Disebuah taman yang cukup luas di tumbuhi banyak tanaman bunga serta pohon besar yang tertata rapih. Di sana ada seorang gadis tengah melukis di atas kain kanvas yang terbentang cukup luas di atas rumput hijau.
Saat melukis wajahnya begitu sendu seakan menyimpan begitu banyak kepedihan dan kehampaan yang sengaja ia tutupi dengan banyaknya cipratan cat di tubuhnya. Ia sangat fokus dengan kegiatannya dan tidak mempedulikan orang di sekitarnya yang hanya mampu melihat tapi tak mampu bersuara ataupun berkomentar akan apa yang sedang wanita itu lakukan
Saat tengah asyik melukis, tiba-tiba saja ada wanita paruh baya yang tetap terlihat cantik di usianya mendekat ke arah gadis itu
“sedang apa sayang?” Tanya wanita paruh baya itu dari balik punggung gadis tersebut
Mendengar suara tersebut gadis itu langsung merubah mimik wajahnya seketika secepat mengedipkan mata lalu berbalik ke arah wanita paruh baya tersebut “sedang melukis mah” balas gadis tersebut yang tak lain adalah Jasmine Arasyid dengan tersenyum manis ke arah wanita paruh baya tersebut
Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu kandung dari Jasmine mendekat untuk melihat rupa lukisan Jasmine “ kamu melukis taman bunga” Tanya mama Jasmine yang bernama Raya Fernandi
Mama Raya melihat lukisan Jasmine sambil sesekali melihat taman rumahnya dan menyadari bahwa lukisan Jasmine sama dengan taman miliknya
Tapi walaupun rupanya sama, entah kenapa lukisan itu terasa berbeda, auranya yang fi hadirkan lukisan Jasmine terasa sungguh berbeda tapi mama Raya sulit menjelaskan dengan kata-kata tentang apa perbedaan itu
“iya mah, bukankah bagus” Jasmine berdiri di hadapan mama Raya menunjukkan lukisannya yang terpampang jelas di kain kanvas miliknya yang cukup luas dan berukuran sekitar satu setengah meter
“semua lukisan anak mama adalah yang terbaik” Mama Raya tersenyum tipis memuji hasil lukisan Jasmine yang memang terlihat cukup baik
Jasmine tersenyum tipis mendengar jawaban mamanya “kalau lukisan miliknya bagaimana” Tanya jasmine tersenyum simpul tapi tatapannya tersirat penuh kesedihan saat menanyakan hal itu pada sang mama
“DEG” Mama raya terkejut pendengar pertanyaan putrinya, karena ia paham betul siapa yang dimaksud oleh putrinya itu
Mama raya mencoba mengalihkan pembicaraan putrinya yang terasa sulit untuk ia jawab nantinya “tapi sayang kenapa setiap melihat lukisanmu hati ibu serasa sedih padahal lukisanmu sangat indah” Tanya mama Raya yang selalu merasa sedih melihat lukisan putrinya
Jasmine menatap mamanya dan tersenyum simpul “benarkah mah, apakah Jasmine melukisnya dengan kurang baik sampai mama merasa seperti itu” Tanya jasmine pura-pura tak paham akan pembicaraan mamanya padahal ia tahu betul apa alasannya yang menyebabkan pandangan mamanya seperti itu terhadap lukisannya
Mama Raya mengelus kepala anaknya mencoba menangkis prasangka Jasmine “tentu saja lukisan anak mama yang terbaik mungkin karena mama yang tidak tahu seni saja, makanya tak bisa memahami lukisan anak mama yang begitu indah ini” ralat mama Raya
Jasmine membalas penuturan Mama Raya dengan senyuman lebar “mungkin begitu mah” Jasmine mengiyakan saja pemikiran mamanya
“itu karena mama adalah mama jasmine jadi mama bisa merasakan luapan hati jasmine mah” batin jasmine memandang lukisannya yang penuh makna sebagai luapan kesedihan yang tengah ia rasakan
Mama Raya teringat ada yang ingin ditanyakan pada Jasmine “oh ya Jasmine, apa bulan depan kamu jadi tinggal di rumah ayahmu seperti biasanya” Tanya mama Raya
Jasmine tersenyum simpul pada sang mama “tentu saja mah, bukankah bulan depan adalah giliran Jasmine menemani ayah, kan Jasmine sudah hampir satu bulan di sini jadi bulan depan giliran ayah” balas Jasmine dengan tutur kata lembut
Mama Raya menghela nafas panjang, terlihat tampilan kecewa dari raut wajahnya “ya sudah kamu lanjut melukisnya ya, jangan lupa makan ya sayang, mama mau ke kantor dulu, ada rapat penting dengan klien dari jepang” Mama raya berpamitan pada Jasmine dengan mencium kening putrinya
