Kini, ia bukan lagi Dimas Barata. melainkan seorang Dimas yang hidup miskin dan selalu mendapat hinaan serta dijauhi oleh teman-temannya kecuali Dono. Karena Dono dan Dimas juga memiliki hidup yang sama.
Namun Dono masih beruntung, karena masih memiliki dua orang tua lengkap dan juga kerabat. dan mereka juga saling bahu-membahu untuk membantu uang sekolah Dono. Bahkan, di sela-sela kekurangan Dono dan keluarganya, mereka masih menyempatkan diri untuk membantu dimas ini.
"Baiklah teman. Perjalanan hidup akan saya mulai kembali. Heh.!!!. sebaiknya kita pulang dulu ke tempat kita." Ujar Dimas Barata kepada dirinya sendiri.
Akhirnya Dimas berusaha untuk bangkit dengan posisi yang masih duduk bersila di atas aspal tersebut. Walaupun ia merasa kakinya agak kesemutan dan susah untuk ditegakkan, namun tetap ia harus memaksakan diri.
Akhirnya Dimas memutuskan kembali ke tempat kontrakan yang disewa oleh Dimas asli selama setahun dengan uang jerih payahnya sendiri. Saat Dimas Barata ini masuk ke dalam kediaman, yang bisa dikatakan jauh dari kata mewah itu, ia tidak terkejut karena dirinya sendiri telah tahu bagaimana kehidupan pemilik asli tubuh ini.
Namun tetap saja, dirinya menjadi heran karena di rumah kontrakan itu hanya ada kompor, lemari kecil dan juga tempat tidur yang tipis. Selebihnya tak ada barang-barang mewah apapun di tempat itu.
Dimas itu benar-benar hidup dengan pas-pasan. padahal uang hasil jerih payah dan kerja kerasnya itu lumayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. namun, Dengan bodohnya uang penghasilannya itu malah diberikan kepada perempuan yang bernama Sarah yang dianggap sebagai perempuan yang pasti akan menemaninya di masa depan, tapi ternyata malah menghianatinya.
"Ternyata kita sama-sama bodoh ya.. mempercayai orang sampai kita lupa dengan kebahagiaan kita sendiri dan akhirnya berakhir seperti ini." Ujar Dimas sambil tersenyum masam menertawakan kebodohan Dimas sang pemilik tubuh juga dirinya seorang pendekar hebat.
Akhirnya dengan berbekal ingatan pemilik tubuh ini, Dimas mulai masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Namun sebelum itu, ia lebih dulu memasak sisa beras satu tekong yang ada di dalam toples ukuran menengah tersebut.
"beras pun sulit.. heh..!!" ujarnya.
setelah itu, baru ia melanjutkan membersihkan dirinya. Setelah kegiatannya selesai, dan karena tidak tahu harus melakukan apa. Ia mencoba untuk mengambil posisi Lotus dan bermeditasi. Ia berniat ingin merasakan Apakah di dunia ini, mereka dapat merasakan hawa murni dari alam untuk dikelola menjadi kekuatan spiritual.
"Aku bingung harus melakukan apa. Jujur saja, dunia ini benar-benar asing, tapi untung ada bekal ingatan yang ditinggalkan. Eh, tapi sebaiknya Aku coba untuk bermeditasi dulu. Mana tahu ada sesuatu berharga yang juga ikut menyusulku ke dunia ini. Sekaligus mengetahui kepadatan energi dari kekuatan alam di tempat ini." Ujar Dimas lagi.
Dirinya yang berada duduk di dalam kamar dan di atas kasur tipis akhirnya mulai mengambil posisi Lotus dan memusatkan pikirannya.
Tiba-tiba cahaya keemasan Juga ikut keluar dari sana. Dan ternyata walaupun kekuatannya belum sempurna, tetapi ia merasakan sedikit demi sedikit rasa hangat masuk melalui pori-pori kulit nya.
walaupun energi yang tersedia seperti ini, namun ia yakin, pasti akan kembali dalam masa kejayaannya. Tapi, ia kembali menjadi pesimis, ketika merasakan kekuatan atau energi yang dipancarkan oleh alam di dunia ini tak sealami dan sepadan energi semasa ia berada di dunia persilatan.
"hais..... Sepertinya akan sangat sulit untuk menjadi seorang pendekar di sini. Tapi tidak apa-apa, walaupun sedikit Aku pasti bisa meningkatkan kekuatanku setidaknya bisa menjaga diri di dunia asing ini." Gumam Dimas sambil mata terpejam.
