"Non, bangun!" Maya dengan pelan membangunkan Putri.
"Emmm ... udah sampai ya, ini dimana May?"
"Saya tidak tau Non, tapi nyonya sudah menunggu di dalam." jelas Maya. Bang Jojon seperti biasa membukakan pintu mobil untuk Putri.
"Non, saya mau pamit ya. Tuan tadi menyuruh saya dan Maya untuk pulang duluan," Putri mengangguk dan masuk kehalaman rumah yang penuh dengan tanaman, itu membuatnya langsung merasa nyaman berada disana. Setelah memencet bel, seorang anak laki-laki membukakan pintu, putri melihat wajahnya seperti tak asing baginya.
"Maaf kak, mau cari siapa?" tanyanya.
"Aku mau cari mommy, eh mama Kirana,"
"Putri ...." teriak seorang perempuan cantik yang datang dari arah belakang anak lelaki itu.
"Ya ampun, kamu cantik sekali. Bunda sudah lama tidak melihatmu dan kamu semakin cantik sekali," ucapnya sambil memeluknya.
"Raka, ini Putri anaknya mommy Kirana,"
"Hai Raka." katanya sambil menggulurkan tangannya dan Putri membalasnya sambil tersenyum.
Putri mengikuti langkah mereka masuk kedalam. Langkahnya terhenti seketika saat melihatan pajangan foto keluarga mereka. Sebenarnya ini rumah siapa? dan ada hubungan apa keluarga ini dengan Tristan, pikir Putri yang bertanya-tanya dalam hatinya.
"Putri, kenapa?" tanya Lesti, karena dia menghentikan langkah kakinya dan melihat ke arah foto yang sedang dia liat.
"Oh itu, dia Tristan kakanya Raka dan ini ayah Arta (jelasnya). Oia katanya kamu satu sekolah sama Tristan ya? Bunda denger dari mommy kamu." Putri hanya menjawab dengan senyuman.
Pantas saja aku melihat wajah Raka sudah tidak asing lagi, ternyata dia adalah adik kandung Tristan gumamnya dalam hati.
"Hay, sayang." kata kirana mengecup kening putri.
"Hay, mom."
"Oh iya, kamu inget ga yang dulu pernah mommy pernah cerita tentang bunda Lesti?"
"Emmm ... sahabat momy waktu kuliah 'kan?" seingat Putri.
"Iya, sudah sekian lama mommy cari keberadaannya. Berkat kamu menunjukan foto Tristan, jadi mommy bisa mengetahui keberadaan bunda Lesti,"
"Maksud momy?" Putri masih tidak mengerti apa yang di katakan Kirana.
"Itu loh, kamu 'kan kemaren menunjukan foto Tristan, jadi mommy langsung mengingat Arta, karena wajah mereka sangat mirip. Dan ternyata firasat mommy sama daddy benar. Makanya momy sangat bersyukur kamu bisa satu sekolah dengan Tristan."
Kebetulan apa ini Tuhan, ini semua tidak bisa ku percaya, ternyata momy dan bunda Tristan sudah kenal sejak dahulu, pikir Putri.
** HALAMAN BELAKANG **
Putri, Lesti, Kirana dan Raka kumpul sambil menikmati teh hangat di sore itu. Lesti menceritakan bagaimana ketika mereka kuliah dulu, sampai mereka menikah. Kirana sudah cerita tentang perasaan Putri pada Tristan membuatnya tersipu malu. Putri pun baru tau kalau dia dan Tristan dulu sudah pernah bertemu tapi dulu saat usianya dua tahun dan Tristan tiga tahun.
Mungkin ini semua takdir aku bisa bertemu kembali dengan Tristan dan mempertemukan dua keluarga ini, pikir Putri.
Dia masih duduk di halaman belakang dengan Raka sambil mengobrol. Raka orangnya asik diajak bicara, lebih cerewet di banding kakanya yang terlihat lebih kalem. Sedangkan, Lesti dan Kirana pergi ke dapur mempersiapkan makan malam untuk semuanya sambil menunggu Rio dan Arta datang.
** DAPUR **
"Lesti, kok Tristan belum pulang?" tanya Kirana, karena sudah hampir sore anak pertama dari keluarga Hikaru belum juga muncul.
"Sebentar lagi dia pulang kok, dia kerja dulu,"
"Apa? kerja?" Kirana kaget.
"Iya dia kerja sampingan menjadi supir teman sekolahnya Dewi. Tapi hanya untuk pergi dan pulang sekolah atau kalau Dewi mau keluar rumah." jelasnya.
"Kamu kok biarin dia kerja? apa kalian sangat kekurangan?" tanya Kirana khawatir.
