Jasmine berjalan ke arah taman yang tidak jauh dari rumah Mama Raya
sebenarnya letak taman itu cukup jauh saat Jasmine berjalan kaki dari rumah karena lingkungan rumah Mama Raya terbilang cukup luas jadi berjalan dari depan rumah sampai gerbang depan Rumah Mama Raya sudah cukup menghabiskan waktu
Jasmine memang terlahir dari keluarga yang cukup berada, ayah dan mamanya adalah orang terkaya di negaranya dan juga Jasmine yang memiliki warisan dari kakek dan neneknya dari kedua orang tuanya yang menjadikan iya gadis terkaya nomor satu di negaranya walaupun tanpa harta kedua orang tuanya sama sekali
semua harta kakek dan nenek Jasmine di berikan pada Jasmine karena kedua orang tua Jasmine merintis usaha dari nol bukannya menerima harta dari kedua orang tua mereka, alhasil sebelum kakek dan nenek dari pihak ayah maupun mamanya meninggal, mereka mewariskan harta mereka pada Jasmine yang jelas menjadi anak satu-satunya ayah dan mamanya sebelum mereka bercerai
apalagi sampai kakek dan nenek Jasmine menghembuskan nafas terakhir mereka, Jasmine tidak memiliki saudara lain dari kedua orang tuanya
Kedua orang tua Jasmine bercerai ketika Jasmine berusia 5 tahun. Mama jasmine memang memilih tidak menikah lagi tapi ayah Jasmine menikah kembali dengan seorang wanita yang sama sekali tidak disukai Jasmine tapi ayah Jasmine memilih tidak memiliki anak dengan istri barunya sebab Jasmine masih tidak mau menerima istri dari ayahnya itu
Jasmine berjalan perlahan sambil sesekali memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Setelah 20 menit berjalan Jasmine sampai di taman bunga dekat rumahnya, ia mencari bangku kosong yang cukup sepi dan tertutup pohon besar dan pagar yang tinggi “kita bertemu lagi” Jasmine bicara seolah menyapa tempat yang ia datangi sebagai sahabatnya
“kamu adalah tempatku bersantai saat ini” gumam Jasmine
Jasmine memandangi bunga-bunga yang ada dihadapannya sambil tersenyum tipis “apa kalian tahu seberapa lelah diriku” Tanya jasmine dengan senyuman tapi tatapan matanya begitu sendu dan sarat akan kesedihan
Jasmine terkekeh dengan pertanyaannya “ah bodoh sekali aku, kalian kan tak bisa menjawab pertanyaanku” Jasmine menepuk jidatnya karena kebodohan yang ia buat sendiri
Jasmine menghela nafas panjang “ Aku lelah sekali hidup seperti ini, apa bisa aku egois kali ini pada mereka” gumam Jasmine sambil melihat bunga di dekatnya lalu menengadahkan kepalanya ke atas menatap birunya langit
Tanpa jasmine sadari ada seorang pria sedang membaca buku tak jauh dari tempatnya berada dan mendengar semua ucapan Jasmine
orang itu menutup bukunya mengalihkan pandangannya memandangi wajah Jasmine. Matanya tidak henti memandangi Jasmine dengan tatapan yang sulit di artikan “dia” gumam orang tersebut yang ternyata adalah seorang pria
“aku lelah sekali”ucap jasmine lalu menangis sejadi-jadinya
Tangisan Jasmine terdengar oleh pria itu. Pria itu memandangi Jasmine dengan heran karena Jasmine tiba-tiba saja menangis
“kenapa dia menangis dengan sesakit itu” batin pria tersebut memandangi Jasmine sambil memegangi dadanya seolah ikut merasakan sakit yang di rasakan oleh Jasmine saat itu
“apa kalian bisa membantuku mengurangi sakit disini” tunjuk Jasmine pada dadanya dengan isak tangisnya bertanya pada mawar di sampingnya “ bisakah” gumam Jasmine melanjutkan tangisnya yang memilukan
“mereka bilang menyayangiku tapi kenapa aku tak merasa begitu dan kamu, kamu bilang mencintaiku tapi kenapa menyakitiku dan meninggalkanku begitu saja demi keangkuhan mu itu” tambah Jasmine sambil terus menangis mengingat kilatan-kilatan bayangan masa lalunya yang begitu menyesakan
Jasmine menangis cukup lama, lalu ia terdiam sesaat tanpa suara dan tatapan kosong, sampai ia tidak menyadari langit yang sudah berubah menjadi gelap
Jasmine tersadar dan melihat jam tangannya “ ah ternyata sudah jam segini” Jasmine bergegas pergi dari taman itu agar bisa segera pulang sebelum Mama Raya sampai ke rumah dan mendapati dirinya yang tidak ada tanpa pengawalan sama sekali
Saat akan bergegas pergi tiba-tiba saja ada yang menahan tangannya menghentikan langkah Jasmine
Jasmine begitu terkejut saat ada yang menahan tangannya membuatnya menoleh kea rahasia tangan yang menahan tangannya “di mana rumahmu aku akan mengantarmu” suara seorang pria yang menghentikan langkah Jasmine
