Taruhan

Sudah tiga hari sheina tidak pergi kekampus, ia sibuk mengerjakan skripsi dan merawat kakek yang sakit, umma dan abi juga sempat berkunjung untuk melihat kedua orang tuanya namun mereka tidak berlama karena atthar harus bekerja

Alhamdulillah keadaan kakek sudah lebih baik dan hari ini sheina akan kekampus, ia tidak khawatir lagi meninggalkan kakek dan neneknya, mereka sudah berangsur pulih

Setelah tiba dikampus sheina yang ingin keperpustakaan langsung dijegat oleh nadia sahabatnya, nadia membawa sheina berjalan cepat keperpustakaan

Nadia membawa sheina duduk disalah satu meja perpustakaan

"Kemana aja sih tiga hari g ngampus" tanya nadia setelah berada disamping sheina, ia berbisik dikarenakan sedang berada diperpustakaan

"Kakek sakit nad, dan umma juga berkunjung" jawab sheina

"Gimana skripsi mu? Udah selesai?" Tanya sheina mengalihkan pembicaraan

"Uda sih, eh bukan itu yang mau aku bicarakan, bryan mencarimu dan dia meminta nomer ponselmu" nadia menceritakan semuanya

"Siapa sih dia? Aku jadi takut" sheina melihat nadia dengan rasa khawatir

"Ya uda deh g usah dipikirin, pikirin ini aja nih" nadia menepuk tumpukan kertas yang berada ditangannya dan shenia terkekeh

Disisi lain kampus, tiga lelaki tampan dan kaya idaman para wanita sedang berada dikantin kampus, sepertinya mereka sedang sarapan sambil berbincang

"Udah tiga hari ni gue nggak ngeliat sheina" ucap bryan tiba tiba

"Lo suka ma sheina?" Sean berucap kesal

"Gue cuma penasaran aja bro, cewe berhijab, nggak tersentuh, nggak pacaran, memang bisa" pikir bryan

"Udala tipe sheina bukan lo tapi ustadz, paham lo" sean kesal karena setiap hari bryan selalu mengejar dan memikirkan sheina

Mendengar ucapan sean adam terkekeh sambil memainkan ponselnya

"Bener tuh omongan sean" saut adam

Tak lama kemudian pucuk dicinta ulampun tiba, sheina dengan anggun memasuki kantin bersama sahabatnya nadia, ia duduk disalah satu kursi dikantin yang jaraknya cukup jauh dari adam dan teman temannya

Adam melihat kearah pintu masuk, bola matanya mengikuti kemana sheina pergi, adam duduk mengarah kepintu masuk kantin sehingga ia bisa melihat sheina dengan jelas

"Tuh wanita inceran lo" adam memberi tahu bryan, mata bryan berbinar dan langsung ingin menemui sheina

Dari kejauhan sheina melihat bryan yang hendak menghampirinya, semula ia akan duduk dikantin namun melihat bryan juga ada disana sheina ingin segera meninggalkan kantin untuk menghindaringa

Sheina terburu buru keluar dari kantin, ia sudah tahu pasti jika bryan akan mengejarnya, nadia yang sedang memesankan makanan tampan bingung melihat temannya tak lagi berada disana

"Sheina" bryan memanggil sheina yang berusaha lari darinya

Adam dan sean yang melihat bryan mengejar sheina pun mengikuti bryan, mereka ingin tahu apa yang akan dilakukan bryan pada sheina

"Sheina" bryan kembali memanggil sheina namun sheina terus berusaha menjauhi bryan

Ia berjalan laju agar laki laki yang mengejarnya menjauhinya, sementara bryan terus saja mengikuti sheina dengan sedikit berlari

Adam yang kesal melihat sheina yang sok jual mahal ikut mengejar sheina, namun ia benar benar berlari mengejar sheina

"Hei!!" Adam memegang tangan sheina yang terbalut oleh baju panjangnya

Sheina berbalik melihat siapa yang memegangnya dan sontak ia menghempaskan tangan adam

