memiliki halangan apa pun soal pernampilannya.

Menggendong sebelah gendongan tasnya saja Qenan keluar dari kamar dan siapa sangka bahwa banyak Pelayan pria yang menunggunya dan akan segera membungkuk 90° untuk menyambutnya, kaget? Tidak lah kehidupannya dulu juga tak beda jauh.

Sebenarnya yang membuatnya cukup heran adalah Bodyguard nya.

Mereka sebenarnya tak jauh berbeda dengan para Bodyguardnya dulu tapi para Bodyguard di sini bukan hanya memiliki Pistol tapi juga punya Pedang?.

"Salam Tuan Muda!"ujar para Pelayan.

"Ya, kalian bisa mengangkat kepala kalian,"ucap Qenan tanpa segan.

Seorang Butler yang sama dengan yang membangunkannya datang dia baru sadar bahwa pakaiannya berbeda dari yang lainnya, dapat Qenan tebak bahwa jabatannya lebih tinggi dari semua Pelayan yang ada.

"Tuan Muda, Nyonya, serta Nona Muda sudah menunggu ada di meja makan,"ujar Pelayan tersebut.

"Antar aku ke sana,"perintah Qenan.

"Baik Tuan Muda mari saya antar,"ujar Pelayan tersebut sopan dan mulai memimpin Qenan ke maja makan.

Sampai di meja makan Qenan bisa melihat sebuah meja yang sangat panjang dengan banyak kursi serta makanan enak dan mewah ada di atasnya menyambut pandangannya.

"Nak kamu sudah datang,"seorang wanita paru baya dengan baju serba hitam kini menyapanya, bisa dia tebak bahwa dia merupakan Nyonya rumah ini, kalau begitu dia ibunya?.

"Iya ma,"ujar Qenan dengan sedikit gagap saat mengatakan 'ma' pasalnya dia agak kurang nyaman dan sedikit gugup kalau dia salah menebak.

Namun reaksi wanita paruh baya itu membuatnya lega.

"Nak duduklah di tempatmu,"ujar wanita itu.

Qenan yang mendengar itu segara duduk dia tak merasa kesulitan sama sekali karena hanya ada tiga tempat duduk dengan piring di depannya dan dua laginya sudah terisi maka yang tersisa adalah miliknya.

Setelah Qenan duduk para Pelayan wanita segera saja menyajikan appetizer dan segera mengambilkan nasi serta lauk untuk para anggota keluarga itu setelah mereka memakan appetizer mereka.

Mereka makan dengan tenang sebelum Nyonya rumah itu membuka percakapan.

"Nak apa kamu sudah siap untuk minggu depan?, mama tidak ingin memaksamu tapi kamu satu-satunya garis keturunan asli dari Klan Rilixks, jadi kamu sama sekali tak bisa melepas tanggung jawabmu untuk tidak mewarisi keluarga setelah ayahmu meninggal,"

Gerakan tangan Qenan berhenti kini dia paham kenapa wanita itu memakai baju serba hitam padahal hari ini sangat cerah rupanya Tuan Besar dari rumah ini sudah meninggal dunia, dan itu terjadi baru-baru ini mungkin itu belum lama sekitar 1 minggu entah kurang atau lebih mengingat suasana Mension mewah ini masih rada berat.

"Kamu tenang saja mama akan membantu mengurus pekerjaan, jadi kamu jangan cemas,"ujar Mamanya.

Sebenarnya Mendia mama tiri Qenan cukup khawatir bahwa Qenan akan menolaknya, dia tak bisa membiarkannya Qenan menolak menjadi kepala keluarga atau bisa-bisa aset Klan Rilixks akan di sita oleh Kerajaan memang tidak semua tapi sebagian besar.

Hal ini karena Kepala Keluarga sebelumnya Damian Von Rilixks membuat surat wasiat yang berbunyi.

'SURAT WASIAT

...Aku Kepala Keluarga Rilixks,...

...Damian Von Rilixks,...

...Ingin hal ini di lakukan setelah aku tiada di dunia ini...

...Aku ingin putranya lah yang harus mewarisi Klan, dan jika putranya menolak untuk mewarisinya maka harta Klan akan di ambil oleh Kerajaan dengan 70% di ambil Kerajaan untuk di sumbangkan sebagai Kas Negara yang akan di gunakan untuk masyarakat, dan 20% untuk putranya serta sisanya 10% untuk istrinya saat ini.'...

Tentu saja Mendia tidak ingin harta suaminya di sumbangkan begitu saja walaupun dia mendapat bagian 10% tapi itu sangat kurang menurutnya.

Tentu saja 10% dari harta suaminya bahkan mampu membuat dia hidup tanpa kekurangan dan tanpa bekerja.

Qenan nampak berfikir sejenak, sebenarnya cukup merepotkan untuk menjadi Kepala Keluarga, tapi melihat mamanya yang seperti memohon serta saudarinya yang nampak diam saja dia berfikir bahwa tidak buruk untuk menjadi Kepala Keluarga dan mengurus Bisnis.

