"Kenapa?" Suara Zevan terdengar serak menahan gairah.
"Saya hanya akan memberikan segel kesucian saya kalau sudah menikah, Tuan" Ucap Gita sambil memalingkan wajahnya.
"Tatap aku! Siapa yang mengijinkan kamu memalingkan wajah, hah?!"
Gita menoleh pelan untuk menatap Zevan.
Zevan tersenyum tipis lalu berkata, "Bukankah kamu yang lebih dulu menciumku?"
"Sa.....saya mencium Anda karena Anda terus ceriwis"
"Kau berani mengataiku ceriwis, hah?!" Zevan mencengkeram wajah Gita.
Gita sontak bergetar ketakutan dan berkata, "Ma..... Maafkan saya, Tuan"
Zevan langsung menyusupkan wajahnya ke leher Gita sambil menggeram, "Sudah terlambat untuk menahanku! Aku harus menghukum kamu karena kamu sudah banyak bersikap kurang ajar padaku!" Zevan menurunkan kain satu-satunya yang masih melekat di tubuh Gita dan Gita sontak berteriak, "Jangan, Tuan!!!!!!"
Namun, Zevan yang sudah terbakar amarah dan gairah nekat membungkam bibir Gita dan tangannya mengusap paha lalu mengusap pintu hutan terlarang.
Gita membeliak kaget dan seketika itu juga ia pingsan.
Zevan tersentak kaget saat ia merasakan kepala Gita terkulai lemas.
Zevan menarik bibir dari bibir Gita dan menarik tangan dari atas pintu hutan terlarang untuk melihat kondisi Gita.
Zevan menepuk pelan pipi Gita beberapa kali sambil berkata, "Hei! Bangun! Kau pingsan atau pura-pura pingsan, hah?! Aku akan tetap melakukannya, kau dengar aku, hah?!" Zevan meluncurkan tangannya ke bawah dan mengusap liar pintu hutan terlarang, namun tidak ada reaksi dari Gita.
Zevan langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Gita, "Sial! Dia benar-benar pingsan. Oke lah, aku biarkan dia beristirahat dulu. Aku akan keluar menemui Bram untuk menghubungi seseorang yang bisa menikahkan aku dengan Gita"
Zevan menarik selimut untuk menutupi tubuh Gita yang polos lalu pria tampan itu merosot turun dari atas ranjang lalu memakai kembali kemejanya dan berlari ke kamar mandi untuk bermain solo. "Sial! Bahkan untuk bermain solo aku sudah lupa rasanya karena sudah lima tahun ini aku bahkan tidak bergairah untuk bermain solo. Gita benar-benar membuatku kelelahan dan kewalahan, Hufffttt!"
Setelah puas bermain solo sambil membayangkan wajah Gita dan bukan wajah Diva, Zevan berendam air hangat di bathtub untuk meredakan otot-ototnya yang terasa tegang karena ulah seorang gadis yang bernama Gita Gayatri Kusuma.
Sementara itu, anak buahnya Bram berhasil menangkap Yoga dan menahan pria itu di sebuah kamar hotel yang jarang dipergunakan untuk tamu.
"Tunggu kedatangan Tuan Muda!" Ucap Bram dengan wajah dingin.
"Ke.....kenapa lagi? Gita sudah bersama Tuan Zevan, kan, sekarang? Saya sudah memenuhi kontrak kerja sama kita. Jadi, kenapa saya diseret dan ditahan di kamar ini?" Yoga bertanya dengan wajah ketakutan.
"Kamu akan lihat nanti. Tunggu kedatangan Tuan Muda" Sahut Bram sambil menutup pelan pintu kamar itu"
Yoga sontak berlari dan menggedor pintu itu sambil berteriak, "Hei! Lepaskan aku!"
Melihat Yoga diseret oleh sekelompok pira berbadan kekar dan tinggi besar, bukannya menolong Yoga, Rosa justru berbalik badan lalu berlari kencang menuju ke lobi.
Rosa masuk ke dalam taksi dan bergumam di dalam hatinya, "Siapa orang-orang itu? Kenapa yang satunya membawa Kak Gita masuk ke dalam lift dan yang lainnya menyeret Kak Yoga? Apa yang terjadi sebenarnya? Ah, bodo amat! Itu bukan urusanku"
Sementara itu, Zevan melangkah keluar dari dalam kamar saat ia melihat Gita masih pingsan.
Zevan menemui Bram dan berkata, "Cari seseorang untuk menikahkan aku dan Gita!"
"Sudah, Tuan. Anda akan menikahi Nona Gita, kapan?"
"Setelah ia bangun" Sahut Zevan.
Wah, berarti Tuan dan Non Gita sudah melakukannya. Batin Bram.
"Emm, saran saya Anda menikah besok pagi saja. Anda beristirahat lebih dulu sekarang" Ucap Bram.