"Kita serba berkecukupan kok. Kamu tenang aja. Tristan mewarisi watak ayahnya, dia sama sekali tidak pernah meminta uang sepeserpun untuk biaya sekolahnya. Kami sudah melarangnya, tapi kamu tau sendiri bagaimana watak Arta yang keras kepala dan Tristan menuruni watak itu,"
"Aku bangga sama dia Lesti. Andaikan Sony masih ada dia pasti sudah sebesar Tristan," kata Kirana dengan sedih.
"Kamu sabar ya! 'kan Tristan juga kelak akan menjadi anak kamu." mereka berdua tertawa kecil bersama karena menginggat kembali rencana mereka untuk menjadi besan. Kemudian mereka melanjutkan kegiatan mereka karena sebentar lagi Rio juga Arta akan tiba.
**♥️♥️**
"Jadi, lo kalau di sekolah jadi kapten tim basket?" tanya Putri.
"Iya, kak." jawab Raka.
"Wah hebat donk, pasti banyak cewek yang naksir ya?" candanya.
"Bukan banyak lagi kak, aku udah kewalahan ngeladeninnya,"
"Hahahaahaha, habis kamu imut sih. Kakak juga jadi naksir pada pandangan pertama sama kamu." goda Putri. Raka yang mendengarnya tersipu malu.
**♥️♥️**
"Bunda, aku pulang." teriak Tristan memasuki rumah.
Tristan tidak mengetahui keberadaan keluarga Agatha di dalam rumahnya, membuatnya cukup kaget. Dia menghentikan langkah kakinya, saat melihat Putri yang sedang asik menggobrol dengan Raka. Putri belum menyadari dirinya ada dekat dengan mereka. Tristan memilih ke dapur untuk terlebih dahulu menyapa ibundanya.
"Sore, Bunda."
"Eh ... anak bunda sudah pulang. Sayang ini kenalin mommy Kirana, sahabat bunda dan ayah,"
"Halo, Tante."
"Jangan tante donk, panggil aja mommy. Kamu sudah besar makin cakep lagi. Mommy masih inget waktu kamu kecil begitu manja dan lucu ga nyangka sekarang kamu sudah sebesar ini."Tristan hanya tersenyum karena dia masih belum bisa mengingat Kirana. Ya... jelas dia tidak akan mengingat, karena pada saat kejadian itu dia masih berusia tiga tahun.
"Sayang, kamu kenal sama Putri ga? dia baru masuk tahun ini," tanya Lesti yang pura-pura tidak tahu.
"Iya Bun, kenal,"
"Tuh, dia lagi di halaman belakang sama Raka, gabung sana!" ucap Lesti sambil bermain mata dengan Kirana. Tristan pun menuruti perintah Lesti dan menghampiri mereka di halaman belakang.
"Hai." sapa Tristan dengan malu-malu.
"Eh kak Tristan, sini duduk kak! oia kak ini kak Putri anaknya mommy Kirana," Raka yang tidak mengetahui kalau mereka sudah saling mengenal.
"Iya, gue udah kenal kok." kata Tristan sambil duduk di samping Raka.
"Kak, aku mau mandi dulu ya, lengket belum mandi. Kak Putri aku tinggal ya." pamit Raka dan Putri hanya mengangguk sambil tersenyum.
Jantung Putri mendadak berdetak dengan kencang, saat mendengar suara Tristan. Raka pamit dan meninggalkan keduanya. Putri binggung harus ngobrol apa, mulutnya tiba-tiba terkunci rapat. Hatinya berdebar entah kata-kata apa lagi yang harus aku ungkapkan saat ini. Rasa rindunya yang sejak tadi siang terobati sudah.
"Udah lama?" tanya Tristan mencairkan suasana.
"Lumayan," jawab Putri singkat.
"Gimana udah beli bahan-bahan tugas buat besok?"
"Emmm ... udah kak tadi sama yg lainnya." suasana kembali sunyi. Putri binggung apa yang harus dia bicarakan. Saking senangnya dia tidak bisa berkata-kata. Diam-diam Putri melirik ke arah muka Tristan yang sedang melihat kolam ikan yang ada di depan mereka.
"Tristan, Putri ayo masuk!" teriak Lesti dan kedua masuk ke dalam menghampiri dua wanita cantik itu.
Mobil Rush silver memakirkan di garasi mobil rumah keluarga Hikaru. Arta turun dari mobilnya dan segera masuk ke dalam rumah. Arta yang mendapatkan kabar dari istrinya kalau mereka kedatangan Rio dan Kirana bergegas pulang karna tidak memungkiri bahwa di pun sudah rindu ingin bertemu sama dua sahabatnya itu.
** RUANG MAKAN **
"Ayah". kata Lesti yang melihat suaminya datang.
"Arta kamu apa kabar?" tanya Kirana dan mereka pun saling memeluk. Mereka sudah seperti keluarga, jadi sudah tidak ada rasa canggung lagi antara mereka.
"Rio mana?"
"Dia lagi dijalan, sebentar lagi sampai." Tristan dan Putri hanya terdiam melihat ketiga sahabat itu saling melepas rindu.
"Kirana, ini Putri anakmu?" tanya Arta yang kanget, karena anak itu tumbuh besar dan sangat cantik dan manis.
"Halo, om." Putri menggulurkan tangannya dan Arta langsung menariknya kedalam pelukannya. Putri hanya tersenyum dan pasrah.
"Kamu sudah besar sekarang. Jangan panggil om, tapi panggil ayah Arta, karena kamu juga anak ayah." Putri hanya mengangguk dan kembali duduk.
Ting tong ting tong
"Itu pasti Rio, biar aku yang buka." kata Arta semangat dan langsung bergegas menuju pintu.
"Rio." teriak Arta dan memeluk sahabatnya yang baru saja tiba. Dan Rio pun menyambut pelukannya dengan hangat.
"Kemana aja kamu ?" tanya Rio penasaran.
"Masuk dulu, anak-anak sama istri kita sudah menunggu di ruang makan."
Di meja makan semua sudah berkumpul. Tiga anak dan dua istri mereka yang sudah siap untuk menyantap makanan.
"Raka, Tristan, ini om Rio." kata Arta memperkenalkan sahabatnya.
"Daddy Rio" katanya meralat yang di katakan Arta.
"... Wah ganteng-ganteng anak kamu," kata Rio
"Ya ... gimana ga ganteng? bapanya aja setampan ini," semua pun tertawa bersama.
"Akhirnya kita berkumpul ya. Sudah lama aku memimpikan ini dan semua terwujud." kata Kirana. semua hanya tersenyum melanjutkan makan malam mereka.
Para orang tua sedang asik menggobrol di halaman belakang. Terlihat dari wajah mereka melepas rindu. Entah apa yang mereka ceritakan? tawa pecah mereka mencuri perhatian Putri dan Tristan yang berada di ruang TV, sedangkan Raka memilih masuk ke kamar, karena banyak tugas yang harus ia kerjakan.
"Ga nyangka ya," kata Tristan.
"Ga nyangka apa, kak?" tanya Putri.
"Ga nyangka aja, kalau orang tua kita berteman cukup dekat,"
"Oh iya bener, tapi mommy sih dulu sering cerita kalau momy punya sahabat yang sangat dekat dan siapa sangka kalau itu bunda, kak Tristan."
"Oh gitu, gue malah baru tahu, hari ini sempet kaget sih dan gue salut sama persahabatan orang tua kita,"
"Iya kak, gue juga."
Jm sudah menunjukan jam sepuluh malam. Rio dan Kirana pun pamit pulang, karena besok Rio harus kembali bekerja dan Putri harus pergi ke sekolah.
"Udah akrab aja nih anak-anak bunda, Raka mana?" tanya Lesti yang berjalan dari halaman belakang disusul ketiga sahabatnya.
"Apaan sih bunda. Raka lagi ngerjain tugas Bun," jelas Tristan dengan muka yang sedikit memerah.
"Putri ayo kita pulang! atau kamu mau nginep sini aja biar bisa lanjutin ngobrolnya." goda Rio, karena dia tau kalo anaknya ini sangat menyukai Tristan.
"Daddy mulai deh ...." dengan malu dan muka yang memerah keempat orang dewasa itu tertawa melihat tingkah laku Putri.
"Ayah, bunda, kak Tristan aku pulang dulu ya! sampaikan salamku untuk Raka dan terima kasih untuk makanannya, masakan bunda memang juara," puji Putri.
"Jadi, masakan momy ga juara nih?" goda Kirana.
"Kalo mommy, luar biasa." semua pun tersenyum
"Makasih ya sayang, sudah mau main ke sini. Kamu harus sering-sering main kesini, bunda kesepian ga ada teman wanita di sini." kata Lesti sambil mengecup kening Putri.
"Iya bun, kalau daddy ngizinin. Soalnya daddy galak." bisiknya.
"Kok, ngomong daddy galak? daddy pasti izinin kok, kalau maen nya ke rumah Tristan." Putri hanya menunduk malu dengan muka yang memerah karena kelakuan daddy-nya.keluarga Agatha pun pamit pulang.
**♥️♥️**
"Daddy ..."
