BP 2

Hari pernikahan Nathan tersisa satu hari lagi. Namun sampai hari ini, Nathan sama sekali masih bertahan untuk tidak menceraikan Emeli. Tapi yang lebih menyakitkan Emeli, suaminya menyetujui pernikahan itu. Apapun alasan yang di berikan Nathan itu tidak di benarkan olehnya. Nathan terlalu egois hanya memikirkan perasaan ibunya sendiri.

Seharian Emeli mengurung diri di kamarnya. Meski berkali kali Nathan membujuknya hanya untuk sekedar menawarkan makan.

"Sayang, kau belum makan dari pagi. Nih, aku bawakan makanan kesukaanmu." Nathan mendekatkan telinganya di pintu, tapi tidak ada tanda tanda Emeli membuka pintu kamar.

"Tok tok tok!

" Emeli, buka sayang!"

Emeli yang ada di dalam kamar, hanya diam menatap pintu kamar. Perlahan ia bangun lalu turun dari tempat tidur. Emeli kembali membuka lemari pakaiannya, dan membereskan beberapa pakaian yang bisa ia gunakan nanti kedalam tas punggung berukuran sedang. Akhirnya Emeli memutuskan untuk meninggalkan rumah sore itu juga, karena ia merasa sudah menandatangani surat perceraian.

"Emeli! buka pintunya! Terdengar suara Nathan memanggil dari luar kamar, untuk kesekian kalinya Nathan membujuknya untuk keluar kamar.

Emeli menatap ke arah pintu, ia menarik napas dalam dalam dan berusaha tenang meski gejolak dalam hatinya terus bergemuruh. Perlahan ia berjalan mendekati pintu dan berdiri sesaat untuk menenangkan hatinya. Ia pejamkan mata menghirup udara sebanyak banyaknya lalu ia embuskan perlahan.

Perlahan ia membuka mata, tangannya terulur membuka pintu. Pelan tapi pasti Nathan berdiri di depan pintu memperhatikannya. " Kau mau kemana?"

"Hubungan kita sudah berakhir semenjak kau menerima tawaran Ibumu untuk menikah lagi," jawab Emeli dengan nada suara lebih stabil dari sebelumnya.

"Tidak Emeli, aku tidak akan menceraikanmu!" Nathan berusaha melepaskan tas punggung Emeli.

"Lepas!" Emeli menepis tangan Nathan dengan tatapan tajam. Rasa cinta, rasa sayang pada saat itu hilang dari hati Emeli, tergantikan dengan rasa kekecewaan dan rasa sakit hati. Hingga nampan di tangan Nathan jatuh ke lantai.

"Prank!

Nathan diam menatap Emeli, untuk pertama kalinya ia mendengar kata kata kasar dari bibir Emeli. "Aku mencintaimu," ucap Nathan sedih.

"Rasa sakit hatiku melebihi besarnya cintamu, Nat." Emeli melirik sesaat ke arah Nathan yang termangu, lalu ia melangkahkan kakinya meninggalkan Nathan.

"Emeli! kau mau kemana? kau tidak punya tempat tinggal! pekik Nathan.

"Deg!"

Ya, dia benar. Emeli tidak punya tempat tinggal, selama ini ia tinggal di rumah tantenya. Tapi tantenya telah mengusir Emeli karena menolak untuk di jodohkan dengan pria yang tidak ia cintai. Dan naasnya, pria pilihan dirinya sendiri tak kalah menyakitinya. Tanpa bisa ia bendung lagi, air mata yang sudah menggenang di matanya, ia biarkan air mata itu jatuh saling memburu di pipinya.

"Emeli dengarkan aku," Nathan menarik tangan Emeli. Namun ia menepisnya dan berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Nathan yang terus berlari mengejarnya.

"Emeli tunggu!" seru Ibu Nathan menahan langkah Emeli. "Ibu Nathan merobek surat cerai di tangannya. " Kau tidak boleh pergi dari sini, kau masih istri sah Nathan!"

Emeli menoleh ke arah Ibu Nathan yang merobek surat cerainya. "Tapi Bu?"

"Kalau kau tetap kekek, aku akan menuntutmu. Apa kau bisa bayar hah?" Ibu Nathan menatap tidak suka. "Nathan! bawa masuk istrimu!" Ibu Nathan kembali masuk ke dalam kamarnya. Lalu Nathan menarik tangan Emeli kembali masuk ke dalam kamar.

"Emeli, sudah jangan menangis. Pernikahan ini hanya sementara. Aku janji tidak akan menyentuh wanita itu." Nathan meremas tangan Emeli.

"Cukup Nathan! Emeli berdiri. " Sekarang juga kau keluar dari kamarku!" Emeli menarik tangan Nathan paksa hingga di depan pintu kamar.

"Emeli, kau tahu aku sangat mencintaimu." Nathan berusaha untuk tetap ada di kamar itu. Namun Emeli mendorong paksa tubuh Nathan keluar dari kamarnya lalu menguncinya dari dalam.

Wanita itu menjatuhkan tubuhnya duduk di lantai. Menarik kedua kakinya lalu mendekapnya erat. "Ibu, andai kau masih hidup. Tentu hidupku tidak akan seperti ini." Emeli kmbali terisak menangis mengingat pernikahan Nathan dengan wanita lain hanya karena dia mandul.

"Apakah wanita mandul tidak punya hak yang sama? hidup bahagia dan di cintai seutuhnya?" ucap Emeli dalam hati.

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Npa Emeli gk kbur aja lki lki mcm Nathan gk ada guna

2023-01-10

0

Aska

Aska

kabur aja Emeli

2022-01-10

0

Hanny Pakpahan

Hanny Pakpahan

bingung 😕

2021-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!