5. tidak akan tersinggung

Flashback on

saat itu Dono tidak sengaja lewat. dirinya juga langsung mendengar obrolan Sarah dengan teman-temannya.

"jadi kamu sudah putus dengan pria miskin..?? hah Bagus deh kalau begitu.." ujar Maria kepada Sarah.

"Ya iyalah, Bahkan aku langsung mengatakan kalau aku menerima cintanya waktu itu karena kesal kepada Dion sehingga mencari pelampiasan. dan bodohnya dia malah mau menerima aku. pokoknya malam itu aku sangat puas membeberkan kenyataan yang sebenarnya." ujar Sarah dengan bangga menceritakan hal itu kepada teman-temannya.

Dono yang Mendengar hal itu langsung terkejut.

(Apa jadi Dimas sudah diputusin oleh Sarah dengan cara menyakitkan seperti itu. dasar perempuan setan setelah puas mengeruk uang milik Dimas, dia langsung mencampakkan Dimas begitu saja. benar-benar iblis.) batin Dono sambil mengepalkan kedua tangannya karena marah mendapati kenyataan sahabat satu-satunya dibuang dan dihinakan seperti itu oleh perempuan.

flashback off

"Dim, kamu nggak papa kan..??" Tanya Dono kepada Dimas. Dimas yang mendengar pertanyaan dari Dono langsung mengerutkan keningnya.

"Maksudnya..?? Iyalah. aku baik-baik saja emangnya kenapa..?? sudah Ayo jalan kita ngobrol sambil jalan saja." Ujar Dimas lagi sambil mengalungkan tangan kanannya ke atas pundak sahabatnya itu. Akhirnya mereka berdua melangkahkan kaki mereka sambil mengobrol.

"Aku tadi mendengar kabar bahwa kamu sudah putus dengan Sarah.. dan aku bertanya mengenai Apakah kamu tidak apa-apa mengenai hal itu.. ??" Tanya Dono kepada Dimas itu. Dimas yang langsung connect mengenai arah pertanyaan Dono pun seketika terdiam sejenak dan kemudian tersenyum manis lagi.

"Tenang saja. walaupun aku sempat bodoh karena mencintai dia, tetapi tidak sampai membuatku terpuruk kok. Buktinya sekarang aku baik-baik saja kan.??" Ujar Dimas dengan santai.

Sementara Dono yang mendengar penuturan Dimas langsung bernafas lega. Bukan apa-apa. Dono berulang kali mengatakan kepada Dimas untuk mengakhiri hubungannya dengan Sarah.

Karena Sarah sendiri sepertinya hanya memanfaatkan kerja keras Dimas saja untuk mendapatkan hal-hal yang mustahil ia dapatkan dan ternyata apa yang ditakutkan Dono benar adanya.

"Syukurlah kalau begitu. Setidaknya kamu sudah terlepas dari perempuan parasit tersebut." Ujar Dono lagi tanpa peduli lagi apakah Dimas akan tersinggung atau tidak.

Tapi sepertinya Dimas tidak akan tersinggung. buktinya Dimas hanya senyum-senyum mendengar penuturannya.

"tentu saja. aku juga tidak ingin bodoh lagi dah... pokoknya, kamu juga harus terus memperingatkan ku agar tidak kembali mengulang kejadian yang sama." ujar Dimas lagi dengan suara santai.

"tentu saja, kamu adalah sahabat sekaligus keluarga bagi ku. aku pasti akan selalu mengingatkan mu." jawab Dono lagi.

Akhirnya mereka memasuki ruang kelas mereka dan duduk di bangku paling depan. Biasanya Dimas dan Dono sendiri akan duduk di bangku tengah atau paling belakang.

"Eh, tumben kita duduk di bangku paling depan..?? Apakah tidak masalah..??" Tanya Dono kepada Dimas. Mendengar penuturan Dono, Dimas langsung mengarahkan pandangannya ke sana kemari.

"Memangnya kenapa ?? Siapa yang akan melarang kita untuk duduk di depan.?? Lagi pula, Siapa saja boleh duduk di depan kan ?? tidak ada peraturan bahwa tidak boleh duduk di depan kecuali orang-orang tertentu." Ujar Dimas lagi dengan santai.