"Ya, sayang,"
"Daddy ga cerita 'kan ke ayah sama bunda kalo aku naksir Tristan?" Rio dan Kirana duduk di belakang hanya tersenyum saling memandang satu sama lain.
"Jangan-jangan daddy sama momy cerita yaaaa?" kata Putri kesal.
"Memangnya kenapa sayang kalau kita cerita?" tanya Kirana yang terlihat menahan tawanya.
" 'kan aku malu mom, iiiiiih momy sama daddy sama-sama nyebelin" Rio dan Kirana hanya diam dan tersenyum, pak Anton yang melihat kelakuan manja Putri ikut tersenyum.
Setelah 30 menit perjalanan akhirnya sampai di rumah. Putri bergegas turun dia ingin segera merebahkan badannya di atas ranjang.
"Sayang, besok kamu jadi ikut nginep di sekolah?" tanya Rio yg menghentikan langkahnya untuk menaiki anak tangga. Putri pun turun kembali dan menghampiri Rio yang baru saja duduk menyenderkan badanya di sofa ruang TV.
"Iya dad, boleh kan? tadi di telpon daddy udah setuju," kata Putri meyakinkan.
"Boleh aja, tapi kamu hanya bisa di awasi bang Jojon, karena Maya kan tidak ikut acara malam puncaknya sedangkan Rani pasti sama-sama sibuk. Terus ga ada bisa menyiapkan keperluan kamu." kata Rio hanya menakutinya, karena selama ini Putri tidak pernah melakukan apa-apa sendiri.
"Daddy aku sudah besar, aku bisa menyiapkan keperluanku sendiri." Rio hanya tersenyum mendengar pernyataan Putri.
"Dad, aku minta satu pemintaan boleh?"
"Apapun sayang?"
"Aku pengen Maya dan Rani konsentrasi sama sekolahnya. Maya sudah kelas tiga dan dia pasti sibuk mepersiapkan ujian sekolah. Sedangkan Rani, aku merasakan usia Rani saat ini pasti dia menginginkan masa-masa remajanya yang indah, bukan masa remaja yang sibuk mengurusku di rumah dan juga di sekolah. Untuk di rumah aku ga masalah tapi klo di sekolah biarlah mereka menikmati masa-masa remaja mereka," Rio hanya menatap wajah Putri dengan serius.
"Daddy kok diem aja, emang Putri ada yang salah ngomong ya?"
"Kamu serius sayang?" Kirana memeluk Putri dari belakang, tanpa Putri ketahui sejak tadi ada di belakangnya dan mendengarkan semuanya.
"Seriussss? emang aku keliatan becanda ya?"
"Daddy ga menyangka kamu mempunyai pikiran sebijak itu." Putri melihat mata Rio dan Kirana yang sudah berkaca-kaca, karena yang mereka tau anak kesayangan mereka selalu egois tidak pernah memikirkan perasaan orang lain.
"Tentu saja sayang daddy menyetujuinya," Putri langsung memeluk Rio dengan erat saking senengnya.
"tapi ...."
"Kok da tapinya sih?" kata Putri cemberut sambil melipat kedua tangannya ke dada.
"Iya, sebagai gantinya Tristan yang harus ngejagain kamu dan pastinya bang Jojon selalu dua puluh empat jam ngawasin kamu,"
"Tristan??" teriak Putri kanget, karena Putri tidak mengerti kenapa Rio menyerahkan tugas mata dan Rani pada Tristan.
Apa daddy mau jadikan assistenku??? pikirnya.
"Udah sayang, kamu istirahat sekarang udah malam. Kamu 'kan besok akan menginap disekolah dan pasti akan kurang waktu untuk tidur," kata Kirana
"Tapi mom .... daddy belum jawab pertanyaan Putri,"
"Ga ada yang harus daddy jawab sayang, udah sekarang kamu harus istirahat!" titah Rio. Putri pun menuruti perintah Rio dan menaiki setiap anak tangga. Pikiran Putri masih dipenuhi dengan kata-kata Rio, tentang Tristan yang akan menjaganya.
Apa Tristan bakal jadi bodyguard atau assisten baru aku nantinya??? pertanyaan itu selalu muncul di benaknya.
.
.
.
.
.
~Bersambung~
TERIMAKASIH ATAS SUPPORT SEMUANYA
JANGAN LUPA KLIK TANDA LOVE DAN LIKE NYA YA😇😇😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Rhenie Lestarie
hadeh mengigat masa" sma
2021-03-17
1
iiirrmaa Ind🌺℘ṧ
gak bisa omong aku tuh
2021-03-13
1
Servi Hidayati
kok masih bersambung sih...aku kn kepengen ngelakuin baca cerita ini dari Web sebelah
2020-07-02
2