Bab 19

Qenan yang kini masih dalam keadaan mengantuk mendengarkan setiap berdebatan pendapat di ruang rapat dengan mata terpejam, dia berharap tidak ada seorang pun yang sadar akan hal itu.

"Ku rasa rencanaku lebih baik"

"Tidak rencanamu itu jelas sekali banyak kekurangannya!, lagi pula memangnya kita punya seseorang yang bisa menjalankan rencana seperti itu?"

"Apa maksdumu kita bisa mengirim Duke Rilixks ke sana saya yakin dia akan melakukan yang terbaik"

Usul seseorang Bangsawan.

Raja yang mendengar itu kini mengangguk.

"Aku setuju tapi kita juga harus bertanya terlebih dahulu kepada Duke bukan?"

Ucapan itu segera saja di angguki oleh semua orang, pendapat seseorang yang akan di kirim kesana juga adalah hal yang sangat penting.

"Jadi Duke apa kamu setuju?"tanya Raja menatap Qenan yang kini memakai kaca mata hitam.

Qenan sengaja memakai kaca mata hitam lantaran dirinya sudah berniat untuk tertidur di dalan ruang rapat.

Will yang ada di belakangnnya kini punya keringat dingin di punggungnya jadi dengan ringan dia menepuk Tuannya tersebut.

Qenan yang mendapat tepukan di pundaknya kini segara saja membuka mata seperti orang bingung tapi postur tubuhnya jelas masih tenang.

"Ya, Yang Mulia Raja bisa saya dengan lebih jelas bagaimana rencananya?"tanya Qenan menutupi rasa bingungnya.

Raja yang mendengar itu mengangguk dan mulai menyuruh bangsawan yang punya ide untuk memberi tahu rencananya lebih lanjut.

"Begini Duke, tanah yang ada di seberang selatan itu dekat yang baru-baru ini dikembalikan oleh Kerjaan Oktovia ada yang tidak beres di sana entah kenapa semua tanaman yang di tanam di sana tidak bisa tumbuh sama sekali jadi kita berencana untuk melakukan berbagai eksperimen di sana dengan cara menanami berbagai jenis tanaman untuk melihat tanaman mana yang bisa tumbuh di sana"jelas seorang bangsawan yang sepertinya bergelar Marques.

Qenan yang mendengar itu mengangguk tapi dirinya juga mengerutkan keningnya bingung caranya itu memang lumayan ampuh tapi jujur saja sangat buang-buang energi, biaya, serta waktu jadi itu sama sekali tidak efisien, lalu bagaimana jika masalahnya bukan karena hal itu tapi karena hal lain bukankah jika seperti itu mereka hanya melakukan hal yang sia-sia saja.

"Ide itu sebenarnya tidak buruk hanya saja terlalu sulit"ujar Qenan hati-hati dia sama sekali tidak ingin menyinggung siapapun saat ini dia masih ngantuk.

"Apa aku bilang!?, itu sangatlah tidak bagus!"ujar seorang Bangsawan dengan semangat sampai berdiri dan menggebrak meja dengan kuat.

Mendengar hal itu semua yang ada di dalam ruangan itu nampak terkejut dengan gerakan tiba-tiba itu.

Bangsawan itu kini nampak malu saat melihat semua reaksi orang yang ada di ruang rapat apa lagi saat Yang Mulia Raja menyuruhnya untuk diam.

"Diamlah, kamu sangat berisik biarkan Duke Rilixks mengutaran pendapatnya dengan benar"ujar Raja tidak senang.

Bangsawan itu kini duduk dengan canggung, dia sungguh malu, ingin sekali dirinya sekarang mengubur dirinya sendiri.

"Maafkan aku, karena tidak sopan"ujar Bangsawan tersebut minta maaf yang di angguki oleh Bangsawan lainnya.

Raja yang melihat itu kini hanya menghela nafas, sebenarnya kalau boleh jujur entah kenapa Bangsawan di Kerajaannya ini cukup unik dengan kepribadian mereka semua yang macam-macam, yah contohnya Bangsawan yang barusan.

"Lanjutkan Duke"ucapnya memberi intruksi kepada Qenan.

