Hari hari Emeli setelah pernikahan Nathan dengan Sandra. Sikap Ibu mertua yang selalu membencinya. Nathan yang tak pernah bisa bersikap tegas. Membuat hari hari Emeli bagai di dalam neraka.
Suatu hari, Ibu Nathan berencana untuk pergi jalan jalan ke luar Negeri sekalian mengajak Nathan dan Sandra bulan madu. Ibu Nathan sengaja memilih tempat yang jauh supaya putranya tidak terganggu dengan kehadiran Emeli. Pria itupun lagi lagi tidak bisa menolak keinginan Ibunya.
Senin pukul 9 pagi, mereka berangkat tanpa memperdulikan perasaan Emeli lagi. Kehadirannya di rumah itu bagai hantu, nampak tapi tak di anggap oleh mereka. Perlahan sikap Nathan pun berubah karena Emeli terus menjauh dan tidak ingin di sentuh Nathan lagi.
Emeli merasa kesepian di rumah sebesar itu sendirian, akhirnya ia memutuskan untuk menemui sahabatnya Clara.
Singkat cerita, Emeli telah sampai dirumah Clara yang megah. Wanita itu hidup sendirian sementara orangtuanya jauh di Negara lain. Tentu saja Clara senang bertemu Emeli dan memintanya menginap selama Nathan tidak ada di rumah.
***
Semalaman Emeli tak dapat memejamkan mata, selain teringat Nathan yang tengah bulan madu bersama Sandra dan Ibu Nathan pun ikut bersama mereka untuk mengawasi supaya Nathan melakukan kewajibannya sebagai seorang suami. Supaya mereka mendapat momongan. Clara yang semalaman mabuk membuat Emeli tak tega untuk meninggalkannya sendirian. Akhirny baik Emeli atau Clara, sama sama tidak tidur.
"Hoamm." Emeli menutupi mulutnya dengan tangannya lalu ia menggeliat sambil berdiri setelah semalaman duduk di balik pintu mendengarkan Clara meracau di akibatkan alkohol.
Perlahan Emeli membuka pintu, ia mendapati Clara masih duduk di kursi dengan tatapan mata kosong ke depan. Emeli berjalan perlahan mendekati Clara lalu jongkok, memungut pecahan botol di lantai. Namun, Inah yang tiba tiba datang dari arah pintu dapur, melarang Emeli untuk memungut pecahan botol itu. "Jangan Non, biar Inah saja."
Emeli menoleh ke arah Inah yang jongkok di sampingnya. "Baiklah, aku bawa Clara ke kamarnya dulu." Emeli berdiri dan mendekati Clara, ia angkat tangannya lalu mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Dengan langkah terseok memapah tubuh Clara, akhirnya sampai juga di kamar Clara. Lalu ia meletakkan tubuh Clara di atas tempat tidur. Kedua kaki Clara yang masih menjuntai ke bawah, Emeli benarkan kakinya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Clara.
Emeli kembali berdiri tegap, ia menatap dalam wajah Clara. Sepandai pandainya Clara bersikap tenang dan periang tapi jelas terlihat dari sorot mata wanita itu menyimpan luka yang tak pernah bisa terbaca oleh siapapun yang memandangnya.
Emeli menarik napas panjang, tangannya mengusap wajah dengan pelan. Seolah olah ingin membuang semua beban pikirannya. "Huffftt" Ia membuang udara dari mulutnya lalu mengalihkan pandangannya pada sebuah foto seorang pria. Perlahan Emeli berjalan mendekati sebuah foto yang terpajang di dinding kamar.
'Jimy' Emeli menyebut nama yang tertera di foto seorang pria berwajah tampan bak dewa yunani tapi memiliki sorot mata tajam seperti iblis pencabut nyawa. Emeli menarik napas panjang lalu ia hembuskan dengan kasar. Ia balik badan, pandangannya langsung tertuju pada Clara yang sudah berdiri di hadapannya. "Clara?"
"Emeli."
"Dia suamimu?" Emeli melirik sesaat ke arah foto.
Clara menggelengkan kepala, lalu menunduk. "Aku seperti ini karena dia." Clara mengangkat wajahnya, menatap foto itu dengan tatapan benci. "Cinta memang aneh ya?" Clara menoleh ke arah Emeli dan tersenyum samar.
Emeli terbatuk pelan. "Entahlah Clara." ia berdiri sejajar dengan Clara menatap foto pria itu.
"Aku berpikir dia mencintaiku, tapi ternyata aku keliru." Clara menundukkan kepala sesaat, lalu menoleh ke arah Emeli. "Menurutmu, cinta itu apa?" tanya Clara.
"Ah, apa?" Emeli celingukan mendapat pertanyaan dari Clara. Ia senggol lengan wanita di sampingnya dengan bahunya. "Kau sendiri? apa?" tanya Emeli balik.
Clara menautkan kedua alisnya menatap lama wajah Emeli, lalu ia tertawa. "Tidak tahu."
"Sama!" seru Emeli ikut tertawa.
"Kamu, aku, sama sama bodoh!" kedua wanita itu tertawa terbahak bahak mentertawakan diri mereka masing masing. Hingga Clara menitikkan air mata lalu mengusap matanya dengan tangan.
"Kau tahu? sudah lama aku tidak tertawa seperti ini," ucap Clara merangkul bahu Emeli. Lalu mereka berjalan bersama keluar kamar. "Aku lapar, kita makan."
Clara dan Emeli duduk di kursi, makanan yabg sudah di sajikan Inah menggugah selera makan mereka berdua. "Emeli."
"Hem." Emeli menoleh ke arah Clara.
"Kau mau melamar kerja di mana?" tanya Clara sembari mengambil gelas air mineral di atas meja.
"Aku belum tahu, lagi pula aku tidak memiliki ijazah dan keahlian." Emeli menundukkan kepala.
Clara meletakkan gelas di atas meja, dengan tatapan ke arah Emeli. Sesaat ia terdiam hanya memperhatikan Emeli. Lalu ia menggeser kursi lebih dekat dengan Emeli.
"Emeli.."
Emeli mengangkat wajahnya menatap Clara, "ya?"
"Kalau aku boleh usul, mau nggak? kau bekerja di Club milik temanku?" Clara mengangkat kedua alisnya menunggu jawaban Emeli.
"Club?" Emeli menautkan kedua alisnya menatap Clara. Ia tidak buru buru menjawab pertanyaan Clara.
"Ayolah Emeli, mau ya? dari pada kau harus muter muter cari kerjaan?" bujuk Clara.
"Tapi-?"
"Emeli, pekerjaan di club itu banyak kok. Kamu bisa jadi waiters, bisa jadi pemain musik atau penyanyi. Bukan berarti kau harus bekerja sebagai..ya, kau tahu kan maksudku?" Clara menjelaskan pada Emeli panjang lebar.
Emeli menganggukan kepala, "iya aku tahu itu."
"Jadi?" Clara memegang lengan Emeli erat. "Kau mau kan?"
Emeli diam menatap dalam wajah Clara yang tengah menatapnya penuh harap. Ia tidak mengerti nengapa Clara memaksanya untuk bekerja di Club. Apakah dia hendak menjerumuskan Emeli? ah tidak tidak. Emeli menepis pikiran buruk tentang niat Clara.
"Emeli, malah bengong." Clara menepuk tangan Emeli, hingga membuyarkan lamunannya.
"Baiklah, aku setuju." Emeli tersenyum, tidak ada salahnya mencoba bukan?
"Horeee!" layaknya anak kecil, Clara tepuk tangan. Ia sangat senang mendengar jawaban Emeli.
Emeli menggelengkan kepala, mengangkat kedua bahunya tidak mengerti dengan reaksi yang Clara tunjukkan. Ia berharap apa yang ia pikirkan tentang Clara adalah keliru.
"Oke, sekarang kita makan." Clara mulai menikmati sarapan paginya, begitu juga dengan Emeli. Ada perasaan was was di hati Emeli tentang permintaan Clara. Tapi sekali lagi ia berusaha untuk percaya dan menaruh harapan pada orang lain.
Setelah mereka selesai sarapan, Clara langsung mengajak Emeli pergi ke mall. Clara bermaksud membelikan pakaian dan keperluan Emeli. "Kau mau?" tanya Clara.
Emeli menganggukkan kepala, "terima kasih, kau sudah baik padaku. Tapi aku mandi dulu ya."
"Oke! sahut Clara.
Clara beranjak pergi ke kamarnya untuk bersiap siap, begitu pula dengan Emeli berlalu ke kamarnya. Selama melakukan aktifitas, Emeli tidak berhenti memikirkan sikap dan permintaan Clara. Meski ia berusaha meyakinkan diri bahwa wanita itu tidak mungkin seburuk yang ia pikirkan. Namun rasa khawatir tetap mengganggu pikirannya. Ia tidak ingin kecewa lagi, setelah berkali kali harus menelan kekecewaan.
Tak lama kemudian mereka telah selesai dengan dirinya masing masing. Clara langsung mengajak Emeli ke tempat yang di tuju. Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di halaman mall. Emeli memilih beberapa potong kaos dan celana jeans untuk keperluan bekerja nanti Setelah semua selesai mereka beli. Emeli langsung mengajak Clara pulang.
"Kok pulang? memangnya sudah cukup?" tanya Clara.
Emeli menganggukkan kepala. "Ini sudah cukup."
"Baiklah, kalau kau mau pulang." Clara mengajak Emeli ke meja kasir, dan membayar semua yang sudah di beli mereka. Setelah selesai, mereka berjalan keluar mall menuju area parkiran. Clara dan Emeli masuk ke dalam mobil bersamaan.
"Nanti malam, aku yang akan mengantarkan kau ke Club menemui temanku."
Emeli menganggukkan kepala, ia tersenyum samar menatap Clara sekilas lalu fokus ke depan. Di dalam mobil, Clara banyak bercerita tentang masa lalu pernikahannya yang berakhir di perceraian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sherly Ly
katanya ga punya siapa2 lagi, lah ini apa? klo dri awal lu punya shabat minta bntuan dong sma shabat lu. jdi cwe kok bego bgt, mau2 aja di jadiin babu
2023-08-16
0
Kimie Meonk
knpa hrs club' sih... cafe kek .
2022-03-30
0
Atieh Natalia
jangan2 Clara jahat ya
2021-07-08
0