Hujan rintik – rintik yang turun membasahi bumi hari ini membuat suasana syahdu yang menyelimuti hati Malviera Holfand, putri bungsu pasangan Alberto dan Anggelina semakin terasa.
Awan mendung yang menyelimuti sejak kehadiran kakak sulungnya ditempat tinggalnya kini terasa semakin gelap.
Petir terus bergemuruh dalam hatinya saat sang kakak terus saja membahas tentang laki – laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Laki – laki asing yang tidak dia kenal dan tidak dia cintai dengan luka wajah yang mengerikan akibat terkena cakaran hewan buas saat sedang bertugas dipedalaman hutan papua selalu terbayang dalam benaknya.
Dengan fisik seperti itu, boleh dibilang dia cacat terutama area wajah bagaimana Viera bisa menerimanya dengan mudah.
Apalagi ketika dirinya kembali mengingat mengenai mimpi buruknya dimana lelaki yang akan dinikahinya tersebut berselingkuh dimasa depan dan akan menceraikannya secara sepihak setelah dia melahirkan anaknya membuat api amarah dalam darah Viera mendidih.
Devian yang tak menyadari perubahan wajah adik bungsunya itu terus saja mengoceh menceramahi Viera mulai dari kediaman hingga sampai di bandara membuat telingga Viera terasa sakit.
Sebagai anak sulung yang diamanati oleh kedua orang tuanya untuk membawa Viera pulang bagaimanapun caranya membuat Devian merasa jika dia perlu memberi nasehat kepada adiknya agar tak lagi banyak bertingkah atau berniat melarikan diri di hari pernikahannya.
Meski pada awalnya Devian merasa keberatan atas permintaan kedua orang tuanya untuk menjemput Viera, tapi dia juga tak bisa menolak mengingat pernikahan adiknya tinggal satu bulan lagi sementara beberapa berkas masih belum Viera lengkapi terutama untuk pernikahan kantor yang akan dia laksanakan dalam minggu depan tersebut.
Hati Viera yang sudah memburuk sejak kedatangan Devian membuat emosinya tak terbendung lagi dan dengan tatapan membunuh diapun mulai memberikan ancaman kepada sang kakak.
“ Sebaiknya kakak diam, jika tidak ingin kulempar keluar pesawat sekarang juga…”, ucap Viera penuh amarah.
Mendengar ucapan adik bungsunya, Devian yang sedari tadi terus mengoceh untuk memperbaiki citra Revaldo, calon adik iparnya langsung terdiam dan memilih untuk memejamkan kedua matanya saat melihat api kemarahan dikedua mata sang adik.
Semua orang sangat tahu bagaimana bar - barnya Viera jika sedang marah. Bukan tidak mungkin adik bungsunya itu benar - benar akan melemparnya keluar pesawat jika masih tetap saja berisik.
Jika bukan karena ancaman dari kedua orang tuanya yang akan memberikan perusahaan kepada adik keduanya, Renaldi, maka Devian tidak akan mau untuk menjemput dan membujuk adik bungsunya yang terkenal sangat keras kepala itu dan menakutkan jika marah tersebut.
Melihat kakak sulungnya sudah diam tak bersuara dengan mata terpejam, Viera baru bisa bernafas dengan lega setelah hampir sepanjang perjalanan tadi kakaknya tersebut terus mendesaknya agar berlapang dada menerima perjodohan yang telah ditetapkan tersebut.
Beberapa kali Viera terlihat menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara kasar sambil menatap keluar jendela.
Sampai detik ini Viera masih belum sepenuhnya memahami alasan sebenarnya kenapa kedua orang tuanya menerima dengan lapang dada perjodohan yang telah dibuat oleh kakek buyutnya itu.
Bukan hanya menghancurkan impiannya untuk membangun karir yang menjanjikann didepan mata.
Tapi Viera merasa jika masa mudanya sebentar lagi akan menghilang seiring dengan gelarnya sebagai seorang istri dari seorang tentara yang tentunya akan dituntut untuk mengikuti kemanapun suaminya pergi bertugas.
Bukan hanya berpindah – pindah tempat tinggal saja yang membuat Viera khawatir, namun mengenai tugas yang diemban oleh suaminya tersebut yang membuatnya tak tenang.
Dia sudah sering melihat dan mendengar cerita jika istri seorang tentara harus siap ditinggal tugas kapanpun negara membutuhkan.
