Meratapi Kebodohan

Gisel mengajak Ayana ke tempat bar malam. Musik terdengar memenuhi semua ruangan. Ayana yang polos, memandangi lampu warna-warni yang berkelap-kelip di langit ruangan itu. Banyak sekali anak muda baik perempuan dan laki-laki bergoyang sesuai dengan irama musik.

" Gisel, kamu yakin ini tempatnya?" Ayana seperti tidak percaya dengan tempat ini, seperti bukan tempat bagi para mahasiswa untuk bersenang-senang.

" Iya. Ayo sini duduk. Kamu tahu, disini bukan hanya mayoritas orang Korea orang luar juga ada kok. Bahkan, dengar-dengar ada idol K-Pop kesukaan mu juga."

" Masa sih! Mana mungkin member hype boy juga ada disini. Apa mereka gak takut di marahi sama menajemen mereka?" Ayana tidak percaya, jika boy grup favoritnya berkunjung ketempat ini.

" Gak usah sepolos itu deh! Ini tempat anak muda. Bahkan artis dan idol K-Pop juga bersenang-senang disini. Dari pada kamu bertanya terus mendingan kamu nikmati minuman ini." tawar Gisel memberikan sebuah gelas berisi air berwarna kuning keemasan, minuman itu baru saja di pesannya kepada seorang barista untuk dirinya dan juga Ayana.

" Ini apaan?" Ayana yang begitu polos tidak tahu apa minuman yang diberikan oleh Gisel kepadanya.

" Sudah, cobain saja dulu."

Gisel mengangkat gelas minumannya sambil berteriak, "Mari kita bersenang-senang!" Kemudian dia meneguk minuman itu.

Ayana yang polos mengikuti Gisel, dia juga meminumnya namun sekali teguk dia sudah ingin menyudahinya. Karena rasa minuman itu sangat aneh di lidah Ayana. Namun, Gisel memaksa Ayana untuk tetap minum dengan menahan gelas tersebut agar tidak menjauh dari mulut Ayana. Mau tidak mau, Ayana memaksakan dirinya untuk menghabiskan segelas minuman itu. Gisel menariknya untuk menari sesuai dengan irama musik.

" Bagaimana kamu senang, bukan?" tanya Gisel dengan berteriak disela-sela suara musik yang kencang.

Ayana mengangguk sambil tersenyum, ternyata hal seperti ini membuatnya terasa sangat senang. Dia seperti ingin meluapkan rasa lelahnya selama ini, Ayana menari sesuai dengan irama musik. Gisel merangkulnya, salah satu tangannya menunjuk ke seorang laki-laki yang duduk di kursi.

" Ay, kamu pasti kenal siapa laki-laki itu?" ucap Gisel menunjuk laki-laki yang tengah duduk sambil menggoyangkan kepalanya menikmati irama musik.

" Itu..." Ayana menatap laki-laki itu. Dia sangat mengetahui siapa lelaki itu. Laki-laki yang sangat Ayana kagumi selama ini. Laki-laki yang membuatnya belajar dengan giat untuk bisa mendapatkan beasiswa di Korea Selatan. Siapa lagi jika bukan kim Seungmin, seorang member boy grup hype boy yang terkenal, bukan hanya di Korea saja namun juga di mancanegara. Itu alasan kenapa Ayana mengejar mimpinya dengan menempuh pendidikan di Korea, agar dia bisa lebih memiliki kesempatan untuk bertemu dengan idolanya itu.

" Sudah ku bilang, di tempat ini kamu tidak hanya menemukan teman, tetapi juga idolamu juga."

Perkataan Gisel hanya dijawab anggukan oleh Ayana. Gisel kembali memberikan segelas minuman yang sama, padangan ayana tidak luput dari Seungmin yang masih duduk sambil menikmati musik. Dengan minuman di tangannya, Ayana meneguknya sampai habis. Gisel yang melihat hanya bisa tertawa, melihat temannya itu.

Seketika itu, kepala Ayana terasa pusing. Dia melihat sekitarnya, irama musik masih terdengar, pandangannya mulai kabur. Ayana dengan oleng berjalan, tidak tahu kemana. Dia hanya berjalan melewati bahkan tidak sengaja menabrak orang yang tengah menari. Dia berjalan kedepan dengan padangan kaburnya, dia hanya melihat sedikit bayangan wajah Seungmin. Dia terus berjalan hingga Ayana terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Hanya itu ingatan Ayana tentang kejadian semalam yang menimpanya. Dia tidak tahu kejadian seterusnya, hingga dia sadar dirinya berada dalam sebuah kamar dengan sebuah tangan kekar yang memeluknya. Mengingat kejadian itu membuatnya lagi-lagi menangis. Dia berjalan dengan tertatih-tatih menuju kamar milik Gisel yang berada disamping kamarnya. Dia mengetuk pintu kamar Gisel, menangis sambil memanggil nama temannya itu.