Dono sendiri Langsung mengangguk-anggukkan kepalanya setelah mendengar penuturan itu. memang benar, tidak ada peraturan yang mengatakan, bahwa tidak boleh duduk di bangku paling depan. hanya saja mereka yang selalu dihina miskin dan dipojokkan oleh teman-teman mereka, biasanya memilih duduk di belakang karena merasa mereka tidak pantas.

Tapi kali ini, Dono tidak mengatakan apapun Hanya mengikuti Dimas saja. karena sepertinya, dari aura Dimas serta pembawaan tenang Dimas, Dono yakin bahwa temannya ini telah berubah.

"Okelah kalau begitu..!! Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya duduk di depan dan melihat dosen lebih dekat." Ujar Dono kepada Dimas sambil mengambil posisi tempat duduk di samping dimas.

Dan ternyata benar saja, saat mereka berdua duduk di depan, tiba-tiba anak-anak lain yang datang terlambat dan melihat keduanya duduk di depan langsung menegur dan menghina keduanya.

"Eh, kalian kok berdua duduk di depan sih..?? Ini bukan tempat duduk kalian.!!! anak-anak miskin, sebaiknya kalian yang anak-anak miskin ini tahu diri dan duduk di belakang saja." Ujar salah seorang perempuan sambil melipat kedua tangannya di atas dada dan berekspresi sombong.

Dono sendiri sudah khawatir dan mulai bersiap untuk pindah. tetapi Dimas tidak memperdulikan itu sama sekali dan bahkan melarang Dono untuk beranjak dari tempat duduknya.

"Kenapa memangnya kalau kami orang miskin..?? Dan Kenapa pula kami yang miskin ini tidak boleh duduk di depan..?? Kalau alasan anda karena kami tidak pantas.. ?? Apakah anda sendiri pantas duduk di depan hanya karena anda kaya..?? Tentu saja tidak pantas. sama dengan kami. orang yang pantas duduk di depan adalah orang yang pertama kali datang. Sementara yang datang belakangan akan mendapatkan sisa tempat duduk. paham. !!! makanya, kalau mau duduk di depan, jangan datang terlambat." Ujar Dimas dengan nada suara yang santai.

Perempuan yang bernama Sherly itu tentu saja tidak terima saat Dimas membalas kata-katanya karena biasanya Dimas akan diam dan tidak akan melakukan apapun serta menerima begitu saja apa yang mereka lontarkan dari mulut mereka.

"Oh.. ternyata dua anak miskin ini sudah mulai mengelunjak ya..!!! Kalian nggak tahu aku ini siapa..!! mending kalian jangan cari masalah deh sama saya." Ujar Sherly dengan marah.

Dimas yang mendengar nada amarah seperti itu langsung mengarahkan pandangannya kembali ke arah perempuan tersebut.

"Maaf ya Mbak. Kami duluan yang datang. otomatis kami duluan yang harus duduk di depan. Anda yang baru datang belakangan silakan duduk di belakang atau di tempat lain. Dan tolong anda jangan membuat keributan hanya karena masalah sepele ini." Jawab Dimas lagi masih dengan nada yang santai.

melihat itu, lagi-lagi Sherly tidak terima. tapi saat Sherly akan menjawab penuturan Dimas lagi, tiba-tiba dosen Febri langsung memasuki ruangan dan menegur Sherly.

"Sherly, ngapain kamu di sana..?? Cepat duduk atau tidak usah mengikuti kuliah saya hari ini." Ujar dosen Febri.

Dosen Febri sendiri adalah dosen yang tidak pernah mempermasalahkan atau melakukan diskriminasi kepada mahasiswa yang berlatar belakang miskin atau bisa dikatakan berkecukupan.

Semuanya akan ia rangkul dan didik dengan baik, asalkan mereka mau diarahkan dan juga mau belajar. Sherly sendiri yang mendengar penuturan dosen Febri hanya berdecak kesal. karena percuma saja jika ia mengompori atau memprovokasi.

ujung-ujungnya, dirinya yang akan kena hukum. karena dirinya lah yang membuat masalah. Dengan perasaan kesal dan dongkol Ia pun langsung mengambil tempat duduk yang agak berjauhan dari posisi duduk Dimas dan Dono.

Terpopuler

Comments

Fay

Fay

lanjut baca 👍

2023-11-10

1

Cahaya yani

Cahaya yani

semngt up ny thoorrr

2023-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!