part 3

Sinar adalah anak kelima sekaligus anak perempuan tertua,sinar memiliki wajah cantik dan gaya modis,sayangnya sinar menikah di usianya yang masih muda,bisa dibilang lulus SMA lansung menikah.

sebenarnya sarah dan kamal suaminya sudah berusaha mecegah sinar untuk jangan terburu-buru untuk menikah,namun hari demi hari Sarah mulai takut dengan pergaulan sinar yang sering pulang telat atau pergi tanpa kabar.

mau tidak mau demi menghindari hal yang tidak di inginkan sarah dan kamal pun mengizinkan sinar menikah.

di antara saudara-saudara nya,sarah memang tergolong paling banyak anaknya,tapi walaupun banyak anak laki-laki,namun sarah merasa kurang beruntung,karna setiap anak laki-laki nya tidak bisa di andalkan ataupun mengurangi bebannya.

seperti biasa,walau banyak anak laki-laki namun sarah masih tetap bekerja untuk kebutuhan sehari-hari.

Kamal suaminya hanya bekerja sebagai kuli bangunan,kalau ada job dia berangkat kerja,tapi sebaliknya kalau tidak ada maka kamal pun hanya diam dirumah.

menjadi pekerja paruh waktu,itulah yang dilakukan sarah hampir setiap hari,demi membantu kebutuhan dapur nya.

"ini ada gulai ikan,nanti kalau adik-adik mu pulang sekolah ambil kan nasi mereka,mamak mau berangkat kerja di kebun milik buk endah,mungkin mamak jam tiga atau empat sore baru balik "ucap sarah panjang lebar.

"iyaa.."sahut sofi singkat dan kembali pokus mencuci piring.

"oyaa ...nanti kalau bapak mu pulang,bilang mamak kerja di kebun buk endah ya"timpal sarah kembali lalu pergi.

sudah hampir dua mingguan kamal masih melanjutkan pekerjaan borongan yang iya dapat, borongan rumah yang dia kerjakan mungkin tinggal memasang atap dan mengecet dinding rumah.

setelah selesai mengerjakan tugas nya,sofi pun lansung kembali bermain ponsel di dalam kamar nya.

krenggg.....suara perabot dapur terjatuh mengejutkan sofi,sofi pun lansung berlari kearah dapur.

"bg Dodi? bentak sofi kesal

Dodi pun lansung terkejut melihat Sofi yang tiba-tiba muncul didapur.

"ahh...kamu,bikin orang terkejut saja"omel dodi dan kembali dengan aksi nya.

"kebiasaan masuk rumah ngk ada suara,kayak maling aja"ucap sofi masih kesal

"sudahlah pergi sana,jangan nganggu orang makan"sahut dodi lalu duduk dan menyantap makanan nya.

"makan aja datang"ucap sofi sinis menatap tajam dodi.

seperti biasa,dodi tak menghiraukan ucapan sofi,dodi hanya pokus menghabiskan makanannya

dengan kesal sofi pun kembali kekamar, hampir setiap hari dirumah sarah selalu ada adu mulut,kadang dia dengan anak-anak nya ataupun sesama anak-anak nya.

belum hilang kekesalan sofi, tiba-tiba kakak keduanya datang menumpang makan.

"mana mamak?tanya samsul yang lansung menyelonong masuk.

"ngk tau"sahut dodi singkat,siap makan lansung menganti baju nya.

"Sofi..!!

"mana mamak?"teriak samsul

"kerja,kenapa?"sahut sofi ketus

"ngakpapa,mak udh masak?"ucap samsul basa-basi, sambil berjalan kedapur.

"alahhh sok nayak mamak,bilang aja mau makan"ucap sofi ketus

"udah punya istri,masih aja kesini makan"timpal sofi kesal.

seperti biasa samsul hanya mengabaikan ucapan adiknya.

"lauk dan nasi nya jangan di habiskan,zulfan sama arfan pulang sekolah"teriak sofi dari kamar.

"lagi pula tadi mamak masak buat kami,bukan untuk kalian "timpal sofi tanpa ada sahutan dari samsul.

samsul pun keluar dengan suara sendawa pertanda perut sudah kenyang dari belakang dan tanpa berpamitan lansung pergi.

setelah anak-anak sekolah pulang,zulfan dan arfan pun datang, mereka berdua sudah terbiasa pulang sekolah langsung mengganti pakaian seragam sekolah mereka dengan pakaian rumah,kemudian lansung ke dapur dan mengambil makanan sendiri.

tidak ada yang betah di rumah, selesai makan zulfan dan arfan pun lansung pergi bermain.

sementara kamal yang pulang siang, mendapati rumah sepi dan melihat sofi yang tidur dikamar nya.

karna lapar kamal pun langsung menuju ke dapur untuk makan,kamal menarik napas kasar melihat tidak ada lauk yang tersisa.

kamal pun pergi keluar membeli telur sendiri,karna tak tega membangunkan sofi untuk pergi ke warung.

"baru pulang pak kamal?"tanya buk marni sambil memasuk tiga butir telur kedalam plastik.

"hehe iya"sahut kamal ragu.

"apa buk sarah ngk masak lagi"ucap marni melempar senyum yang sulit di artikan.

"masak kok buk,hanya saja saya suka telur jadi ngak sempurna makan kalau ada yang kurang"sahut kamal berbohong

"kalau gitu saya permisi, terimakasih buk"timpal kamal tak ingin berlama-lama.

walaupun marni sebayanya kamal,namun dia terkadang suka kepo dengan urusan orang lain,kamal yang tau sifat buk marni terpaksa selalu berbohong untuk menutupi keadaan rumah nya, walaupun nyatanya tidak percaya dan tetap menjadikan bahan gosip di warung nya.

jarak warung marni dari rumah kamal memang cukup dekat,hanya berselisih tiga rumah saja, sehingga kamal selalu beli disitu.

"sofii...

sofii...bangun nak"panggil kamal membangun kan

"sofii..."

"emmm,bapak udah pulang"ucap sofi sambil mengucek-gucek matanya.

"nanti tidur lagi, sekarang masak kan dulu telur ini,bapak sudah lapar"ucap kamal

"masak,kan ada lauk,kenapa masak lagi,ahh Sofi masih ngantuk"sahut sofi ketus

"sudah habis"

"sudahlah,cepat kedapur,ini telur nya"timpal kamal lalu meletakkan nya di depan pintu kamar sofi,kemudian pergi.

Sofi pun bangun dan pergi kedapur dengan wajahnya yang merenggut.

"iihhhh...dasar bang samsul,bang dodi,pasti ini ulah mereka"ucap sofi geram

"dasar pengangguran, kerjaan nya cuma makan tidur aja,ini lagi bg samsul,udah punya istri, punya rumah sendiri,masih aja numpang makan kesini"repet sofi kesal.

setelah menghidupkan api nya,sofi pun langsung membuat telur dadar.

butuh proses memang untuk masak telur dadar saja,karna sarah dan kamal belum cukup uang lebih untuk membeli kompor gas,setiap ada uang selalu ada aja keperluan untuk anak-anak nya.

jadi mau tidak mau sarah harus masak,di dapur masih mengunakan kayu bakar untuk memasak,baik masak nasi ataupun masak sayur.

----------------

~ Darma~

Udara pagi yang begitu segar, kicauan burung disekitar padi, menghirup udara segar sambil memejamkan mata, sesekali darma pun menarik napas dalam -dalam lalu menghembuskan nya, menikmati keindahan sawah dan hembusan angin sepoi-sepoi membuat darma tenang.

Darma yang tengah duduk di gubuk bambu yang tak berdinding dan beratap kan daun rumbia(sagu),dari jauh tersenyum melihat suaminya yang tengah berkeliling di tengah-tengah sawah.

Air mata bening jatuh di pipi darma,bukan karna dia sedih tapi melainkan air mata bahagia.

Bagaimana tidak, memiliki suami seperti rizal membuat darma tak henti bersyukur apalagi status nya yang janda beranak satu membuat dia merasa beruntung mendapatkan suami yang giat usaha,baik dan menyanyangi nya dan juga anaknya.

Darma menikah dengan rizal juga bukan status masih lajang,melainkan duda juga,bahkan sudah memiliki anak tiga,namun darma tak pernah mempersalahkan itu semua,asalkan saling menerima kekurangan masing-masing itu sudah cukup bagi nya.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

masih nyimak nih thor...
blm masuk inti yaaaa???

2023-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!