" Ay, kamu dari mana saja?" tanya seseorang yang keluar dari kamar sebelah.

" Dimana Gisel? Aku sudah memanggilnya sedari tadi, kenapa dia tidak keluar juga?" Ayana seperti orang yang kebingungan, dia tidak menjawab pertanyaan temannya itu melainkan dirinya ingin tahu dimana Gisel, dia butuh penjelasan dari Gisel.

" Masa kamu gak tahu sih! Gisel tadi pagi sudah pergi ke bandara, katanya dia mau pulang ke negeranya untuk liburan." jawab teman dari kamar sebelah bernama Catlin.

" Apa!" Ayana seperti tersambar petir, dia butuh penjelasan namun Gisel justru pergi meninggalkannya.

" Emangnya Gisel gak memberitahumu?"

Ayana tidak menjawab, dia berjalan menuju kamarnya dengan airmata. Membuka pintu kamar kosnya. Dan menangis sejadi-jadinya. Kini awal kehancuran sudah mulai terasa. Mahkota yang dijaganya seketika sudah direbut oleh lelaki lain. Prinsip hidupnya hancur, karena kepolosannya sendiri.

Dulu, Ayana selalu berprinsip jika dia akan menjaga dirinya sesuai dengan ajaran agama yang selalu dia tekuni. Dia tidak akan memberikan mahkota yang dia jaga kepada siapapun. Dia ingin menjaga sampai dia menikah dan menemukan pasangan yang seharusnya. Namun, prinsip itu seketika hancur karena kesalahannya. Dia juga merasa bersalah kepada Azka, kekasihnya yang selalu setia.

Azka merupakan lelaki yang baik, selama bersama dengan Ayan, Azka sangat tahu akan larangan agama. Azka yang awalnya berniat ingin menikahi Ayana, namun terpaksa di undur karena Ayana ingin fokus pada pendidikannya. Meskipun begitu, Azka sebagai kekasih tetap setia dan mendukung Ayana. Namun, kesetiaan Azka dibalas dengan sebuah pengkhianatan dari Ayana. Ayana yang tidak sadar diri, malah terjatuh dan terbuai hingga dirinya terperangkap sekamar dengan seorang laki-laki lain.

Ayana menyesali semua perbuatannya itu. Dia bahkan ingin meminta untuk mengulangi semuanya, dengan menolak ajakan dari Gisel. Hal yang pahit itu terjadi dalam hidupnya. Dia memukuli perutnya bahkan mengambil pisau ingin melukai dirinya.

" Aku harus bagaimana, ya Allah. Aku harus bagaimana. Apa yang harus katakan pada Azka, paman dan bibi. Kenapa aku sebodoh ini..." Ayana dalam tangisan meratapi nasibnya.

Deringan dari ponselnya, Ayana meraih ponselnya. Panggilan bukan dari Azka melainkan paman dan bibinya. Ayana mencoba untuk menenangkan dirinya, menghapus airmatanya. Setelah merasa tenang, dia menjawab telepon tersebut.

" Ayana.. kamu apa kabar, nak?"

" Bi.. Alhamdulillah kabar Ayana baik." jawabnya sambil mengigit bibir bawanya menahan diri untuk tidak menangis.

" Kamu lagi liburan semester, kan? Ayana gak berencana pulang ke Indonesia?"

" Maaf bi.. untuk liburan ini Ayana gak pulang dulu. Soalnya hemat biaya juga, pulang pergi Korea-Indonesia itu mahal. Lebih baik Ayana disini dulu."

" Baiklah.. kamu jaga diri disana baik-baik. Ingat jangan lupa sholat. Kamu tahu, Azka sering berkunjung ke rumah akhir-akhir ini. Jangan lupa kasih kabar ke calon suamimu."

" Iya bi.. baru saja tadi Azka menelepon. Kebetulan Ayana ada tugas di kampus sebentar. Jadi gak lama meneleponnya. Bibi juga jaga kesehatan ya." Percakapan telepon itu berakhir, Ayana kembali bersedih. Dia tidak tahu harus bagaimana.

Episodes
1 Awal
2 Meratapi Kebodohan
3 Ayana Zakiyah
4 Kim Seungmin
5 Memikirkan gadis itu
6 Keputusan
7 Hamil
8 Mimpi
9 Teman baik (Kim Sora)
10 Harga diri
11 Sahabat Yang Bisa Diandalkan
12 Keputusan Pahit
13 Pasrah
14 Tentang Sora
15 Jujur
16 Surat dari Sooyoung
17 Tiba di Seoul
18 Keputusan Azka
19 Perempuan itu bernama Ayana
20 Mimpi aneh
21 Siapa laki-laki itu?
22 Pria misterius
23 Tiba Di Korea Selatan
24 Tidak Punya Keluarga
25 Masa lalu Seungmin
26 Pencarian Azka di Daegu
27 Idol harus totalitas
28 Good Bye Ayana
29 Menuju persalinan
30 Kekecewaan Azka
31 Kecewa namun tetap ingin bertemu
32 Melahirkan
33 Fase yang menyakitkan
34 Janji Azka
35 Belum Menyadari
36 Tekad Ayana
37 Mengetahui semuanya
38 Ayana sempat bertemu dengan Seungmin?
39 Ayana memilih pergi
40 Perpisahan
41 Merasa dibodohi
42 Pertemuan ayah dan anak
43 Menanggung malu didepan Aisyah
44 Tak ingin berpisah
45 Teringat akan janji
46 Kedatangan Azka
47 Demi sebuah janji
48 Konser terakhir seungmin?
49 Akhirnya terbongkar
50 Melepaskan cinta pergi
51 Luka hati Ayana
52 Kesepakatan
53 Laki-laki yang bertanggungjawab
54 Bertemu dengan orang tua Sora
55 Sora, adik kandung seungmin
56 Pantai Seminyak
57 Mempertemukan Seungmin dengan orangtuanya
58 Memperkenalkan Ayana dan Aaqil
59 Perpisahan 2
60 Definisi Perasaan
61 Kenangan manis masih terasa
62 Terbuka tentang keluarga
63 Rindu sang kakak terobati
64 Menginjak kembali Seoul
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Berita Dating
69 Merasa Bersalah
70 Keputusan
71 Keputusan sepihak
72 Berpisah
73 Bertemu mantan
74 Pengumuman Konser tour di Eropa
75 Membuka kisah lama
76 Rasa Rindu Seungmin
77 Seungmin Hiatus
78 Kabar Seungmin hiatus
79 Kenangan
80 Jajanan kesukaan Seungmin
81 Manager Baru
82 Berbohong
83 Kabar mengejutkan
84 Bertemu kembali
85 Bicara
86 Petunjuk
87 Maaf Azka
88 Bersama kembali
89 Bab 89
90 Bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Awal
2
Meratapi Kebodohan
3
Ayana Zakiyah
4
Kim Seungmin
5
Memikirkan gadis itu
6
Keputusan
7
Hamil
8
Mimpi
9
Teman baik (Kim Sora)
10
Harga diri
11
Sahabat Yang Bisa Diandalkan
12
Keputusan Pahit
13
Pasrah
14
Tentang Sora
15
Jujur
16
Surat dari Sooyoung
17
Tiba di Seoul
18
Keputusan Azka
19
Perempuan itu bernama Ayana
20
Mimpi aneh
21
Siapa laki-laki itu?
22
Pria misterius
23
Tiba Di Korea Selatan
24
Tidak Punya Keluarga
25
Masa lalu Seungmin
26
Pencarian Azka di Daegu
27
Idol harus totalitas
28
Good Bye Ayana
29
Menuju persalinan
30
Kekecewaan Azka
31
Kecewa namun tetap ingin bertemu
32
Melahirkan
33
Fase yang menyakitkan
34
Janji Azka
35
Belum Menyadari
36
Tekad Ayana
37
Mengetahui semuanya
38
Ayana sempat bertemu dengan Seungmin?
39
Ayana memilih pergi
40
Perpisahan
41
Merasa dibodohi
42
Pertemuan ayah dan anak
43
Menanggung malu didepan Aisyah
44
Tak ingin berpisah
45
Teringat akan janji
46
Kedatangan Azka
47
Demi sebuah janji
48
Konser terakhir seungmin?
49
Akhirnya terbongkar
50
Melepaskan cinta pergi
51
Luka hati Ayana
52
Kesepakatan
53
Laki-laki yang bertanggungjawab
54
Bertemu dengan orang tua Sora
55
Sora, adik kandung seungmin
56
Pantai Seminyak
57
Mempertemukan Seungmin dengan orangtuanya
58
Memperkenalkan Ayana dan Aaqil
59
Perpisahan 2
60
Definisi Perasaan
61
Kenangan manis masih terasa
62
Terbuka tentang keluarga
63
Rindu sang kakak terobati
64
Menginjak kembali Seoul
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Berita Dating
69
Merasa Bersalah
70
Keputusan
71
Keputusan sepihak
72
Berpisah
73
Bertemu mantan
74
Pengumuman Konser tour di Eropa
75
Membuka kisah lama
76
Rasa Rindu Seungmin
77
Seungmin Hiatus
78
Kabar Seungmin hiatus
79
Kenangan
80
Jajanan kesukaan Seungmin
81
Manager Baru
82
Berbohong
83
Kabar mengejutkan
84
Bertemu kembali
85
Bicara
86
Petunjuk
87
Maaf Azka
88
Bersama kembali
89
Bab 89
90
Bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!