Setelah itu, ia menghentikan meditasinya itu dan tiba-tiba, Karena ia merasakan sesuatu yang melingkar dan juga transparan di jari manisnya sebelah kanan.
"Apa cuma perasaanku saja ya.. bukankah cincin yang menyimpan semua barang berharga dan harta-harta ku di dunia persilatan tidak bisa ikut denganku.. tapi kenapa aku merasakan seolah jari manisku dilingkari oleh cincin transparan itu. Sebaiknya aku segera menceknya saja." Gumam Dimas lagi.
Akhirnya ia kembali memfokuskan pikirannya untuk menemukan cincin ruang yang menyimpan sejuta barang berharga miliknya dan bahkan ruang itu tak terhingga dan bisa menyimpan berbagai macam bentuk benda dan juga makanan.
Namun Dimas sendiri hanya menggunakan cincin tersebut untuk menyimpan barang-barang berharganya saja, termasuk barang peninggalan milik kedua orang tuanya yang kini telah berpulang ke Rahmatullah. Dan akhirnya dirinya masih dapat menembus ruang penyimpanan itu. Menyadari dirinya telah masuk ke dalam ruang penyimpanan, tak dapat dipungkiri bahwa Dimas sangat bahagia.
"Luar biasa. Ternyata cincin itu mengikutiku sampai ke sini. apa karena cincin ini telah mengikat jiwaku sehingga kemanapun jiwaku pergi, ia akan mengikutinya kecuali hancur." Ujar Dimas menganalisa sendiri bagaimana cara kerja cincin tersebut.
"Mmm... Aku rasa seperti itu. Baguslah kalau begitu. jadi aku tidak perlu khawatir lagi akan kelaparan dan mati konyol di dunia ini. Sebaiknya, beberapa emas ini aku bawa untuk dijual. Lagi pula aku sudah tidak memiliki pegangan uang." Ujar Dimas sambil memegang satu bongkahan emas utuh.
Biasanya emas di dunianya akan dijadikan sebagai salah satu alat tukar transaksi di sana. Namun ketika Dimas mendapati ingatan bahwa alat transaksi di sini menggunakan uang berbentuk kertas dengan nominal tak menentu dan juga mendapati bahwa daya jual emas dalam bentuk apapun di sini sangat mahal, akhirnya memutuskan untuk menjual beberapa.
Setelah mendapati dan mengambil satu bongkahan emas dari ruang penyimpanannya Dimas pun cepat-cepat langsung memusatkan pikirannya kembali untuk keluar dari ruang penyimpanan itu.
Syuuutt
"hah..!!! Akhirnya. Aku mendapatkan harta karun yang tak ternilai. walaupun di tempatku ini bukanlah hal yang luar biasa." ujarnya sambil mengamati emas itu.
"Hoooaaammm... Hais... aku mengantuk sepertinya.. sebaiknya aku tidur terlebih dahulu untuk mengistirahatkan badanku. Biasanya dulu di dunia persilatan aku pasti tidak akan mudah lelah tetapi berbeda di tempat ini. Tapi ya sudahlah nikmati saja.." ujar Dimas sambil meletakkan sebongkah emas di samping tempat tidurnya dan juga mengambil posisi telentang di atas kasur. Dan tak lama dirinya mulai terlelap dan masuk ke alam mimpi.
Alam mimpi
"Hahaha... Akhirnya si pendekar bodoh itu mati juga di tanganku.. Siapa suruh kamu menyaingi ku heh...!!" Ujar orang yang sama yang membunuh Dimas Barata.
"Iya sayang. Aku tidak menyangka ternyata pendekar yang dikatakan jenius itu cukup bodoh. Dan dengan mudahnya kita memanfaatkan keberadaannya dan mengupayakan pelatihan kita. Sekarang di dunia ini hanya kita yang kuat hahaha." Ujar Sang Perempuan.
"Iya sayang, Untung saja aku mendengarkan kata-katamu kalau tidak sampai kapanpun aku pasti tidak akan bisa mengalahkan jenius bodoh itu." Ujar Rakhar sambil membelai wajah perempuan itu dengan penuh kasih sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Ayo
2023-11-02
1
Halu
Seharusnya kan bentuknya koin
2023-11-01
0
Dimas Setiawan
sikattt
2023-10-20
0