"Baiklah aku akan jadi Kepala Keluarga,"putus Qenan.

Jawabnya itu membuat Mendia senang sehingga dia nampak lebih cerah dan menjadi lebih ramah.

"Nak apa kamu ingin ayam ini juga?"tanyanya menawari Qenan ayam.

"Tidak ma, aku sudah kenyang,"ujar Qenan sambil mengelap mulutnya setelah makan, gerakannya sangat elegan, dan indah dia benar-benar seperti bangsawan sejati.

Gerakannya yang di lakukan secara alami sebenarnya membuatnya cukup terkejut, walaupun di kehidupannya sebelumnya dia adalah seorang Owner sebuah Perusahaan besar tapi tetap saja dia generasi pertama.

Keluarganya yang dulu cukup miskin jadi seharusnya dia cukup kasar namun tentu saja setelah dia naik sedikit demi sedikit di tangga ekonomi dan mencapai reputasi di bidang Teknologi dia menjadi sedikit lebih sopan namun tetap saja itu tak akan sampai pada tahap dia menjadi anggun dan elegan lagi pula penguasaha seperti apa yang akan belajar etika seorang bangsawan?, apa lagi dirinya hanyalah seorang pemula.

"Lalu apa kamu ingin steak ini?, ini cukup enak di panggang dengan kematangan medium,"

"Tidak ma aku benar-benar kenyang, tapi mungkin aku bisa makan Dessert,"ujar Qenan.

Segera saja Mendia menyuruh para Pelayan untuk menyajikan Dessert untuk Qenan.

"Kamu benar-benar tidak ingin makan lagi?"

"Tidak lagi pula ini sudah siang aku bisa terlambat ke sekolah jika makan lebih banyak,"

"Ahh!"

Mendengar apa yang di katakan oleh Qenan, Mendia segera tersadar bahwa anak-anak harus ke sekolah hari ini setalah mengambil cuti 1 minggu penuh karena kematian Kepala Keluarga.

Setelah memakan Dessertnya Qenan segera berdiri tak lupa menggendong tasnya dan segera berjalan keluar di ikuti Pelayannya atau mungkin sebenarnya itu adalah Asistennya?.

Masuk kedalam mobil, namun mobil itu belum bergerak yah itu karena saudarinya belum masuk.

Setelah saudarinya masuk ke dalam mobil barulah mobil itu bergerak.

"Hey jangan bertingkah sopan, aku hampir muntah,"

Ucapan sarkas itu membuatnya terkejut dan menatap kearah saudarinya sambil mengangkat satu alisnya, bertanya apa yang kamu bicarakan yah kira-kira seperti itu maksudnya.

"Jangan pura-pura bodoh, kamu tak jijik?, aktingmu sangat buruk, benar-benar tidak cocok,"ujar saudarinya itu dengan ekspresi jijik.

"Apa yang kamu bicarakan?, kenapa kamu seperti jijik terhadapku?, apa aku berbuat salah?, lagi pula bukannya kita keluarga?, kamu kakakku dan dia mamaku".

Namun ekspresi saudarinya nampak lebih jijik dalam memandangnya.

"Apa kamu pura-pura lupa atau sengaja?, kamu tak ingat sikap yang selama ini kamu tunjukan kepadaku dan mamaku?, apa kamu kira kamu pantas memanggil mamaku dengan sebutan mama?"ujar Saudarinya dengan ekspresi jijik, bahkan kini matanya memiliki sedikit amarah.

Saat ini Qenan merasa bahwa ada yang salah bahwa keluarganya sangat harmonis?, jadi ternyata mereka tidak harmonis toh apa dia sudah salah menyimpulkan dan dari apa yang di katakan saudarinya tetang mamanya dan Qenan dan tak pantas memanggil mamanya dengan sebutan mama cukup membuktikan kalau mereka saudara tiri, pantas saja Qenan tak memiliki kemiripan dengan saudarinya atau bahkan dengan mamanya.

Pada saat ini Qenan berharap dia memiliki ingatankan dari pemilik tubuh, mencari tau segalanya sendiri sangat sulit.

Namun siapa sangka saat dia berfikir akan hal itu ingatan dari pemilik tubuh segera memasuki kepalanya seperti kaset yang rusak.

Sehingga saat ini dia memiliki ekspresi datar, itu karena kepalanya sangat sakit dan pusing tapi saudarinya yang ada di sebelahnya berfikir bahwa Qenan mengabaikan nya sehingga dia sangat kesal.

Terpopuler

Comments

Frando Wijaya

Frando Wijaya

syngny itu mustahil

2024-08-04

1

Msfly14

Msfly14

gila

2024-05-09

1

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

mana mungkin!!, untuk wajah sih mungkin, tapi untuk merubah struktur tubuh serta tinggi badan itu mustahil banget

2024-01-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!