Tiga Syarat

Karena Yoga tidak mengangkat panggilan teleponnya, Gita memutuskan menelepon sekretarisnya Yoga.

Sekretarisnya Yoga yang tengah bercumbu dengan kekasihnya di kamar hotel yang berada di sebelah kamarnya Yoga, menjawab panggilannya Gita dengan malas, "Halo?"

Gita langsung bertanya, "Di mana Bos kamu? Kenapa dia tidak bisa aku hubungi"

Karena terus diserang oleh kekasihnya, sekretarisnya Yoga langsung menjawab, "Bos ada di kamar 303 hotel ini" Lalu, sekretarisnya Yoga menonaktifkan telepon genggamnya dan melemparnya ke ranjang untuk kembali bercumbu mesra dengan kekasihnya.

"Mas Yoga masih di hotel ini?" Gumam Gita sembari berlari menuju ke anak tangga karena ia tidak ingin masuk ke dalam lift dan bertemu dengan Zevan. "Lantai tiga tidaklah jauh, aku naik tangga saja" Gumam Gita sambil berlari menaiki satu demi satu anak tangga menuju ke lantai tiga hotel The Rain.

Tidak begitu lama, Gita sampai di depan kamar 303 dan ia melihat pintu kamar itu tidak tertutup rapat. "Kenapa Mas Yoga teledor banget membiarkan pintu terbuka sedikit seperti ini? Apa Mas Yoga buru-buru bekerja?"

Gita mendorong pelan daun pintu dan melangkah masuk.

Saat langkah Gita sampai di depan pintu yang menuju ke ranjang, Gita menatap nanar pergulatan panas calon suaminya melawan adik tirinya. Suara lenguhan seksi yang mendamba, menusuk-nusuk telinga Gita dan membuat hati Gita teriris perih. Hancur sudah harapannya merajut pernikahan yang indah dan bahagia bersama pria pertama yang ia cintai. Pria pertama yang ia percayai. Pria pertama yang membuat hati Gita berbunga-bunga selama ini. Namun, pria itu tega membuat hati Gita hancur berkeping-keping, membuat impian indahnya Gita melayang musnah, dan membuat jantung Gita seperti dihujam ribuan sembilu. Pria itu telah menjualnya dan telah berselingkuh dengan adik tirinya.

Karena amarah dan rasa sakit di hati yang semakin perih, Gita berteriak kencang di balik isak tangisnya, "Tega kalian berdua!!!!!!!"

Yoga yang tengah bergerak liar di atas tubuh Rosa sontak menoleh ke asal suara dan saat pria tampan itu melihat Gita berdiri tegak di depan pintu dengan wajah penuh air mata dan menatapnya nanar, pengusaha mebel itu langsung mencabut juniornya dari lembah kenikmatan, lalu ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos kemudian melompat dari atas ranjang.

Rosa bangun dengan wajah kesal dan spontan berteriak, "Apa, sih, Kak?! Teriak nggak jelas! Ganggu saja!"

Yoga menoleh kaget ke Rosa dan mendelik ke gadis itu, "Diam!"

Rosa langsung bangun dan menurunkan dressnya sambil bergumam kesal, "Dasar cewek menyebalkan. Ganggu aja!"

Yoga berjalan pelan mendekati Gita sambil berkata, "Aku bisa jelaskan soal ini, Sayang. Aku nggak ada perasaan apa-apa sama Rosa dan ........"

"Hei, Kak Yoga! Kau sering memanggilku, Babe! Dan kita sudah sering bercinta. Bohong kalau kau tidak punya perasaan apa-apa padaku!" Teriak Rosa sambil merosot turun dari ranjang.

"Sial!" Yoga meraup kasar wajahnya saat ia melihat Gita terus menangis dan melangkah mundu sementara Rosa terus nyerocos nggak jelas. Yoga menoleh sekilas ke belakang sambil berteriak, "Diam kau Rosa!"

"Aku kecewa sama kamu, Mas! Kalau kalian sudah sering melakukannya, maka nikahi Rosa! Bertanggung jawablah pada Rosa, Mas" Gita terus melangkah mundur dan masih terisak-isak menangis.

Yoga mengentikan langkahnya agar Gita tidak melangkah mundur lagi dan pria tampan berwajah oriental itu bergegas berkata, "Tidak! Aku tidak bisa menikahi Rosa, Sayang. Aku hanya mencintai kamu dan hanya akan menikahi kamu"

"Kak Yoga!" Rosa berteriak kesal dan Yoga langsung menyahut tanpa menoleh ke belakang, "Diam kamu Rosa! Jangan ikut campur urusanku dengan Gita!"

"Cinta?" Gita mengusap kasar wajahnya yang penuh derai airmata dengan punggung tangan lalu berkata dengan wajah dingin sedingin balok es, "Cinta? Kau bilang cinta? Kau tega menjualku dan berselingkuh dengan adik tiriku, lalu kau bilang cinta, Mas?"

"Soal menjual kamu, itu tidak seperti yang kau bayangkan! Duduklah, Sayang, aku akan jelaskan dan ........"

"Jadi benar kau sudah menjualku?" Gita menatap Yoga dengan sorot mata penuh kekecewaan.

"Tunggu sebentar, kenapa kamu bisa ada di sini, Sayang?"

"Aku berhasil melarikan diri dan berhenti memanggilku, Sayang dengan mulut kotormu itu!" Gita mengujamkan tatapan tajam ke Yoga.

"Sial! Kenapa kau lari? Iya aku memang menjual kamu, tapi aku bisa jelaskan semuanya, Sayang, dengarkan aku dulu!"

"Kita putus, Mas. Jangan pernah hubungi aku lagi dan jangan pernah menemuiku lagi!" Gita melepas cincin pertunangan lalu melemparkannya ke Yoga. Setelah itu Gita berbalik badan lalu pergi meninggalkan Yoga dan Gita.

Yoga langsung meraih semua bajunya dan sambil terus mengumpat panik, Yoga memakai semua bajunya

Rosa langsung memeluk Yoga dari arah belakang dan berkata, "Ayo kita lanjutkan lagi, Kak!"

Yoga mengurai gelungan tangan Rosa lalu menghempaskannya dan ia bergegas berlari menyusul Gita.

Rosa berteriak kesal, "Oke, Kak! Pergilah dan jangan hubungi aku lagi!!!!"

Yoga mengabaikan teriakannya Rosa karena masa depannya lebih penting. Yoga harus menangkap Gita dan membujuk Gita untuk kembali ke Tuan Zevan karena kalau tidak, dia bisa masuk penjara dan semua impiannya akan musnah. Semua usaha dan kerja kerasnya selama ini akan habis tak bersisa kalau dia masuk penjara.

Karena masih dipenuhi rasa kecewa dan amarah pada Yoga Pratama, Gita menghentikan langkahnya alih-alih berputar balik dan berlari menjauh saat ia melihat Zevan berdiri di depannya.

Bram dan anak buahnya hendak maju untuk menarik paksa Gita, namun Zevan mengangkat tangannya untuk menahan langkah Bram.

Gita mengusap air mata yang masih menetes di pipinya. Lalu ia berkata dengan wajah dingin yang tangguh, "Saya mau mengandung anak Anda, Tuan. Tapi, saya memiliki tiga syarat"

Bram sontak berteriak kesal, "Hei, Nona! Tuan muda sudah mengeluarkan banyak uang demi Anda dan......."

Zevan Kembai mengangkat tangannya dan Bram langsung mengunci rapat-rapat mulutnya.

"Katakan!" Ucap Zevan sambil menatap lekat wajah cantiknya Gita yang tampak lesu dan muram.

"Pertama bantu saya menjebloskan Yoga Adiwijaya ke penjara dan ambil kembali semua yang sudah Anda berikan ke Yoga Adiwijaya. Kedua, nikahi saya karena saya tidak ingin anak yang saya kandung nanti dicap anak haram karena lahir di luar nikah, ketiga, Anda boleh menahan saya tapi ijinkan saya tetap berkuliah dan melakukan aktivitas saya sehari-hari seperti biasanya. Saya akan setia pada Anda selama saya masih terikat pernikahan dengan Anda dan saya akan memberikan anak saya setelah saya melahirkan dengan syarat saya boleh menyusui anak saya sampai anak saya disapih. Kalau anak saya sudah disapih saya akan tinggalkan anak saya pada Anda dan saya akan menghilang untuk selamanya"

Bram sontak menyahut saat ia melihat tuan mudanya berdiri mematung, "Bukankah itu empat syarat, Nona? Kenapa Anda bilang tiga tadi dan seharusnya Tuan muda yang mengajukan syarat bukan Anda Nona, tapi kenapa Anda yang.........."

"Aku setuju! Bram buatkan perjanjiannya sekarang juga! Aku akan ajak Gita kembali ke kamar dan cari Yoga Pratama Sahut Zevan.

Gita terpaksa mengikuti langkah Zevan menuju ke lift khusus untuk CEO dan di dalam lift, Gita berdiri memunggungi Zevan dan hanya diam membisu"

Zevan pun diam membisu, namun pria berwajah blasteran itu terus menatap punggung Gita dan ia seketika itu juga merasa prihatin sekaligus kagum pada Gita.

Dia bukan hanya cantik. Dia juga tangguh dan berani. Batin Zevan.

Beberapa menit kemudian, Gita melangkah masuk ke dalam kamarnya Zevan. Setelah Zevan menutup pintu dan menguncinya, Zevan berkata, "Mandilah dulu! Ada baju ganti di dalam kamar mandi. Bram sudah menyiapkan semuanya"

Gita hanya mengangguk lalu berputar badan dan langsung berlari ke kamar mandi.

Zevan berjalan mondar-mandir di depan ranjang sambil bergumam di dalam hatinya, Ah, sial! Kenapa menunggunya mandi membuatku gelisah seperti ini? Aku belum pernah menunggu seorang gadis mandi dan ternyata begini rasanya. Jantungku berdebar-debar, hatiku berdesir aneh, dan perutku terasa seperti ada yang menggelitik di dalam perutku ini. Pria tampan berbola mata biru tua itu tampak gusar, dia melipat tangannya, terus berjalan mondar-mandir di depan ranjang, dan beberapa kali menghela napas panjang. Dia gugup. Sangat gugup.

Sementara itu, Gita mengernyit kaget melihat baju seperti jaring berwarna merah muda dan pakaian dalam di balik baju seperti jaring laba-laba itu tampak sangat minim bahan dan sangat seksi.

"Aku belum pernah memakai baju seperti ini. Sial! Mesum juga pria itu" Gita terpaksa memakai lingerie seksi itu.

Saat ia melihat pintu kamar mandi mulai terbuka, Zevan dengan cepat duduk di tepi ranjang dan bersikap cool seperti biasanya. Dia tidak ingin terlihat konyol di depan gadis yang baru saja ia kenal.

Gita keluar dari dalam kamar mandi dengan langkah pendek yang diseret karena ia sejujurnya tidak mau melakukannya. Gita memegang tali jubah mandi yang dari pakai untuk menutupi lingerie seksi berwarna merah darah yang ada di dalam kamar mandi.

Zevan menepuk kasur di sebelahnya sambil berkata, "Duduklah di sampingku!"

Gita duduk di samping Zevan lalu mematung.

Zevan mencium wangi Gita dan seketika itu juga juniornya yang tidak pernah menggeliat liar selama lima tahun ini tiba-tiba menggeliat liar. Pria tampan itu menghadapkan tubuhnya ke Gita lalu ia menarik tubuh Gita untuk menghadap dirinya.

"Sudah terlambat untuk mundur saat ini dan kalau kamu berani mengigit bibirku lagi, maka aku akan...... hmpppttthhh!"

Zevan membeliak kaget saat bibirnya dipagut oleh Gita.

Gita memagut bibir Zevan karena ia ingin semuanya segera berakhir.

Zevan menarik bibirnya sambil membuka tali jubah mandinya Gita. Gita refleks menahan tangan Zevan dan pria tampan itu langsung berkata, "Pergilah kalau ingin. Pergi! Tapi, semua kesepakatan kita batal dan aku akan membuat hidup kamu dan keluarga kamu seperti di neraka"

Gita memejamkan mata dan membaurkan Zevan membuka jubah mandinya.

Saat lingerie seksi terpampang nyata di depan mata Zevan, pria tampan yang belum pernah melihat seorang gadis mengenakan lingerie itu seketika mengagumi tubuh Gita.

Sial! Tubuhnya sangat indah. Dadanya sempurna dan sangat menggoda. Aku belum pernah melihat tubuh wanita berbalut lingerie sebelumnya. Dia yang pertama aku lihat dan thank God, dia sempurna! Batin Zevan.

Zevan kemudian menarik tengkuk Gita dan mencium bibir Gita dengan penuh kelembutan.

Dia berwajah dingin dan bermulut pedas, rapi kenapa dia menciumku selembut ini. Ciumannya bahkan terasa sangat hati-hati. Sangat jauh dari ciuamnnya Mas Yoga yang liar. Batin Gita.

Karena terbuai ciuman yang lembut dan terasa seperti memanjakan dirinya, Gita tanpa sadar membuka mulutnya dan meminta lebih. Saat Gita melenguh lirih, Zevan memasukkan lidahnya dan lidah itu langsung mengajak lidah Gita berdansa Tango. Gerakan lidah keduanya yang saling membelit, menghentak, dan menusuk-nusuk, membuat keduanya dimabuk gairah.

Zevan membaringkan Gita dengan pelan di atas ranjang sambil melepas kemeja lalu melemparkan kemeja itu ke sembarang arah.

Zevan kemudian membenamkan wajahnya di dada Gita sambil melepas pengait kain penyangga dada itu. Gita melenguh keras dan melengkungkan punggungnya saat bibir Zevan menikmati keindahan gunung kembar.

Zevan mencari bibir Gita kembali dan memagut bibir Gita. Pria tampan itu kembali mengajak lidah Gita berdansa Tango sementara tangannya bergerak liar memainkan buah Cherry.

Gita menggeliat seksi dan membuat Zevan semakin menggila.

Tangan Zevan bergerak bebas meluncur ke bawah setelah tangan itu puas memainkan buah Cherry. Saat tangan Zevan hendak membuka kain terakhir yang membalut tubuh Gita, Gita refleks menahan tangan pria tampan itu.

Zevan menarik bibirnya dan menatap wajah Gita lalu berkata, "Kau ingin aku berhenti?"

Zevan dan Gita saling menatap dalam kebisuan.

Terpopuler

Comments

zeus

zeus

knp g minta di nikahin dulu?
mlh kesannya kyk jalang...

2025-02-27

0

Nenieedesu

Nenieedesu

seru kak ceritanya ngak bosenin

2023-12-14

0

Dewi

Dewi

terbaik 👍👍👍👍

2023-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Menawarkan Calon Istri ke Pria Lain
2 Istri Zevan Abraham
3 Lari
4 Tiga Syarat
5 Melarikan Diri
6 Hukuman
7 Pendatang Baru di Hati
8 Keputusan Gita
9 Mendadak Dimanja
10 Cemburu
11 Demam
12 Gemas
13 Kesal
14 Melukis
15 Berlari Kencang
16 Kue
17 Kebingungan
18 Hadiah
19 Rencana Mamanya Rosa
20 Hukuman
21 Kenapa?
22 Kejutan
23 Diva dan Raka
24 Apakah Aku sudah Mencintainya?
25 Jalan-jalan
26 Bertemu Dengan Diva
27 Cemburu
28 Marah
29 Permintaan Gita
30 Damian Dan Zevan
31 Di Dalam Lift
32 Kecewa
33 Ijinkan Aku Menangis di Depanmu
34 Kejutan
35 Marah
36 Bahagia
37 Terima Kasih
38 Bersin
39 Membeku
40 Cerah Ceria
41 Digigit Lebah
42 Cincin
43 Dikejutkan
44 Hmm
45 Manis Banget
46 Luar Biasa
47 Bahagia
48 Kagum
49 Kecewa
50 Hukuman
51 Fakta Baru
52 Kejutan Bertubi-tubi
53 Tunggu Aku!
54 Matilah Kau!
55 Tersenyum Bahagia
56 Berjanjilah!
57 Pria Brengsek
58 Melarikan Diri
59 Hah?!
60 Tato Lebah Imut
61 Ayah dan Anak
62 Masa Lalu Mamanya Zevan
63 Jatuh Pingsan
64 Jangan Dekati Aku
65 Kejutan Lagi
66 Pulau Kecil
67 Di mana Gita?
68 Pelan-pelan
69 Tegang
70 Semringah
71 Berdebar
72 Mas Zevan?
73 Kaget
74 Trik
75 Serangan Dadakan
76 Rasa Kemanusiaan
77 Deg!
78 Nenek
79 Tanggung Jawab
80 Aku Mencintaimu
81 Baiklah
82 Hadiah
83 Hadiah II
84 Marah
85 Cemburu
86 Dadakan
87 Ini Istriku
88 Private Jet
89 Bikin Tato Lebah
90 Gelitik
91 Terbuka
92 Jawab!
93 Tampan
94 Setia
95 Penuh Cinta
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Menawarkan Calon Istri ke Pria Lain
2
Istri Zevan Abraham
3
Lari
4
Tiga Syarat
5
Melarikan Diri
6
Hukuman
7
Pendatang Baru di Hati
8
Keputusan Gita
9
Mendadak Dimanja
10
Cemburu
11
Demam
12
Gemas
13
Kesal
14
Melukis
15
Berlari Kencang
16
Kue
17
Kebingungan
18
Hadiah
19
Rencana Mamanya Rosa
20
Hukuman
21
Kenapa?
22
Kejutan
23
Diva dan Raka
24
Apakah Aku sudah Mencintainya?
25
Jalan-jalan
26
Bertemu Dengan Diva
27
Cemburu
28
Marah
29
Permintaan Gita
30
Damian Dan Zevan
31
Di Dalam Lift
32
Kecewa
33
Ijinkan Aku Menangis di Depanmu
34
Kejutan
35
Marah
36
Bahagia
37
Terima Kasih
38
Bersin
39
Membeku
40
Cerah Ceria
41
Digigit Lebah
42
Cincin
43
Dikejutkan
44
Hmm
45
Manis Banget
46
Luar Biasa
47
Bahagia
48
Kagum
49
Kecewa
50
Hukuman
51
Fakta Baru
52
Kejutan Bertubi-tubi
53
Tunggu Aku!
54
Matilah Kau!
55
Tersenyum Bahagia
56
Berjanjilah!
57
Pria Brengsek
58
Melarikan Diri
59
Hah?!
60
Tato Lebah Imut
61
Ayah dan Anak
62
Masa Lalu Mamanya Zevan
63
Jatuh Pingsan
64
Jangan Dekati Aku
65
Kejutan Lagi
66
Pulau Kecil
67
Di mana Gita?
68
Pelan-pelan
69
Tegang
70
Semringah
71
Berdebar
72
Mas Zevan?
73
Kaget
74
Trik
75
Serangan Dadakan
76
Rasa Kemanusiaan
77
Deg!
78
Nenek
79
Tanggung Jawab
80
Aku Mencintaimu
81
Baiklah
82
Hadiah
83
Hadiah II
84
Marah
85
Cemburu
86
Dadakan
87
Ini Istriku
88
Private Jet
89
Bikin Tato Lebah
90
Gelitik
91
Terbuka
92
Jawab!
93
Tampan
94
Setia
95
Penuh Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!