Bahkan banyak juga yang ditinggal tugas dalam keadaan hamil dan pada saat waktu kepulangan ternyata sang suami sudah gugur dimedan perang.
Membayangkan semua hal buruk tersebut menimpahnya langsung membuat kepala Viera terasa mau pecah.
Tentunya dia tak ingin cepat – cepat menyandang gelar janda dipernikahan yang tak diinginkannya tersebut.
Viera menyangka dengan ketidak hadirannya pada saat keluarga Revaldo melamarnya dapat membuat perjodohan ini batal.
Tapi nyatanya, orang tuanya menerima pinangan keluarga Revaldo begitu saja tanpa meminta pendapatnya dan bahkan mereka juga sudah menentukan tanggal pernikahan keduanya.
Dan disinilah sekarang dirinya, diatas pesawat menuju tanah kelahirannya bersama kakak sulungnya yang super bawel dan menyebalkan.
Ya,Viera dijemput paksa oleh Devian yang tiba – tiba datang ke tempat timggalnya bersama beberapa bodyguard kepercayaan orang tuanya dan memaksanya untuk pulang.
Banyaknya bodyguard yang dibawa sang kakak membuat Viera tidak bisa berkutik dan melarikan diri sehingga dengan terpaksa ikut pulang seperti perintah kedua orang tuanya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh tiga jam akhirnya pesawat yang ditumpanginya mendarat dibandara internasional SH.
Untungnya mereka menggunakan jet pribadi sehingga tak perlu antri dan berdesakan untuk turun dari atas pesawat seperti ketika dia pulang seorang diri pada saat waktu libur telah tiba.
Dengan enggan, Viera mengikuti langkah kaki sang kakak yang terus saja mengenggam tangannya agar tidak lepas darinya.
Tidak lupa para bodyguard yang mengikuti mereka dari belakang membuat semua orang dibandara melirik penasaran kira – kira artis luar negeri atau pejabat tinggi negara mana yang datang hingga dibutuhkan pengawalan ketat seperti itu.
Devian yang sedikit menyeret Viera saat berjalan dan dijaga bodyguard secara tidak langsung mengundang perhatian orang – orang yang berada di bandara.
Namun Devian tak perduli, dia terus saja menarik tangan sang adik agar mengikuti langkahnya dan tak melarikan diri.
Bisik – bisik mulai terdengar, banyak diantara mereka yang merasa kasihan dengan Viera yang wajahnya terlihat sangat menyedihkan itu.
Namun mereka tidak bisa berbuat apa – apa karena takut dengan para bodyguard yang menatap semua orang dengan garang.
Sesampainya di loby, keduanya langsung menaiki mobil Alphard putih yang sudah menanti disana.
Tak menunggu waktu lama mobil tersebut segera berjalan meninggalkan bandara setelah Viera dan Devian memasuki mobil.
Sementara para bodyguard mengikuti dengan menggunakan mobil yang berada dibelakang mobil yang mereka naiki.
Hanya kesunyian yang ada selama perjalanan dari bandara ke rumah. keduanya sama – sama bungkam dan tidak ada yang berniat membuka suara.
Devian sekali – kali melirik sang adik yang wajahnya terus ditekuk selama perjalanan sambil menatap keluar jendela.
Tidak ingin membangunkan singa yang tertidur, Devian memilih untuk diam dan mulai memainkan ponsel yang ada ditangannya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat puluh menit, akhirnya mobil Alphard putih tersebut memasuki halaman sebuah mansion mewah bergaya Eropa.
Jika dulu Viera akan sangat senang saat melihat bangunan tersebut dan segera berlari masuk untuk memeluk sang mami tercinta.
Tapi tidak dengan sekarang, bangunan tersebut terlihat seperti momok (setan) bagi Viera yang harus dia hindari keberadaannya.
“ Mau turun sendiri atau aku gendong…” ancam Devian saat melihat adiknya tersebut sama sekali tidak ada niat untuk beranjak dari tempat duduknya.
“ Iya…”
“ Aku turun…”
“ ck…menyebalkan…”, ucap Viera berdecak sebal.
Dengan enggan Viera pun melangkahkan kakinya menuju mansion mewah yang ada dihadapannya.
Diteras depan dapat Viera lihat mami dan kakak keduanya Renaldi berdiri sambil mengendong anak semata wayangnya Lucius berdiri menyambut kedatangannya dengan senyuman.
“ Aunty Vi…”
“ Ius angen…”, ucap Lucius dengan lidah cadelnya sambil merentangkan kedua tangannya minta digendong.