Jasmine mengernyitkan dahinya, menatap heran pada pria di hadapannya “apa anda berbicara dengan saya” Tanya Jasmine sambil menunjuk dirinya
“tentu saja, apa ada orang lain disini” balas pria tersebut mengedarkan pandangannya ke seluruh area taman yang memang sudah tak ada orang di sana
Jasmine menunduk sesaat dan tersenyum tipis ke arah pria tersebut “terima kasih tawarannya tuan tapi rumahku cukup dekat jadi tidak perlu mengantarku, aku bisa berjalan kaki untuk pulang ke rumah” balas Jasmine dengan tutur kata lembutnya
Pria tersebut langsung menarik tangan jasmine menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka duduk tanpa memperdulikan ucapan Jasmine yang memintanya untuk melepaskan tangannya “ kamu seorang wanita jadi aku akan mengantarmu karena ini sudah malam, tidak baik seorang wanita berjalan seorang diri di tengah malam seperti ini” pria tersebut berhenti sejenak dan berbalik menghadap Jasmine
Pria tersebut membukakan pintu untuk Jasmine dan sedikit memaksa Jasmine untuk masukke dalam mobilnya
setelah Jasmine duduk dalam mobilnya, pria tersebut bergegas memasangkan sabuk pengaman untuk Jasmine tanpa aba-aba membuat Jasmine tak siap dan tak bisa menolak “namaku Rasyid Fahreza, aku tidak akan macam-macam padamu dan hanya akan mengantarmu pulang saja” ucap Rasyid dengan suara datarnya
“baiklah” Jasmine nampak ragu-ragu menerima ajakan Rasyid
Harusnya Jasmine takut pada Rasyid karena ini adalah pertemuan pertama mereka apalagi Rasyid yang terkesan memaksa
tapi entah kenapa Jasmine menurut saja dan memperbolehkan Rasyid begitu saja untuk mengantarnya pulang di awal pertemuan mereka
Jasmine pun menunjukkan arah jalan pulang ke rumahnya dan tidak sampai sepuluh menit akhirnya mereka sampai di depan halaman rumah mama Raya
Rasyid terkejut dengan tempat yang di tuju Jasmine “ kamu tinggal disini?” Tanya Rasyid saat berada di depan gerbang rumah Jasmine yang ia kenali siapa pemilik rumah itu
“iya aku tinggal di sini, apa kau mengenal orang yang ada disini” Tanya Jasmine sedikit tegang dengan pertanyaan Rasyid takut Rasyid tahu kalau ia adalah anak pemilik rumah yang ada di hadapannya
Rasyid tersenyum kecil “tidak sih, hanya tahu saja siapa pemiliknya, apa kau bekerja disini” Tanya Rasyid
Jasmine sedikit ragu untuk menjawab Rasyid “ah iya, tapi aku hanya sementara saja di sini” balas Jasmine dengan suara terbata
“kenapa sementara” Tanya Rasyid heran saat Jasmine mengatakan sementara
“aku hanya melukis beberapa lukisan yang diinginkan putri pemilik rumah ini, dan pekerjaanku sudah mau selesai jadi sebentar lagi aku tidak bekerja disini lagi” balas Jasmine
“ah, kau seorang pelukis rupanya” ucap Rasyid
“iya” balas Jasmine dengan menganggukkan kepalanya
Rasyid mengeluarkan ponselnya dan menyodorkan ke arah Jasmine “apa aku boleh minta nomer hp mu” Tanya Rasyid memberanikan diri untuk meminta nomor ponsel Jasmine
Jasmine terkejut dengan permintaan Rasyid tapi sedetik kemudian ia tersenyum simpul ke arah Rasyid “maaf tapi aku tidak mempunyai ponsel” sedikit mendorong ponsel Rasyid menjauh dari dirinya, Jasmine mengatakan tidak memiliki ponsel
Rasyid terkekeh “kamu benar tidak punya ponsel atau tidak ingin memberikan nomormu padaku” Tanya rasyid masih dengan bahasa yang ramah pada Jasmine
Jasmine menggelengkan kepalanya “ memang benar kalau aku tidak memiliki ponsel” balas Jasmine menjawab dengan apa adanya
Rasyid heran mendengar itu “masa sih jaman gini masih ada yang tidak punya ponsel, kalau ada orang yang mau menghubungi kamu bagaimana“ Tanya Rasyid merasa heran kenapa Jasmine tidak memiliki ponsel di jaman secanggih ini
Jasmine terkekeh “aku hanya tidak suka menggunakan ponsel saja, biasanya juga orang yang membutuhkanku hanya menghubungiku lewat email dan aku merasa nyaman dengan hal itu” balas jasmine
Rasyid menghela nafas panjang “ baiklah kalau begitu apa aku boleh minta alamat email kamu" Tanya Rasyid
“untuk” Tanya jasmine kembali
“hanya ingin berteman denganmu, boleh kan” balas Rasyid
"tentu saja boleh” Jasmine mengambil pena dan secarik kertas dari tasnya lalu menuliskan alamat emailnya dan memberikannya pada Rasyid
“terima kasih sudah mengantarku, permisi” Jasmine berpamitan pada Rasyid lalu keluar dari mobil Rasyid
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments