Ayah Kendra tak menyangka Jasmine menginginkan studionya yang sudah lama tidak ia pakai
“masih ada, tapi sudah sangat jarang dipakai jadi mungkin kotor dan banyak yang perlu diperbaiki. Memang ada apa kamu bertanya tentang studio lukis ayah” Tanya ayah Kendra heran dengan pertanyaan Jasmine yang begitu tiba-tiba
“Jasmine mau pakai studio itu, apa boleh?” Tanya Jasmine meminta izin pada ayah kendra untuk memakai studio yang di miliki ayahnya
“tentu saja boleh, semua milik ayah juga adalah milik kamu sayang" ayah Kendra mengusap kepala Jasmine "tapi mungkin tunggu di renovasi dulu kali ya, nanti biar ayah suruh om ardi untuk mengurusnya” balas ayah Kendra
“tak perlu yah biar Jasmine yang urus sendri ” tolak Jasmine
“ya sudah kalau itu mau kamu, nanti biar ayah kirim uang untuk biaya renovasinya ya” Ayah Kendra ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya jika tak mau di bantu mengurusnya maka ia bisa memberikan uang saja ke rekening Jasmine
“tidak usah yah, uang yang ayah kirim bulan kemarin saja belum sempat kepakai sama Jasmine, dari mama juga belum kepakai, lagian tanpa ayah dan mama kasih juga Jasmine punya uang untuk mengurusnya” Jasmine tersenyum bangga memiliki uang sendiri walau tanpa di beri oleh kedua orang tuanya
“ayah tahu itu, bahkan ayah tahu kalau putri ayah jauh lebih kaya dari ayah ataupun mama tapi kamu adalah putri ayah jadi ayah tetap ingin memberikan sesuatu untuk kamu sayang” Ayah Kendra mengusap kepala Jasmine dengan gemas karena masih ingin memberikan sesuatu pada anaknya walau ayah Kendra tahu bahwa Jasmine punya cukup banyak uang
“iya ayah, nanti kalau uang yang ayah kasih kemarin habis Jasmine minta lagi deh, untuk yang ini tidak perlu di kirim lagi” ucap Jasmine sembari memeluk ayahnya
“oh ya yah, Jasmine juga mau bilang ke ayah kalau Jasmine mau mengambil alih percetakan milik mama yang dekat dengan studio ayah itu” ucap Jasmine memberi tahu ayah kendra akan rencananya
Ayah Kendra terkejut dengan penuturan anaknya itu, dan menatap intens Jasmine “bukannya percetakan itu sudah mau bangkrut ya, emang masih ada” Tanya ayah Kendra menelisik wajah Jasmine untuk mencari tahu
"masih, mama selama ini membuta percetakan itu tetap ada" Jasmine mengedikkan bahunya "entah juga karena apa" ucap Jasmine
"kamu ada rencana apa mengambil alih percetakan itu" tanya ayah Kendra penuh selidik akan alasan Jasmine mengambil alih percetakan mantan istrinya sekaligus studionya yang menjadi tempat awal pertemuan ayah dan mama Jasmine dulu saat mereka memulai hubungan
“gak ada rencana apa-ala yah, cuka buat ngisi waktu luang dari ada gak ada kerjaan. iya sih kalau memang percetakan itu mau bangkrut tapi Jasmine pengen punya kegiatan jadi Jasmine ambil alih saja, lagian pegawainya hanya 5 orang juga, dan kalau Jasmine bosan bisa di tutup kapanpun Jasmine mau” balas jasmine dengan entengnya akan menutup percetakan milik mama Raya yang menjadi saksi bisu kisah percintaan ayah Kendra dan Mama Raya
“apa mamamu tidak masalah jika kamu mengelolanya, karena setahu ayah dulu mamamu gak mau ada yang mengusik percetakan itu walau percetakan itu beberapa kali menelan kerugian tapi mama kamu tetap mempertahankannya ” Tanya ayah Kendra
Jasmine hanya menggelengkan kepalanya “mama cuma bilang ambil saja jika Jasmine mau tapi jangan memaksakan diri untuk mengelolanya atau membangkitkannya kembali lagian mama tidak kekurangan uang katanya, dan mama juga tidak butuh percetakan itu kembali bangkit hanya mau itu tetap ada saja ” balas Jasmine sesuai apa yang di sampaikan mama Raya padanya
Hati ayah Kendra terhenyak saat mendengar bahwa mama Raya masih menginginkan percetakan itu tetap ada seperti dirinya yang masih menginginkan studio lukisnya masih ada walau mereka tidak mau mengurusnya kembali “terserah kamu saja, apapun yang menurutmu baik kamu lakukan saja” Ayah Kendra mengusap puncak kepala Jasmine dengan sayang menyerahkan apapun yang di sukai putrinya
“iya ayah” balas Jasmine
***
Jasmine berangkat pagi-pagi sekali menuju toko furniture untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan studio dan percetakan yang akan ia kelola sebagai sarana membuang bosan
Setelah membeli segala perlengkapan yang ia butuhkan, Jasmine bergegas menuju percetakan untuk melihat kondisi di sana
Jasmine memandang percetakan di hadapannya cukup lama “kamu akan jadi tempat membuang penatku sementara” gumam Jasmine memasuki percetakan yang dulunya menjadi tempat pertemuan pertama ayah dan mamanya saat menjalin kasih
“selamat pagi” sapa Jasmine saat membuka pintu lobi percetakan Melati
“pagi” balas pegawai yang ada di bagian resepsionis tanpa melihat kearah Jasmine dan hanya duduk di kursinya saja sambil bermain ponsel
Jasmine tak percaya akan mendapat sambutan yang tidak mengenakan dari pegawai percetakan walau ia datang kesana sebagai pelanggan tapi bukankah para pegawai harus merayakan pelanggan
“apa kalian selalu menyambut orang yang datang dengan cara seperti ini” Tanya Jasmine dengan nada tak suka pada pegawai yang tidak ramah pada pelanggan saat datang
Pegawai itu mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arah Jasmine “memangnya kenapa, anda juga tidak akan cetak buku disini kan” balas pegawai yang bernama Arina itu
“oh pantas tempat ini akan bangkrut, pegawainya saja seperti ini” Jasmine menatap tidak suka dengan tingkah Arina yang di rasa kurang sopan dan tidak tahu adab sama sekali
Arina kesal dengan ucapan Jasmine yang secara tidak langsung merendahkan dirinya “memang kenapa, tempat ini kan memang mau bangkrut juga” balas Arina dengan kesal karena Jasmine menilai kinerjanya padahal ini pertama kali mereka bertemu
“jaga bicaramu Arina!” Bentak seorang pria dari dalam ruangan dan bergegas menuju kearah Jasmine
“mulai lagi” gumam Arina melihat dengan tatapan jengah pada pria yang membentaknya
Pria tersebut mendekat dan membungkuk ke arah Jasmine sebagai penghormatan dan permintaan maaf “maaf nona, tentang ucapan pegawai saya, dia memang tidak sopan dan saya akan menegurnya. Anda ada perlu apa ya” Tanya dimas yang berprofesi sebagai direktur pelaksana percetakan Melati
“saya minta anda kumpulkan pegawai percetakan disini” pinta Jasmine tanpa basa-basi pada Dimas
“untuk apa ya nona” Tanya dimas heran dengan permintaan Jasmine yang begitu tiba-tiba padahal mereka baru pertama kali bertemu
“tinggal kumpulkan saja” balas Jasmine tak mau di bantah
Dimas pun mengumpulkan para pegawainya walaupun ia tidak paham dengan permintaan Jasmine yang terkesan dadakan itu
“ ini nona pegawai saya, jumlahnya ada 5 orang termasuk saya, ada Arina yang tadi sudah berbicara dengan nona, lalu ada danang, keira dan ada jimmy ” ucap dimas memperkenalkan para pegawai percetakan Melati pada Jasmine
Jasmine melangkah ke depan berdiri di hadapan para pegawai percetakan melati dengan pembawaan tenangnya dan penuh wibawa “baik saya langsung saja, saya sudah minta orang untuk merenovasi tempat ini, mungkin siang ini mereka akan datang untuk memulai pekerjaan mereka, dan saya mau yang tadi berbicara dengan saya dipecat” ucap Jasmine menunjuk ke arah Arina
Arina membelalakkan matanya lebar “siapa kamu sampai berani memecat saya!” teriak Arina kesal akan Jasmine yang tiba-tiba saja meminta dirinya di pecat
“karena saya pemilik tempat ini” balas jasmine dengan entengnya
“hah!” teriak semua orang yang ada di situ
“saya tahu tempat ini tidak ada penghasilan selama dua tahun ini tapi jangan lupa kalau kalian tetap mendapat gaji walau tidak ada pemasukan sama sekali dari penerbitan ini
dan jangan lupa kalau semua biaya keperluan percetakan ini selalu di transfer oleh perusahaan tanpa telat sedikitpun jadi kali ini saya datang mau melihat cara kerja kalian selama 6 bulan ke depan dan tentu saya akan tetap membantu pekerjaan kalian” ucap jasmine menjelaskan kedatangannya
“lalu setelah enam bulan apa yang terjadi” Tanya jimmy penasaran akan apa yang terjadi setelah enam bulan
“kalau kalian masih bermalas-malasan dan tidak ada perubahan, tentu tempat ini akan saya tutup karena sudah menguras keuangan saya” balas Jasmine dengan datar
“apa!!” teriak para pegawai begitu kaget jika tempat itu akan di tutup
percetakan Melati memang sudah tidak ada penghasilan selama dua tahun dan keuangan percetakan itu memang tidak stabil sejak lama tapi walau keadaan keuangan percetakan yang tetap tidak membaik percetakan itu tetap bertahan selama puluhan tahun lamanya walau mereka juga kurang tahu apa alasannya pemilik percetakan tetap mempertahankan percetakan yang merugikan
Jasmine mengusap telinganya yang berdengung karena teriakan para pegawai yang terkejut akan rencananya yang akan segera menutup percetakan itu “ tidak usah teriak-teriak kali, kalau tidak pengen di tutup ya kerja yang benar dong” tegas Jasmine
“baik nona” balas para pegawai percetakan tertunduk lesu dengan ucapan Jasmine yang akan segera menutup percetakan jika tidak ada perubahan pada percetakan Melati
“karena proses renovasi percetakan memakan waktu selama satu minggu jadi kalian boleh libur selama satu minggu dan kalian bisa masuk lagi setelah percetakan selesai di renovasi " titah Jasmine
Jasmine melirik ke arah Arina "dan kamu bisa merapihkan barangmu untuk pergi dari sini, Dimas akan memberikan pesangon mu yang terakhir" ucap Jasmine tak mau berbelas kasih sama sekali, toh mereka juga baru pertama kai bertemu
Arina yang sudah sangat kesal hanya menghentakkan kakinya kesal dan mulai merapihkan barang-barangnya yang ia letakan di meja kerjanya dan Arina segera pergi setelah mengurus pesangon terakhirnya pada Dimas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments