BAB 3

Sejak pertemuan Jeff dengan keluarga Harrison Kevin dan Melvin kedua kakak kembarnya menjadi super posesif. Amanda risih kakak nya jadi sering menghubungi nya. kakak khawatir sayang — itu lah yg selalu di katakan. Untuk Calvin dia hanya menitip pesan untuk selalu menjaga Amanda dan tidak akan mempermainkan nya seperti yg sudah sudah. Bedanya kali ini bukan Amanda yg di permainkan, tapi Jeff. Untuk pertemanan kakaknya dan Jeff sepertinya sedang ambang perpecahan sepertinya. Tidak tidak mereka masih tetap berteman dan hangout bareng, namun bedanya selalu ada kalimat ancaman dan peringatan.

Kevin tidak habis pikir dengan adiknya yg cantik, mandiri, elegan, kenapa bisa jatuh dengan teman yg suka bermain dengan wanita seperti ini? Mungkin memang iya tidak sepenuhnya salah Amanda. Dia memang tidak tahu sifat Jeff seperti apa. Setiap pulang clubbing selalu dengan perempuan, Kevin dan Melvin di anggap cupu karena tidak berani membawa perempuan ke dalam kamar hotel.

Namun sepertinya hari ini adalah hari apes nya Jeff. Amanda datang begitu saja ke apartemen Jeff di saat pelepasan hampir mencapai ******* nya. Perempuan yg sedang di bawah perutnya berusaha sangat keras untuk membantu Jeff keluar.

Persetan dengan Amanda. Jeff tidak tahan. Pelepasan itu akhirnya terjadi. Membasahi wajah cantik yg menatap nya di bawah sama sambil tersenyum.

"Good Girl." Jeff pergi ke kamar mandi dulu untuk membersihkan sisa sisa cairan putih di bawah sana. lalu mengambil handuk untuk menutupi adik nya yg sudah lemas tidak berdaya.

"Kamu boleh bersih bersih sebelum pergi dari sini." Tunjuknya kepada perempuan itu dan ia hanya mengangguk lalu pergi ke kamar mandi.

Jeff menghela nafas Amanda kali ini lebih berani datang ke apartemen nya tanpa menghubungi nya terlebih dahulu. Entah ulah apa lagi yg akan di lakukan.

Ketika pintu terbuka Amanda reflek menutup mata nya. "Ih pakek baju dulu dong kak."

"Yasudah kalau ngga mau masuk."

Amanda buru buru menjegal pintu yg sedikit lagi tertutup. "Iya iya aku masuk."

Dasar cowok rese—gumamnya.

Amanda masuk dan terpukau dengan apartemen Jeff sangat luas dan banyak lukisan lukisan di dinding. Cat dinding nya dominan abu abu dan navy. Sebagai rumah untuk laki-laki dan tinggal sendiri ini tidak seburuk itu. Tidak seberantakan yg Amanda pikir. Sepertinya Jeff ini perfeksionis dalam segala hal.

"Wine?"

Amanda masih menatap sekelilingnya. Jeff menggeleng kan kepalanya entah apa yg Amanda lihat hingga seserius itu. Ia menghampiri Manda dan berdiri di belakangnya, berbisik pelan.

"Sayang."

Amanda terkejut sekaligus merinding. "Ih kak Jeff kaget tau!"

"Kamu ngga denger tadi aku panggil. Mau wine? "

"Air putih aja please."

"Ambil aja di kulkas."

Jeff pergi ke kamar nya. Amanda di tinggalkan begitu saja. Cih tamu mana yg harus melayani diri nya sendiri. Amanda membuka kulkas Jeff dan mengambil sebotol air.

"Banyak juga bahan makanan. Kayak yg suka masak aja, cih."

"Kamu siapa?" Suara perempuan di sudut sana.

Amanda menengok. "Saya tunangannya Jeff."

perempuan itu menghampiri Amanda sambil melipat tangan di dada. Amanda memperhatikan perempuan yg sedang tersenyum angkuh kepadanya. Perempuan itu terlihat memakai kemeja putih kebesaran seperti milik Jeff.

"Tunangan mu baru saja tidur dengan ku."

"Lalu?" Jawab Amanda. Tidak terpancing dengan perkataan perempuan di depannya ini. Berharap apa? Amanda cemburu? tidak akan. Baginya lawan di depannya beda kelas.

"Kamu tidak marah? perempuan mana yg tidak marah mendengar kabar pasangannya tidur dengan wanita lain. Kamu tidak mencintai Jeff bukan? kamu hanya ingin menginginkan hartanya."

"Loh loh sedang membicarakan diri sendiri kah, mbak?"

Perempuan itu kini nampak kesal. Amanda tersenyum manis kian membuat nya tambah naik pitam. Amanda melihat Jeff keluar dan berlari ke arah nya. "Sayang, aku ngga suka sama cewek itu. Usir dia."

Jeff mengangguk. "Kamu boleh pergi sekarang."

Perempuan itu pergi dengan wajah kesal dan menggerutu. Amanda dengar perempuan itu berkata dasar ****** Amanda tidak terima. "Apa kau bilang? ******?"

"Tidak ada yg lebih menjijikkan dari orang yg tidur dengan cowok sudah memiliki pasangan."

Perempuan itu tidak membalas pergi meninggalkan apartemen. Jeff memperhatikan wajah Amanda dari dekat yg nampak kesal dan kini ia menggerutu dengan bibir sedikit manyun. Tuhan apa boleh menciumnya lagi?

Jeff menarik pinggang ramping Amanda agar lebih dekat dan berhadapan dengannya. Ia merapihkan helaian rambut di pipi Amanda dan tersenyum. "Ngga usah cemburu sayang. Tetap kamu yg akan jadi istri aku."

"Istri boongan." Koreksi Amanda.

"Boleh aku cium?"

Amanda menggeleng lalu mendorong Jeff agar terlepas dari pelukannya. Cium? hell jangan harap jika tidak ada persetujuan dari Amanda. Dan ia tau kalau Jeff tidak se brengsek itu untuk menciumnya tanpa izin.

Amanda duduk di sofa diikuti Jeff yg sedang cemberut gara-gara tidak diperbolehkan untuk mencium Amanda.

"Bukan kah keterlaluan?" Ujar Jeff yg merasa tidak adil.

"Tidak adil apa nya?"

"Hanya kamu yg boleh bertindak seenaknya."

"Tapi kak Jeff terima-terima saja."

sialan lihat saja.

Jeff tidak menjawab ia meraih ponsel nya dan menelpon sekretaris pribadi nya. "Aldo kita berangkat sekarang."

"Tunggu, kak Jeff lupa? hari ini kita akan beli cincin tunangan kita."

"Kamu beli saja sendiri aku sibuk."

"Ya tapi kan takut ga sesuai ukurannya."

"Bawa cincin ini sebagai contoh."

"Ngga bisa kak Jeff harus ikut."

"Kamu yg bakal lamar aku berarti kamu yg harus menyiapkan semuanya anak kecil."

"Stop panggil aku anak kecil"

"Ayo aku antar."

"Ke mana?"

"Beli cincin kan?"

"Kak Jeff jadi ikut?" Amanda terlihat senang.

"Pengen banget kah pergi sama aku cantik?"

"Ga usah geer! aku pergi sendiri aja." Amanda meraih tas nya dan mengambil cincin Jeff si meja. Dasar narsis!

...***...

Amanda benar-benar pergi sendiri. Orang lain akan menganggap diri nya menyedihkan. Sedang membeli cincin tunangan tapi sendirian. Tapi orang tidak tahu kalau ia sedang bersandiwara jadi untuk apa sedih. Ia melihat sepasang cincin yg sederhana hanya terdapat 3 buah berlian yg kecil sekali sebagai hiasan.

"Yg ini aja mbak. Untuk ukuran saya sudah pas dan untuk ukuran satu lagi sesuaikan dengan cincin ini. Terimakasih."

"Manda?"

Amanda mengenal suara itu. Suara yg tidak ingin dia dengar lagi. Ia sama sekali tidak menengok hingga akhirnya perempuan itu tidak berdiri lagi di belakang melainkan di samping Amanda. Perempuan ini sangat tidak tahu malu masih berani muncul di hadapan Amanda. Dia Charlotte.

"Kamu sendirian?"

"Seperti yg kamu lihat." jawab Amanda datar tanpa melihat wajah Charlotte.

"Aku minta maaf."

"Untuk apa? kalian berdua serasi."

"Kamu tidak marah?"

"untuk apa aku marah? aku sudah bertunangan dan akan segera menikah."

"Kamu tidak pernah cerita kalau kamu kenal sama Jeff."

Amanda berdecih. "Kalau aku cerita ingin kamu rebut juga? sudah ya Char, jangan ganggu aku lagi."

Amanda pergi meninggalkan Charlotte yg berdiri menatap kepergiannya setelah menerima cincin yg ia beli. Charlotte selalu menjadi bayang-bayang Amanda putri bungsu keluarga Harrison yg di sukai banyak orang. Ia selalu kalah telak jika satu frame dengan Amanda. Orang selalu bilang Charlotte seorang benalu yg menempel dengan orang-orang kaya. Charlotte kesal selalu di rendahkan dan di pandang sebelah mata. Hingga akhirnya ia diumumkan sebagai tunangan Nic yg baru semua orang hormat kepadanya. Tidak ada yg berani berbicara kotor di depannya.

Amanda sebagai teman tidak akan pernah melihat temannya dengan sudut pandang seperti itu bukan? Ia kira Charlotte benar-benar teman yg tulus selalu menemani nya. Namun ternyata Charlotte memandang nya sebagai saingan yg harus di jatuhkan. Bagian tersakit nya adalah disaat Nic orang ketiga setelah papa kakak nya yg ia sayang, harus di rebut oleh sahabatnya sendiri.

"Ngga ada yg bisa aku percaya selain Papa dan kakak." Gumam nya sendiri.

Ia memutuskan untuk duduk membeli ice cream choco mint kesukaan nya. Kenapa hari ini banyak orang aneh yg muncul di hadapannya. belum lagi Jeff yg selalu membuatnya kesal. Kalau sampai ia melihat Jeff berkeliaran di mall ini awas saja.

Dan benar saja. Jeff sedang duduk di restoran jepang bersama seorang wanita. Apa benar sedang bahas pekerjaan? tapi pakaian wanita itu sangat tidak sopan baginya untuk bertemu rekan kerja. memakai celana pendek dan crop top.

"JEFF BRENGSEK."

Amanda membuang ice cream nya yg tinggal setengah. Lalu pergi meninggalkan mall, ia meraih ponsel di tas nya untuk mengirim pesan kepada Jeff.

"Sibuk konon, sibuk lunch dengan perempuan kah?"

Amanda bingung ia merasa kesal namun ia ingin menangis. Diri nya benar benar merasa terlihat menyedihkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!