Malam harinya,
Terlihat seorang laki – laki paruh baya baru saja memasuki kamar dan membuka jas serta kemeja yang dipakainya dan meletakkannya sembarang diatas ranjang.
“ Kumpulkan semua orang setelah makan malam…”, perintah Alberto sebelum masuk kedalam kamar mandi.
Angelina yang mendengar ucapan sang suami hanya mengangguk dan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi kedua putranya yang tinggal dirumah terpisah dengannya.
Devian dan Renaldi tinggal dirumah mereka masing – masing setelah menikah agar bisa membina rumah tangga mereka sendiri.
Karena jarak rumah mereka dengan rumah induk tidak terlalu jauh membuat dua anak laki – laki beserta istri dan anak – anak mereka sering banget main ke rumah orang tuanya hanya untuk sekedar menanyakan kabar.
“ Ren, jangan lupa jemput oma sama opa ya…”, ucap Angelina mengingatkan kembali putra keduanya untuk menjemput kedua orang tuanya.
Sedangkan mertuanya sudah datang sejak siang tadi hampir berbarengan dengan kedatangan Viera dirumah.
Sebelum turun untuk menyiapkan makan malam, Anggelina menyiapkan baju ganti sang suami dan meletakkannya diatas ranjang.
Setelah semua kebutuhan suaminya telah disiapkan, Angelina segera turun untuk menyiapkan makan malam bagi keluarganya.
Satu persatu anggota keluarga Hofand mulai berdatangan. Setelah semua lengkap, mereka segera menuju meja makan untuk makan malam bersama.
Seperti biasa, semua orang menyantap makan malam dalam diam. Hanya ada dentingan suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring yang terdengar.
Semua tampak begitu menikmati hidangan yang tersaji sambil sibuk dengan pemikiran masing – masing.
Setelah makan malam selesai, semua orang satu persatu mulai masuk dan berkumpul diruang keluarga.
Semua anggota keluarga Hofand ada disana, termasuk oma opa dari mami dan papi serta kedua putra keluarga Hofand beserta istri dan anak mereka yang sudah duduk manis ditempatnya masing – masing untuk membicarakan perihal pernikahan Viera yang akan digelar satu bulan lagi itu.
“ Aku tidak mau menikah dengannya karena aku tak mau meninggal diusia muda…”, ucap Viera membuka suara dengan lantang.
Suasana ruang keluarga konglomerat yang dari awal sudah sunyi sekarang terlihat semakin mencekam saat princess Hofand tersebut berbicara.
“ Jangan berbicara omong kosong menggunakan alasan konyolmu itu....”, ucap Alberto tajam.
Melihat suasana bertambah mencekam seiring ucapan Alberto, Rose sebagai menantu tertuapun mulai bersuara untuk memecah keheningan yang ada.
“ Ayolah Viera…”
“ Kau akan sangat beruntung jika bisa menjadi istrinya Revaldo..... ”, ujar Rose, istri Devian, kakak iparnya yang menyebalkan karena terlalu bawel seperti suaminya.
“ Beruntung apanya, sial iya…”, ucap Viera tersenyum sinis
Akibat perkataannya, Viera langsung mendapat pelototan dari semua orang yang berada disana karena dianggap tidak sopan.
Melihat hal itu, Viera memutar bola matanya dengan malas sambil memakan camilan yang ada diatas meja tanpa memperdulikan semua orang yang masih saja menatapnya tajam dan sebagian terlihat menghela nafas panjang menghadapi gadis yang sangat keras kepala itu.
“ Kenapa kau menolak, katakan alasanmu yang sebenarnya…”, ucap Alberto bersikap bijaksana.
“ Pi…”
“ Jangan berpura – pura tidak tahu.…”
“ Kita semua tahu apa alasannya…”, ucap Viera mulai jengah dengan semuanya.
Semua orang hanya bisa menghela nafas panjang karena sudah mendengar cerita dari Anggelina jika alasan Viera menolak perjodohan tersebut karena mimpi buruk yang dialaminya yang menurut anggota keluarganya sangat tak masuk akal.
Sebelum menerima lamaran dari keluarga Revaldo tentunya Alberto sudah mencari tahu bagaimana sosok lelaki yang akan bersanding dengan putri kesayangannya itu.
Meski keduanya terikat akan perjodohan yang dibuat oleh kakek buyut mereka tapi jika Alberto menemukan hal yang tak baik dari calon menantunya itu maka diapun tak segan menolak dan membatalkan perjanjian yang ada.
