"Lebih baik kita bawa saja dulu kerumah sakit"ucap salah satu bapak-bapak.
"Maaf besan,saya pikir lebih baik mereka berpisah,saya tidak ingin anak saya terluka untuk kedua kali nya,kita sebagai orang tua nya lebih baik mengantisipasi ini sebelum kejadian lagi"sahut halimah sedih.
"Kasian sekali irwan,dia sangat mencintai darma"ucap Endah menahan air mata.
"Kami semua juga ikut sedih,kami juga berharap Irwan sembuh dan kembali seperti semula,tapi apa boleh buat,sudah berbagai pengobatan dilakukan darma untuk irwan,baik obat medis maupun tradisional namun belum juga sembuh,ini bukan salah anak saya lagi besan,dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk irwan,bahkan harta mereka pun sudah habis terjual untuk pengobatan Irwan,dan saya sendiri tidak mempermasalahkan itu demi kesembuhan Irwan,tapi irwan belum sembuh"tutur halimah lalu mengusap air matanya.
Endah pun terdiam mendengar penuturan halimah, tidak ada bantahan dari nya,karna memang kenyataannya seperti itu.
"Iya besan,saya hanya kasihan pada anak mereka yang masih kecil,tapi orang tua nya akan bercerai"ucap Endah menyerka air matanya.
"Kami tidak akan melarang kasih bertemu ayahnya besan"
"Setelah perceraian darma dan Irwan resmi,kami akan mengambil kasih dari besan"timpal halimah kembali.
Semenjak Irwan sakit,darma memang menitipkan putri nya di rumah ibu mertuanya.
Endah terdiam, sementara suasana semakin cangung, akhirnya halimah pun memutuskan untuk kembali keruangan darma dirawat,halimah memang sengaja bicara di luar ruangan agar darma tidak mendengar percakapan mereka.
----------------
"Dik kenapa melamun?"tanya rizal tiba-tiba muncul dan mengagetkan darma dari lamunannya.
"Mas rizal,mas kok datang tiba-tiba,kan jadi kaget"ucap darma
"Lah dari tadi mas panggilin ngk nyahut-yahut,ya mas samperin aja"jelas rizal sambil bergurau
"Ooo...mas sudah siap keliling nya,tidak ada padi yang rusak kan,kenak air"ucap darma mengalihkan pembicaraan.
"Alhamdulillah tidak ada,ya sudah ayok kita pulang"ajak rizal,darma pun mengangguk setuju.
----------------
~ Wati~
Begitu rombongan wati dan anak-anak sampai disawah,halimah juga tiba di antar oleh hasrian.
"Mas hasan mana mbak"tanya hasrian setelah memakirkan kereta nya.
"Iya,Hasan mana ti"tanya halimah yang tidak melihat keberadaan hasan juga.
"Mas hasan datangnya mungkin agak siang mak,pagi ini masih ada urusan "sahut wati sambil menyusun barang bawaan nya.
"Maa,itu bibik udah datang"ucap ana menunjuk kearah rahma.
"Mbak mu juga ikut"tanya halimah melihat kedatangan rahma.
"Iya mak,tadi wati minta tolong bantu-bantu"
"Bagus itu,mbak mu itu memang cepat kalau kerja,baik nanam padi, jagung ataupun yang kerja lain"jelas halimah setuju.
"kalau gitu aku pulang duluan ya Mak,mbak,soalnya mau kegunung lagi"ucap hasrian pamit,halimah dan wati pun menjawab serentak.
"Oyaa,nanti orang mbak siap nya sore kan,biar pulang kerja nanti aku langsung jemput mak lagi"timpal hasrian sambil menghidupkan kereta nya.
"Iya,nanti kalau kamu ngk datang kan bisa abg mu yang jemput"sahut wati tersenyum.
Setelah berpamitan hasrian pun lansung pulang.
"Kok pergi!mau kemana?"sapa rahma
berpapasan yang hendak sampai.