Qenan yang mendengar itu kini melanjutkan dengan mata beratnya yang ada di balik kaca mata.

"Ide itu sebenarnya tidak buruk karena jika kita menanam semua jenis tanaman disana kita bisa menemukan tanaman apa yang bisa tumbuh disana tapi bagaimana jika masalahnya bukan pada jenis tanaman?, tapi pada tanahnya?, jika seperti itu maka kita hanya akan memakan banyak waktu lagi,"jelas Qenan.

Semua Bangsawan yang mendengar itu kini menganggukkan kepala mereka merasa bahwa semua hal yang dikatakan Qenan sangat masuk akal.

"Lalu sebaiknya bagaimana Duke?"tanya Raja menatap Qenan berharap mendapatkan ide yang jauh lebih baik.

"Katanya daerah disana mendapatkan sinar matahari dan air yang cukup dan cocok untuk bertanam, jadi pasti jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik disana, jadi aku sarankan untuk melakukan penelitian dengan menghitung ph tanah disana"ujar Qenan.

"Menghitung ph hanya membutuhkan beberapa menit saja tidak akan memakan waktu, dan apa bila bukan tanahnya yang bermasalah maka ayo kita pikirkan ide lainnya,"lanjut Qenan lagi.

Raja kini mengangguk.

"Baiklah lalu Duke bisakah kamu saja yang pergi kesana?"tanya Raja.

"Aku tidak bisa, bukankah anda menyuruh saya untuk mengcek tambang Nikel?, saya terlalu banyak urusan,"ujar Qenan.

"Tidak, apa lagi pula daerah itu cukup dekat dengan tambang Nikel yang akan kamu kunjungi jadi pergilah kesana Duke"ujar Raja mutlak.

"....." rasanya Qenan saat ini ingin memukul Raja didepannya ini tapi dia tidak berani melakukannya didepan Bangsawan lainnya, bisa-bisa dia di cap menghianat lagi.

"Baiklah Yang Mulia"ujar Qenan pasrah.

Ah!, dia ingin mogok kerja!.

Raja kini menatap Qenan dengan tatapan aneh.

"Duke kenapa kamu pakai kaca mata hitam?"tanyanya dengan bingung.

"Mataku sakit"ujar Qenan dengan cepat padahal itu semua dia lakukan agar tidak ada yang tau bahwa dia tertidur di ruang rapat.

Raja yang mendengar jawaban dari Qenan kini menganggukkan kepalanya dan dia segara saja mengakhiri rapat yang sudah berlangsung sekitar 5 jam itu.

Qenan dan Will kini sudah ada didalam mobil mereka saat ini akan menuju ketambang Nikel melalui jalan tol, itu hanya akan membutuhkan waktu sekitar satu hari perjalanan dengan mobil.

"Yang Mulia pajak pada tahun ini sudah di bayarkan, dan ini adalah rinciannya"lapor Will memberikan laporan yang ada di tangannya.

Segara saja Qenan membaca laporan tersebut dan mengangguk.

"Tahun ini pajak makin meningkat ya"ujar Qenan sambil menandatangai berkas tersebut.

"Hal itu karena masyarakat makin banyak yang memiliki mobil jadi mereka harus membayar pajak untuk mobil mereka"ujar Will.

"Pantas jalan makin macet saja"ujar Qenan mengungkapkan isi hatinya.

Memang jalan akhir-akhir ini sangat ramai sekali membuat Qenan terkadang terjebak macet dan sering terlambat.

Will juga merasakan hal tersebut dan hanya bisa menghela nafas.

"Anda benar Duke"

Qenan nampak melihat keluar jendela mobil sebentar mengamati jalan yang kini padat dengan kendaraan.

"Bilang pada Count untuk segera mengatasi hal ini, jika di biarkan aku punya firasat bahwa mungkin tahun depat mobil kita harus pakai sirene"canda Qenan.

Will yang mendengar itu diam-diam setuju dan mengangguk dengan patuh.

"Baik Yang Mulia saya akan mengatakannya pada Count agar segera ditangani"

****

Sementara itu Baron sekeluarga kini sedang frustasi, pasalnya kini mereka tidak bisa lagi berfoya-foya seperti biasanya lantaran uang subsidi mereka yang kini sudah di potong.