Tapi karena hasil dari penyelidikannya Revaldo merupakan sosok lelaki dewasa yang sangat bertanggung jawab maka diapun sepakat untuk melanjutkan rencana yang telah dibuat oleh kakek buyutnya itu jauh – jauh hari.
Dan karena Alberto hanya memiliki satu orang putri maka Viera lah yang harus menjalani perjodohan tersebut meski usianya masih sangat muda untuk melakukan pernikahan.
“ Bagaimana kalau kalian bertemu dulu…”, ucap Angelina berusaha membujuk putrinya
“ Dia tidak seburuk yang kau bayangkan Viera…”
“ Kau hanya belum berjumpa dengannya saja…”
“ Dan maaf, untuk foto yang kakak kirim itu hanya keisengan kakak saja….”
“ Aslinya Revaldo sangatlah tampan….”, ucap Devian berusaha membujuk sang adik.
Meski bekas cakaran hewan masih ada diwajah Revaldo, nyatanya hal tersebut sama sekali tak mengurangi ketampanan sahabatnya itu.
Nyatanya, masih banyak gadis – gadis yang mengejarnya dan berusaha dekat dengan lelaki tersebut agar dijadikan istri.
“ Jangan mentang – mentang dia sahabat kakak maka kakak bersemangat sekali dengan pernikahan ini…”, ucap Viera sambil mendengus sebal.
“ Kakak minta maaf jika sempat mengusili kamu sebelumnya…”
“ Kakak sudah mengirimkan foto Revaldo yang terbaru kepadamu bukan…”
“ Bukan kah dia sangat tampan….”
“ Selain tampan, Revaldo itu juga baik dan sangat sabar…”
“ Dan mengenai mimpimu bisa kakak pastikan hal itu tak akan terjadi karena Revaldo itu orangnya sangat setia dan berkomit terhadap suatu hubungan....”, ucap Devian berusaha meyakinkan sang adik.
Sedangkan Viera lagi – lagi memutar bola matanya dengan malas mendengar semua pujian yang terus dilontarkan kakaknya itu.
Devian berdecak sebal saat melihat ekspresi tidak percaya yang ditunjukkan sang adik terhadap semua perkatannya.
Bukan hanya Devian dan sang mami yang membujuknya, bahkan oma dan opanya serta kakak iparnya juga turut meyakinkan bahwa calon suaminya itu adalah orang yang tepat dan terbaik untuknya.
Viera menekuk wajahnya dalam – dalam mendengar ucapan semua orang yang berusaha membujuknya.
Sambil menutup mata, Viera yang merasa emosinya mulai tersulut saat kembali mendengar ucapan sang kakak yang terus saja membanding – bandingkan deretan mantan pacarnya dengan laki – laki yang akan dijodohkan dengannya itu membuatnya langsung meledak.
“ Kalau begitu, kenapa tidak kakak saja yang menikah dengannya !!! ”, teriak Viera jengkel.
“ Kau ini bicara apa !!!….”
“ Aku sudah punya istri dan anak….
“ Lagian aku ini laki – laki tulen dan masih normal yang masih suka l****g !!!…”, teriak Devian sambil melotot tak percaya dengan ucapan sang adik yang menyuruhnya menikah dengan lelaki, jika dia menyodorkan wanita mungkin Devian akan memikirkan ulang untuk punya dua istri.
“ DEV !!!!....”, tegur sang papi dengan keras.
Devan menciut saat mendapatkan tatapan tajam dari kedua orang tua serta oma opanya akibat perkataan yang dianggap mereka terlalu vulgar tersebut.
“ Viera sayang….”, ucap Alberto sambil menghela nafas panjang.
“ Coba kamu pikirkan sekali lagi, dengan kepala dingin tentunya…”, ucap Alberto lembut.
Alberto mengakui jika dia sedikit hilang kesabaran setiap kali berhadapan dengan putri bungsunya itu.
Tapi kali ini, dia akan berusaha untuk mengalah dan berusaha mendinginkan kepala dan hatinya menghadapi sikap keras kepala Viera.
“ Sebenarnya mirip siapa anak ini…”, batin Alberto kembali menghembuskan nafas panjang saat melihat putri bungsunya yang masih terlihat menekuk wajahnya karena kesal.
Bukan hanya Alberto yang frustasi dengan sifat keras kepala Viera yang entah menurun dari siapa, tapi juga oma dan opanya yang sedari tadi menatap gadis dihadapan mereka itu dengan intens.