Jasmine memeluk mama raya “ iya mah, mama kerja saja, nanti Jasmine makan kok” balas Jasmine
“ya sudah, mama tadi sudah pesan sama pelayan untuk siapin makanan kesukaan kamu, dan jangan ganggu kamu saat sedang melukis” mama Raya pun bergegas pergi meninggalkan Jasmine yang sedang melukis di halaman belakang
Mama Raya berjalan menjauh menuju halaman depan dimana mobilnya sedang terparkir
Melihat kepergian mamanya Jasmine melanjutkan lagi kegiatan melukisnya sambil tersenyum miris “kenapa aku begitu lelah menjalani semua ini, semuanya palsu” gumam Jasmine melanjutkan kegiatannya untuk melukis yang tertunda karena obrolannya dengan mama Raya
Para pelayan hanya saling melirik mendengar gumaman majikan mereka tanpa berani bersuara, karena mereka tidak berani menyinggung majikannya dan memang mereka di perintahkan untuk tidak mengomentari perbuatan maupun ucapan nona muda mereka
Jasmine melukis sampai jam 3 sore “selesai” gumam Jasmine ketika menyelesaikan lukisannya
Jasmine berdiri dan menepuk pakaian bawahnya yang baru saja bersentuhan dengan rumput di halaman
Jasmine memerintahkan pelayan di rumah mamanya untuk membersihkan tempat ia melukis dan meletakkan lukisannya di ruangan khusus penyimpanan lukisan Jasmine yang berada di rumah mama Raya
Jasmine yang memiliki kebiasaan melukis dan tempat tinggal yang suka berubah-ubah membuatnya memiliki tempat penyimpanan lukisannya di beberapa tempat yang ia tinggali termasuk rumah mama Raya
Jasmine berjalan menuju rumahnya menuju ruang makan “ bik masak apa” Tanya Jasmine ramah saat memasuki ruang makan
Para pelayan menunduk hormat dengan kedatangan Jasmine “masak sop buntut sama ikan gurame asam manis non “ balas bik ina pelayan di rumah mama Raya yang bertugas untuk memasak
Saat makan semua pelayan rumah berjejer rapih di samping Jasmine bersiap melayani Jasmine jika membutuhkan sesuatu
Jasmine merasa tak nyaman dengan keberadaan pelayan rumahnya yang berdiri bagai patung “berapa kali Jasmine bilang jangan berdiri seperti ini saat tak ada mama, kalau kalian tak mau menemani Jasmine makan, lebih baik lanjut kerja saja” perintah Jasmine menyuruh para pelayan tidak menungguinya saat makan dan melanjutkan pekerjaannya karena terasa kurang nyaman bagi Jasmine
Sebelum semua pelayan pergi, Jasmine menghentikan salah satu pegawai di rumahnya “oh ya Mang Jojo nanti jasmine mau jalan-jalan ke taman tolong jangan ikuti Jasmine ya” pinta jasmine pada sopir yang disiapkan mamanya selama tinggal di rumah mama Raya untuk mengantar Jasmine kemanapun ia ingin pergi
Mang jojo nampak cemas mendengar perintah majikan mudanya “tapi non kalau nyonya tahu pasti mang Jojo yang kena semprot” Mang jojo takut akan kemarahan majikannya kalau lepas pengawasan terhadap putri satu-satunya Mama Raya
“tenang aja mang, mama hari ini pulang malam karena rapat penting jadi pasti mama tidak akan tahu lagian Jasmine akan pulang sebelum mama sampai rumah kok” balas Jasmine menenangkan mang Jojo yang nampak takut dengan kemarahan Mama Raya
“tapi non” sahut Mang Jojo takut-takut antara menuruti majikannya atau putri dari majikannya yang sangat terlihat dari raut wajahnya kalau ia tak ingin di bantah sama sekali
Jasmine mengangkat tangannya menandakan tak ingin ada bantahan dari Mang Jojo “ Jasmine paling tidak suka di bantah” Jasmine menyudahi makannya dengan cepat
Jasmine pun bergegas pergi mengambil tas di kamarnya lalu keluar menuju taman kompleks rumahnya dengan berjalan kaki tanpa memperdulikan para pegawai mamanya yang ketakutan kalau sampai ketahuan mama Raya saat membiarkan Jasmine pergi seorang diri
para pegawai Mama Raya hanya bisa berdoa nona muda mereka akan pulang cepat dan tidak membuat nyonya besar mereka marah karena melepas pengawasan mereka pada Jasmine "gak papa ini kita gak ikutin nona" bisik salah satu pelayan yang di tugaskan untuk menjaga Jasmine
"mau gimana, kalau kita nekat ikutin pasti kita kena semprot sama nona. Kita berdoa saja kalau nona bisa pulang tepat waktu dan gak bikin kita kena omel nyonya" balas pelayan tersebut penuh harap
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments