Di sana mereka menikmati kemenangan mereka atas niat licik yang telah mereka lakukan. Dimas yang menyaksikan mimpi tersebut tidak bisa melakukan apapun, Hanya bisa mengepalkan tangannya saja karena ketika ia mencoba untuk menyentuh mereka tak akan tersentuh sama sekali.
"Dimas..." Tiba-tiba ada satu suara yang memanggil namanya dan seketika juga tempat dan lingkungan itu langsung berubah menjadi tempat yang indah dan penuh dengan bunga-bunga di sana.
Di sana, Dimas berdiri mematung, tatkala dirinya melihat dua sosok yang begitu sangat ia kenali dan satu sosok yang sepertinya jiwa pemilik tubuh yang ia tempati. Menyadari akan ada dua sosok yang berdiri di depannya yang juga sangat ia kenali membuat berkaca-kaca.
"Ayah, ibu." Panggil Dimas dengan suara pelan sementara dua sosok yang dipanggil ayah dan ibu itu langsung menyunggingkan senyum ke arahnya.
mata Dimas Barata berkaca-kaca melihat kedua orang tuanya berdiri di depan nya. keduanya langsung menyapa dengan akrab.
"Apa kabar putraku.. kami tidak bisa berlama-lama disini. kami hanya ingin menyampaikan kepadamu nak. jalanilah hidupmu dengan baik dan lindungi tubuh yang kamu tempati ini." Ujar wanita paruh baya itu yang masih terlihat sangat cantik.
"Itu bener nak. lupakan masalah dendam terhadap dua orang yang telah menghianati mu di dunia persilatan. karena sampai kapanpun, kamu tidak akan menemukan mereka di sini. Bapak dan ibu hanya berharap kamu hidup dengan baik." Ujar orang tua asli dari jiwa Dimas Barata.
Dimas Tersenyum dan juga. menganggukan kepalanya. -ingatan kebersamaan mereka dulu kembali melintas dalam ingatannya. ada rasa rindu untuk mengulang masa itu lagi.
Tapi di saat Dimas ingin berjalan mendekat berniat untuk merengkuh dan memeluk serta mengeluarkan rasa rindu yang membuncah kepada kedua orang tuanya itu, dan Saat itu pula, tubuh mereka menjadi serpihan cahaya dan kunang-kunang serta menghilang dari sana. Dimas yang menyadari hal itu langsung histeris.
"Tidak !!! ayah, tidak Ibu, aku mohon kembalilah biarkan Aku Melihat kalian sedikit lebih lama.." ujar Dimas sambil bersimpuh di tanah akibat tak dapat mengejar kecepatan cahaya yang telah melenyapkan bayangan kedua orang tuanya itu. Dan saat dirinya Sedang menangis. satu tangan kemudian menepuk pundaknya sosok yang telah Ia lupakan.
"Tenangkan dirimu. Aku tahu kamu adalah seorang jenius hebat di dunia persilatan. kedua orang tuamu dan diriku juga telah mengobrol banyak, tapi aku tidak bisa menceritakan itu karena waktuku juga cuma sebentar. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menempati ragaku dan pergunakanlah ragaku sebagaimana mestinya. Aku tidak memintamu untuk membalas dendam kepada kedua orang yang telah menghianati kepercayaanku, tetapi aku hanya perlu mengingatkanmu untuk tidak lagi memperdulikan keduanya. Tapi jangan pula kamu jadikan dirimu seperti diriku yang menjadi orang bodoh karena cinta." Ujar Dimas sang pemilik raga itu sambil menunjukkan kepalanya akibat mengingat hal-hal bodoh yang pernah ia lakukan dan menuruti keinginan perempuan yang begitu sangat ia cintai. tetapi akhirnya malah dikhianati sampai meninggalkan dunia.
Dimas yang mendengar penuturan jiwa pemilik asli tubuh yang saat ini ia tempati, Dimas pun langsung bangkit dari posisi bersimpuhnya di atas tanah akibat mengejar langkah kedua orang tuanya yang sudah menghilang itu. ia mengusap air matanya.
"Aku juga mengucapkan terima kasih karena kamu sudah mempercayakan ragamu untuk aku tempati. Tapi, percayalah apapun yang kamu sampaikan pasti akan aku turuti. Namun aku ingin memastikan Apakah benar kamu tidak ingin balas dendam kepada kedua orang itu..??" Tanya Dimas Barata kepada jiwa Dimas si miskin itu. Dimas pun langsung mengangguk kan kepalanya.