“ Aunty juga kangen sama Ius…”, ucapku sambil mengecup pipi gembulnya dengan gemas.
Bocah laki – laki berumur tiga tahun tersebut tersenyum geli saat aku menguyel – uyel kedua pipi gembulnya.
“ Selamat datang sayang…”
“ Mami kangen banget sama incessnya mami….”, ucap Anggelina sambil memeluk putri bungsunya itu dengan erat.
“ Selamat datang kembali princess kesayangan kakak…”, ucap Renaldi sambil mengacak – acak rambut sang adik dengan lembut.
Mereka berempat pun segera masuk kedalam rumah meninggalkan Devian yang terlihat sangat kesal karena diacuhkan.
“ Hey…”
“ Kenapa kalian tidak menyambutku juga…”, teriak Devian sambil berdecak kesal sambil berjalan masuk mengikuti keempat orang yang sedari tadi mencuekinya.
“ Hufff…”
“ Nasib…nasib….”, batin Devian pasrah dengan sikap acuh tak acuh keluarganya saat Viera berada ditengah – tengah mereka.
Keluarga Hofand sangat menyayangi Viera yang memiliki usia sangat jauh dengan kedua kakaknya.
Apalagi Viera merupakan satu – satunya anak perempuan dalam keluarga tersebut sehingga dia selalu menjadi pusat perhatian dan dimanjakan sejak masih kecil.
Dan alasan mereka menerima pinangan dari keluarga Revaldo, selain karena adanya janji yang telah dibuat oleh kakek buyutnya dimasa lalu, hal tersebut juga demi kebaikan Viera sendiri.
Meski mereka sangat tahu jika dihati Viera dan Revaldo masih belum ada cinta, tapi seiring berjalannya waktu kedua orang tuanya berharap putri bungsu mereka akan bisa menerima Revaldo dengan sepenuh hati sebagai suaminya.
Mereka juga sangat berharap Viera mau melupakan masa lalu dan membuka hatinya untuk laki – laki yang keluarga Hofand anggap sangat dewasa dan bertanggung jawab itu untuk membimbingnya.
Bukan hanya karena keluarga Revaldo merupakan keluarga yang cukup berpengaruh, terutama dibidang militer.
Tapi sikap dari Revaldo atau yang biasa disebut Aldo tersebutlah yang dianggap keluarga Hofand bisa membimbing dan menjaga princess kesayangan mereka kearah yang lebih baik.
Viera untuk sesaat melupakan sejenak kekesalan hatinya karena dijemput paksa untuk pulang dengan kehadiran Lucius yang mampu menghibur hatinya dengan tingkah dan celoteh lucunya.
Mata Viera langsung membulat sempurna dan terlihat bercahaya begitu tatapannya terkunci diatas meja makan.
Melihat banyaknya masakan kesukannya tersedia disana, untuk sementara waktu Viera melupakan keengganannya berada dalam mansion mewah tersebut.
Viera yang memang sudah kelaparan sejak dalam pesawat segera menghabiskan semua masakan yang telah maminya buat untuknya.
Angelina tersenyum lebar saat melihat putri bungsunya itu begitu menikmati menu yang tersedia dan makan dengan lahap.
Ya…mungkin pemandangan ini tidak akan dia lihat lagi dalam waktu yang lumayan lama saat Viera menikah dan diboyong pergi oleh suaminya.
“ Pelan – pelan makannya dek, nggak ada yang minta juga…”, ucap Renaldi sambil mengelap sudut bibir Viera yang belepotan saos dengan tisu.
“ Abbis ennyakkk kak… ”, ucap Viera dengan mulut penuh makanan.
“ Ditelan dulu kalau mau ngomong, biar nggal kesedak….”, ucap Angelina sambil menungkan air putih kedalam gelas yang ada didepan putrinya.
Semua orang menyunggingkan senyum diwajahnya saat melihat hal tersebut. Melihat keceriaan diwajah princess kesayangan mereka saat menikmati masakan sang mami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
guntur 1609
secara gak langsung kaliam membawa anak kalian kejurang kesengsaraan. betapa menyesalnya. gmna nyesalnya kalian. menikahkan anka kalian bersama laki2 yg masih memiliki perasaan sama mantanya. hancurvlah kalian anak kalian di siksa perasaanya. sama aldo namtiny.
padahal sdh di ingatkan sm viera
2023-12-25
1
YuWie
kesayangan kok dipaksa nikah
2023-12-01
0