"Kenapa sih?!" Ucap sheina mengeraskan suaranya, nafasnya terengah, ia berhenti dan menentang adam, ia sedikit mundur untuk memberi jarak pada adam

"Lo budek ya?!" Adam menatap sheina tajam, mereka saling menatap tajam dan sedetik kemudian sheina mengalihkan pandangannya

Sheina terlihat marah melihat adam yang seenaknya memegang tangannya dan begitupun sebaliknya, adam terlihat marah karena sheina yang sok jual mahal pikirnya

Bryan datang menghampiri adam dan sheina, terlihat jelas kekesalan diwajah keduanya, bryan menengahi adam dan sheina

"Gue hanya ingin kenalan kok" ucap bryan lembut

"Ok, aku sheina! Apa itu cukup?!" Ucap sheina tegas

Adam dan sean melihat bryan yang hanya diam menatap sheina, sheina pun pergi tanpa bryan sadari

"Memang beda, jiwa lelaki ku tertantang" ucap bryan terperanga, ia terus menatap sheina yang berada dikejauhan

"Lo mau g kita taruhan? Siapa yang berhasil menaklukkan sheina si wanita tidak tersentuh itu, kalian boleh ambil mobil gue, kalian tinggal pilih" lanjut bryan berapi api

"Beneran??" Ucap adam yang memang sudah lama mengincar salah satu mobil bryan yang terbaru

"Yup!! Tapi kalau gue yang menang mobil lo berdua buat gue!!" Bryan tersenyum licik

"Gue g ikut bro, gue g tertarik" ucap sean

"Lo penasaran apa suka sih sama sheina? Ampe taruhan diluar nalar?" Lanjut sean

"Hmmm ntahla bro, gue ngerasa tertantang aja, baru dia cewe yang nolak gue bahkan menepis tangan adam " bryan mengejek adam

...****************...

Sheina dan nadia duduk ditaman kampus, ia yang semulanya ingin makan harus menahan laparnya karena ulah bryan, tapi kali ini lapar sheina sudah tidak tertahankan lagi, merekapun kembali kekantin, dan ternyata dikantin mereka bertemu lagi dengan adam dan tania

Adam sedang menemani tania makan dan hampir selesai, adam melihat sheina dan nadia kembali masuk kekantin

Adam menatap sheina dan ia teringat akan taruhan yang bryan buat

"Apa aku harus mencobanya?" Pikir adam menatap sheina lalu menatap tania didepannya

Tania yang sudah menyelesaikan makannya mengajak adam untuk segera pergi

"Kamu duluan aja baby, nanti aku nyusul" adam menolak ajakan tania

"Ya uda deh nanti telefon aku ya" dan tania akhirnya pergi sendiri

Melihat tania yang sudah berada jauh dari kantin adam mendatangi sheina yang sedang makan

"Hai sheina" ucap adam menatap sheina

Sheina melihat adam sebentar lalu melanjutkan makannya, ia sudah sangat lapar dan tentu saja masih kesal dengan sikap adam yang berani memegangnya sembarangan

Adam duduk tepat dihadapan sheina dan sheina tidak bisa menghindar karena ia sedang makan

"Maaf lo namanya siapa?" Tanya adam pada nadia sembari mengulurkan tangan

Nadia tidak terus menjawab, ia menatap adam sebentar lalu menyambut tangan adam

"Nadia" nadia melepaskan jabatan tangannya

"Kenalkan gue adam, sheina gue mau minta maaf atas perlakuan gue tadi" ucap adam sok baik

"Lo diapain na sama dia?" Nadia yang tidak tahu apa apa terkejut dan akhirnya adam menceritakan semuanya

"Gue minta maaf dan bisakah kita berteman?" Pinta adam

"Kenapa kita harus berteman?" Dan lagi lagi nadia yang menjadi juru bicara sheina, sementara sheina sedang asik mengisi perutnya

"Karena aku ingin" adam berucap santai dan itu malah membuat sheina tersenyum tipis

.

.

.

Bersambung

jangan lupa vote, like dan koment

terimakasih readers 🙏🫶🏻

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!