"Aku tidak ingin melakukannya. Karena kalaupun aku melakukannya Aku tidak akan merasa puas dan bahagia. Tetapi jika kamu bisa membawa jasad yang aku tempati dalam kejayaan atau kedermawaan. Aku mendukungmu. Karena dari dulu aku bercita-cita menjadi seorang yang dermawan walaupun hidup sederhana dan pas-pasan. Karena aku tahu, hidup sulit itu begitu sangat menyiksa dan selalu dihina, direndahkan dan bahkan dibully habis-habisan. Jadi aku tidak ingin kamu merasakannya. kalau masalah asmara atau cinta ataupun persahabatan aku serahkan itu padamu, tetapi aku tidak ingin balas dendam. Hidup saja kamu dengan baik itu sudah lebih dari cukup. Kalau begitu aku juga tidak bisa berlama-lama menemanimu di sini. karena kamu juga harus kembali. Bahagia terus Dimas Barata." Ujar jiwa Dimas Si miskin.
Setelah mengatakan hal itu, ia langsung menghilang juga bersama dengan hembusan angin dan berubah menjadi kunang-kunang. Dan tepat pada saat itu pula, di dunia nyata, ternyata matahari telah terbit menyinari permukaan bumi dan membangunkan manusia-manusia yang berlindung di balik selimutnya itu. Karena cahaya matahari sudah menembus kain penutup jendela dikontrakan yang saat ini ditinggali oleh Dimas, membuat Dimas sendiri terbangun.
"Ugh... Sssstt... Sudah pagi rupanya... Hoam..." ujar Dimas sambil menggapai sebuah handphone yang sangat jadul dan melihat waktu di sana. Ternyata di sana waktu menunjukkan pukul 06.30 menit.
"Mmm... Masih ada waktu... Sebaiknya aku segera bersiap-siap untuk berangkat kuliah. " Ujar Dimas lagi karena tepat pada jam 07.00 lewat 20 menit, dirinya ada kegiatan kuliah bersama dengan dosen Febrianto.
Akhirnya ia beranjak dan masuk ke dalam kamar mandi dan bersihkan dirinya setelah itu bersiap-siap dan langsung berangkat ke kampus tanpa sarapan. Ia juga tak lupa mengantongi emas yang ia ambil dari ruang penyimpanan untuk nanti dijual ke toko emas.
****
Akhirnya tepat pada pukul 07.10 menit, Dimas telah tiba di kampus di sana sudah ada Dono yang menunggu dirinya. dono yang melihat kedatangan Dimas langsung berteriak memanggil sahabatnya itu.
"Dimas !!" Teriak Dono memanggil Dimas dari kejauhan.
Dimas yang merasa terpanggil langsung mengarahkan pandangannya ke arah Dono yang sedang berlari kecil untuk mengejar langkahnya. Melihat itu adalah Dono, seulas senyum terbit di bibir Dimas. karena ia tahu Dimas dan Dono bersahabat baik dan bahkan keluarga Dono pun sangat memperhatikan Dimas. walaupun Dimas merasa tidak nyaman dan tidak enak untuk merepotkan sahabatnya itu.
"Hai Don. Kamu sudah lama.. Ayo masuk sebentar lagi pak Febri pasti akan masuk.." ujar Dimas dengan santai tanpa merasa bahwa tadi malam dirinya diputuskan oleh Sarah dengan cara yang sangat sangat menyakitkan.
Tapi tentu saja, Dimas yang berasal dari dunia persilatan ini tidak peduli mengenai hal itu sama sekali. Dono yang mendapati sahabatnya biasa saja langsung mengerutkan keningnya. tentu saja Dono tahu kalau semalam dirinya bertemu dengan Sarah, namun berakhir diputuskan dengan cara yang begitu menyakitkan. ia mendengar semua itu dari mulut Sarah dengan tidak sengaja, saat Sarah sedang mengobrol dengan teman-teman nya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
terus
2023-11-02
1
Dimas Setiawan
nice
2023-10-20
0
Cahaya yani
semngt up ny thooorrr
2023-10-12
0