"Suamiku, apa yang harus kita lakukan?"ujar Baroness dengan sedih pasalnya dia baru saja ingin membeli gaun mahal dengan harga mencapai 900 juta!.

Baron yang mendengar keluhan dari istrinya jelas tidak senang dan tanpa sadar memarahinya.

"Diamlah!, kamu membuat kepalaku makin sakit saja!"marah Baron hal itu ternyata mampu membuat mulut Baroness terdiam.

Baron sendiri kini dia sangat kesal dengan apa yang dilakukan oleh Duke muda itu.

Kemarin saat dirinya baru pulang dari Mension Duke dia segara saja mencari info tentang kebenaran tersebut dari salah satu temannya yang bekerja di pemerintahan.

Dan temannya itu menjawab bahwa memang ekonomi di Kerajaan saat ini sedang menurut tapi dia mengatakan bahwa itu tidak sampai membuat seseorang bisa langsung miskin, apa lagi jika seseorang yang seperti Duke Rilixks mungkin saja dia sama sekali tidak terpengaruh.

Setelah dia mendapat kabar dari temannya itu Baron sangat marah dan kesal dia tidak menyangka bahwa Duke hanyalah mencari alasan.

Tatapan Baron kini tertuju pada anaknya Aron yang kini juga nampak gelisah entah kenapa semakin dia melihat anaknya semakin dia merasa marah.

"Aron coba kamu tanya pada Crystal apa benar uang saku dia di potong oleh Duke?"ujar Baron memberi perintah pada anaknya tersebut.

Aron segara mengangguk dan segera menghubungi nomer telepon Crystal, dia juga saat ini sangat gelisah pasalnya jika uang subsidi di potong dan hanya tinggal 500 juta saja maka secara otomatis uang sakunya juga akan di potong jika begitu dia sama sekali tidak lagi bisa memberikan barang-barang mewah kepada Viviana tercintanya.

Segara saja telepon itu di angkat oleh Crystal yang ada di sebearang sana.

"Halo~, tumben kamu meneleponku duluan apa kamu merindukanku?~"

Ucap suara di seberang sana dengan bahagia.

Aron yang saat ini sedang gugup hanya bisa mengiyakan ucapan dari Crystal.

"Iya aku merindukanmu"ujar Aron buru-buru.

"Benarkah?, itu sangat luar biasa!"ucap suara di seberang lagi dengan bahagia.

"Cepat-cepat tanyakan hal itu,"desak Baron kepada anaknya.

Aron segera saja mengangguk dan mulai menyalakan loudspeaker agar semua orang yang ada di ruangan itu bisa mendengarnya.

"Crystal"panggil Aron lembut dia harus berakting menjadi tunangan yang perhatian.

"Iya ada apa?"tanya Crytsal.

"Aku sebenarnya ingin menanyakan suatu hal padamu, aku harap kamu tidak akan marah dan keberatan"ungkap Aron suaranya jelas sangat gugup dan sedikit malu.

"Tentu saja aku tidak akan marah,"

Mana mungkin Crystal akan marah pada tuangannya yang sangat dia cintai itu.

"Itu apa uang sakumu sekarang di potong oleh Duke?"tanya Aron.

Cukup hening beberapa detik, dan tak ada jawaban di seberang sana sebelum sebuah suara kini menjawab.

"Iya itu benar!, itu semua rencana Qenan dan ibuku!, aku masih marah dengan mereka berdua, yang benar saja masa aku hanya punya uang saku 20 juta untuk bulan ini dan bulan-bulan berikutnya!"

Suara di sisi lain jelas sekali sangat kesal, bahkan siapa saja yang mendengarnya bisa membayangkan seperti apa ekspresinya saat ini.

"Aron tanyakan padanya soal perusahaan!"desak Baron dengan suara kecil takut Crystal akan mendengar apa yang dia katakan.

"Emmm.... lalu bagaimana dengan perusahaan Rilixks baru-baru ini?"tanya Aron.

"Perusahaan?, aku sama sekali tidak tau Qenan lah yang menangani semuanya, kamu tau kan bahwa Qenanlah yang sekarang bertanggung jawab sebagai kepala keluarga,"ujar Crystal.