Alberto kembali menatap Viera yang masih menunduk sambil menikmati camilan yang ada ditangannya dengan cuek.
Kali ini wajahnya menampakkan ketegasan dan peringatan bahwa perintahnya adalah mutlak dan tidak bisa dibantah.
“ Papi dan mami sudah mengatur pernikahanmu dengan Revaldo Bramastya yang tetap akan dilaksanakan satu bulan dari sekarang…”, Alberto mengangkat tangannya saat Viera berusaha menyanggah.
“ Dan papi tidak menerima penolakan karena ini menyangkut nama baik keluarga…”, ucapnya lagi.
“ Tidak pi !!!….”
“ Tidak !!!…”
“ Aku tidak mau menikah dengan dengannya !!!.....”
“ Tidak akan pernah !!!…”, teriak Viera sambil berlari meninggalkan ruangan sambil berderai air mata.
Viera sangat kecewa dan marah, kenapa keluarganya yang sama sekali tidak mengerti dirinya dan egois.
Bagaimana bisa mereka merelakan dirinya menikah dengan lelaki yang pada nantinya akan menjadi malaikat pencabut nyawa untuknya.
Meski mereka tak mempercayai mimpinya, feeling Viera mengatakan jika pertanda dalam mimpinya itu adalah suatu kebenaran.
Selama ini feeling Viera selalu tepat, maka dari itu gadis muda tersebut mempercayai apa yang dikatakan hati kecilnya yang memberikan peringatan keras untuk tak menikahi lelaki tersebut.
BRAKKK…..
Semua orang terdiam saat mendengar suara pintu kamar yang dibanting dengan kasar dari lantai dua.
Viera yang sudah berada di dalam kamarnya langsung naik keatas tempat tidur dan terus menangis sepanjang malam.
Meruntuki nasib sial yang menimpanya saat ini. Akibat terus menangis sepanjang malam, tak terasa matanya mulai tertutup karena kelelahan.
Malam itu, Alberto diam – diam masuk kedalam kamar Viera dan mengusap air mata yang menetes dari mata sang putri dengan lembut.
“ Maafin papi ya sayang…”
“ Tapi ini semua juga demi kebaikanmu…”, ucap Alberto sambil mengecup kening Viera dengan lembut.
Sekali lagi Alberto menatap sendu wajah putri kesayangannya yang tidur sambil menangis sebelum akhirnya menutup pintu kamar Viera dengan sangat pelan hingga tak menimbulkan suara apapun.
Keesokan harinya, Viera bangun dengan wajah kusut dan kedua mata yang bengkak. Meski perutnya lapar, namun dia malas untuk beranjak dari ranjangnya.
Dia masih kesal dan marah dengan keluarganya yang menurutnya sangat egois dan memaksakan kehendak mereka tanpa memikirkan perasaannya.
Diambilnya ponsel yang tergeletak diatas nakas dan mulai menggerakkan jarinya yang lentik menjelajahi dunia maya.
Viera hanya melihat pesan yang masuk kedalam ponselnya begitu saja tanpa berniat untuk membalasnya.
Saat ini otaknya bekerja keras mencari cara agar pernikahannya batal. Cukup lama dia berpikir namun tidak ada satupun ide cemerlang yang bisa diambilnya.
“ Semuanya beresiko tinggi untuk gagal…”, batin Viera kecewa.
Viera mulai mengingat kembali ucapan dan raut wajah tegas papinya dalam pertemuan keluarga semalam.
Dari ucapan sang papi sangat jelas bagaimana kerasnya usaha Viera untuk membatalkan pernikahan yang tidak dikehendakinya itu, semuanya akan berakhir sia – sia.
Semua orang sangat tahu jika keputusan yang diambil oleh sang papi akan sangat sulit untuk dibatalkan, apalagi keputusan tersebut telah disetujui oleh seluruh keluarga besar Hofand.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nesya Yanuar
minggat aja ke tempat yg sekiranya sulit utk di temukan sm keluarga mu vi.
2024-09-21
0
guntur 1609
ancam saja keluargamu. viera. kalau ada apa2 terjafi tentang pernikahan mu. maka hub antara kau dan keluarhamu putus. suruh keluargamu kasih piliham
2023-12-25
0
YuWie
firasatmu fi... diabaikan keluargamu. padahal mimpimu sdh amat jelas ya..bukan hanya mimpi digigit tikus yg pertanda buruk
2023-12-01
0