"Tidak! Begitu Gita bangun orang kamu itu harus segera menikahkan aku dengan Gita"
"Kalau begitu, saya akan suruh orang pilihan saya itu datang sekarang dan menginap di hotel ini"
"Hmm" Sahut Zevan.
"Berarti Anda juga menginap di sini sampai Non Gita bangun, Tuan?"
"Hmm"
"Tapi, Anda tidak pernah tidur di hotel, Tuan?"
"Aku ingin tidur di hotel malam ini untuk menunggu gadis liar itu bangun dan aku ingin segera menikahinya"
"Ah, baiklah, Tuan. Tapi, bagaimana dengan Yoga?" Sahut Bram.
"Tahan dia sampai besok. Aku ingin memberikan hukuman ke Yoga di depan Gita" Ucap Zevan sambil berbalik badan dan masuk kembali ke kamarnya. Zevan melangkah ke ranjang dan menemukan Gita belum sadar. Zevan menghela napas panjang lalu duduk di sofa sambil bersilang kaki dan bersedekap.
Karena kelelahan dan baru saja bermain solo setelah sekian lama tidak bermain solo, Zevan ketiduran di atas sofa.
Gita membuka mata dan sontak bangun. Saat Gita melihat Zevan tidur di atas sofa, Gita memakai kembali bajunya dan membiarkan lingerie seksi teronggok cantik di atas lantai. Lalu dengan berjalan berjingkat, Gita melangkah menuju ke pintu dan membuka pintu dengan kunci chip yang ia ambil dari atas meja yang ada di dekat pintu.
Gita berhasil melangkah keluar dari dalam. kamar dan kedua lengannya langsung dicekal oleh dua orang anak buahnya Bram.
"Lepaskan aku!" Gita menginjak kaki pria yang ada di samping kanannya lalu ia membanting pria yang ada di samping kirinya. Saat kedua pria itu kesakitan, Gita berlari kencang menuju ke lobi hotel.
Gita berhasil pulang sampai di rumah ayahnya dengan selamat dan Zevan terbangun dengan membeliak kaget karena mendapati ranjang di depannya telah kosong.
Zevan tersentak kaget melihat Bram telah duduk di sofa kecil yang ada di sebelah kirinya.
"Di mana Gita?"
"Maafkan saya, Tuan muda. Non Gita melarikan diri lagi"
"Lagi? Lalu, anak buah kamu yang berjaga di depan? Mereka tidak bisa menahan Gita?"
"Maafkan saya, Tuan. Saya terlalu meremehkan kemampuan taekwondo Non Gita. Non Gita pemegang sabuk tertinggi di bidang taekwondo dan sering memenangkan kejuaraan taekwondo waktu masih SMP dan SMA ternyata"
"Ternyata? Kau bilang ternyata?"
"Maafkan saya, Tuan Muda" Bram langsung menundukkan kepalanya.
"Aku akan potong gaji kamu bulan ini dan tidak akan kasih kamu bonus selama satu tahun ke depan kalau kamu tidak bisa membawa Gita kembali ke hadapanku!"
Bram hanya diam membisu dan masih menundukkan kepala.
"Sial! Kau bilang ayahnya Gita adalah manajer di salah satu perusahaanku?"
"Benar, Tuan muda"
"Pecat dia dan setelah memecatnya suruh dia menghadap aku secepatnya! Aku akan memakai ayahnya Gita untuk membuat Gita bertekuk lutut padaku"
"Apakah Anda masih ingin menikahi Non Gita?"
"Tentu saja karena apa yang Gita katakan benar. Aku tidak ingin anakku dicap anak haram yang lahir di luar nikah. sekarang keluarlah dan jangan tampakkan wajah bodoh kamu itu di depanku malam ini! Aku kecewa sama kamu, Bram! Sangat kecewa! Besok jangan lupa semuanya harus terurus dengan baik dan besok aku harus sudah menikah dengan Gita. Jangan kau buat kebodohan lagi, Bram!"
"Baik, Tuan Muda" Bram langung pergi meninggalkan tuan mudanya.
Zevan kemudian melompat ke atas ranjang dengan posisi telungkup karena kesal dan dia mengumpat saat juniornya kembali menggeliat liar hanya karena mencium aroma tubuhnya Gita yang tersisa di atas sprei.
Zevan kembali ke kamar mandi untuk bermain solo dengan membayangkan wajah Gita dan sejak siang hari sampai malam tiba ia lupa akan Diva. Baru kali ini seorang Zevan Abraham lupa akan istri cantiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
zeus
cepitin ja ke pintu burung lu van
2025-02-27
0
Dewi
lanjut 😍😍😍
2023-11-29
0
TK
kopi untuk semangat othor 👍
2023-11-24
0