Baron yang mendengar hal itu hanya bisa menghela nafas sudah dia duga Crystal juga tidak tau apa-apa soal perusahaan, jadi dengan cepat dia kehilangan minat untuk bertanya lebih jauh.

"Kenapa kamu menanyakan hal itu?, apa ada masalah?"tanya Crystal, jelas sekali suaranya agak bingung.

"Bukan apa-apa aku hanya ingin tau apakah Qenan kesulitan akhir-akhir ini, dalam beberapa tahun lagi aku akan menjadi kakak iparnya jadi sebanarnya aku cukup khawatir dengan kesehatannya,"ucap Aron buru-buru.

"Kamu tidak perlu berlebihan seperti itu, Qenan sangat baik, bahkan tadi malam dia masih bisa main game dengan Niel, jika kamu penasaran dengan situasi perusahan Rilixks baru-baru ini mungkin aku bisa tertanya pada Manager di sana, tapi aku tidak tau aku akan dapat ijin atau tidak,"ucap Crystal ragu-ragu.

Mendengar suara di telepon yang seperti memberi harapan Baron segara saja kini mulai bersemangat lagi dan matanya kini penuh akan binar.

Melihat ayahnya yang nampak sedikit senang Aron segara saja menambahkan.

"Terima kasih atas tawaranmu, Crystak aku mohon bantuannya,"ucap Aron mengucapkan terima kasihnya kepada Crystal.

"Ah bukan apa-apa,"ucap suara di sebarang saja nadanya jelas sekali bahwa itu sedikit malu-malu.

"Lalu aku akan menutup telepon dulu, aku harus belajar,"ucap Aron.

"Hum!, baiklah,"

Tut

Tut

Segera saja telepon terputus.

****

Crystal yang baru saja memutuskan telepon dengan Aron kini merasa bahwa tingkah laku tunangannya sedikit aneh.

"Kenapa dia tiba-tiba menanyakan masalah perusahaan?, hal itu kan bukan hak nya,"ujarnya dengan bingung.

Dia segara saja menelepon Manager perusahaan untuk menanyakan situasi di sana, namun Manager itu bilang bahwa sangat baik akhir-akhir ini perusahaan jadi makin maju sejak Qenan menjadi CEO dan itu sangat bagus, dia juga berkata bahwa harga saham akhir-akhir ini meningkat dengan banyak, perusahaan benar-benar menghasikan banyak uang.

Cystal yang mendengar itu lega sekaligus bangga kepada Qenan, lantaran dirinya yang masih muda mampu memimpin daerah dan perusahaan dengan sangat baik.

Kini dia tau perbedaan antara dia dan Qenan itu sangat jauh, berbeda dengan dirinya yang suka menghabiskan uang Qenan justru banyak menghasilkan uang.

"Sekarang aku tau kenapa ibu lebih suka Qenan dari pada aku,"ujarnya dengan cemberut.

Segara saja dia hendak menelepon balik Aron namun entah kenapa hatinya ragu-ragu sebelum akhirnya memilih untuk mengetik pesan, namun saat pesan itu sudah di ketik dengan lengkap, dia juga ragu untuk mengirim situasi yang sebenarnya, jadi dengan cepat dia mengubah isi pesan tersebut.

****

Ting!.

Sebuah nontifikasi dari Crystal kini muncul di layar hpnya dia sama sekali tidak menyangka bahwa Crystal akan mendapatkan kabar dengan sangat cepat.

Jadi dengan bahagia dia segara membuka chat itu namun kalimat yang tertulis di sana membuatnya kecewa.

Wechat

Crystal : maaf Aron aku sama sekali tidak bisa mendapat info apapun dari perusahaan.

Membaca pesan itu membuat wajah Aron menjadi jelek.

"Cepat katakan apa yang dia tulis,"desak Baron.

"Dia hanya mengatakan bahwa dia tidak bisa mendapat info apapun ayah,"ucap Aron dengan sedikit menyesal.

Baron yang mendengar itu kini merasa marah, dan saat dia melihat Aron dia makin kesal, dia yakin semua ini terjadi karena anaknya yang sama sekali tidak bisa diandalkan!.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!