"Pulang kak"sahut hasrian berhenti
"Kok pulang,ngak ikut bantu juga"
"Aku ngak bisa kak,masih ada kerjaan,tadi cuma antar mak aja"jelas hasrian.
rahma pun mengangguk paham.
"Ya sudah aku duluan ya "ucap hasrian dan kembali melajukan kereta nya.
Tak lama beristirahat,rahma,dan wati pun lansung terjun bekerja, begitu pula dengan ana dan nora, mereka pun ikut membantu.
Sementara halimah hanya melihat saja sambil berkeliling berjalan di sekitar batas sawah dan kalau sudah lelah kembali istirahat kegubuk lalu membuat sirih nya.
Makan daun sirih memang sudah seperti makanan pokok bagi halimah, seperti kaum laki-laki yang tak bisa ketinggalan dengan rokok nya, begitu pun halimah,kemana pun dia pergi tas nya yang berisi peralatan nyirih nya selalu dibawa.
Setelah jam makan siang wati dan rahma pun lansung berhenti istirahat.
"Ana.....nora....''teriak wati yang melihat kedua anak nya yang masih didalam sawah.
Bukan menanam padi lagi,melain kan mereka bermain lempar-lemparan lumpur dan kejar-kejaran didalam sawah.
"Iya maa bentar"sahut ana yang masih asik melempar tanah kearah nora sambil tertawa lepas,begitu pula nora tak ingin kalah dengan melempar balik.
Halimah yang melihat tingkah kedua cucunya pun ikut tertawa dari jauh.
"Berdua pun mereka main udah terasa ramai disini"ucap rahma ikut tertawa
"Haha...iya mbak,ngak dirumah,disawah,kalau udah main ya gitulah"tagap wati tersenyum sambil mengeluarkan makanan siang.
"Sudah...sudah...makan dulu"teriak halimah.
"Bersih-bersih dulu sana,biar cepat makan"perintah wati,pada ana dan nora yang baru datang.
Ana dan nora pun menurut dan lansung pergi membersihkan diri mereka di sungai dekat gubuk.
"Jangan main-main lagi,udah besar kayak anak-anak"teriak wati yang melihat nora dan ana tertawa bermain air.
"Iya maa"sahut mereka serentak.
"Udah siang,kok hasan belum datang juga"ucap halimah yang mengingat perkataan wati tadi pagi,wati memang mengatakan kalau suaminya datang siang ke sore.
"Mungkin bentar lagi mak,ini kan masih jam satu, mungkin aja mas Hasan masih sholat di masjid"jelas wati
"Iyaiya,"tanggap halimah sambil mengangguk kan kepalanya
"Kenapa nek"tanya ana yang baru muncul
"Ngakpapa,nenek cuma nanya ayah mu aja,nenek pikir kenapa belum datang"
"Oooo..."ana manggut-manggut
"Alahh paling ayah ngak datang"ucap nora asal
"Trus pasti ayah makan diluar,makan enak"timpal nya lagi.
"Noraa..."potong wati agar nora tidak melanjutkan ucapannya.
"Ya kalau ayah mu makan diluar, berarti punya uang banyak lah"canda rahma tertawa.
"Kalau ngak ada uang pun,ayah kan banyak kawan"sahut ana
"Sudah...cepat makan,bentar lagi kita lanjut kerja"potong wati
Selesai makan,Rahma dan wati pun memejamkan mata nya istirahat sebelum lanjut lagi, begitu dengan halimah,udara disawah yang sejuk dan hembusan angin sepoi-sepoi membuat dirinya ikut tidur,sementara ana dan nora masih terjaga.
"Ra ,coba baca status ayah"ucap ana berbisik menyodorkan ponsel kepada nora.
Ana dan nora memang memiliki ponsel bersama, mereka berdua selalu berganti-gantian mengunakan nya.
"Mana kak?"sahut nora ikut berbisik.
[ Senyum mu adalah obat lelah ku@bidadariku ]
Setelah membacanya,nora pun langsung memoyongkan bibir nya.
"Isss....udah tua pun lebai"ucap ana
"Iya,,tapi untuk siapa ayah buat status ini"ucap nora berpikir
"Entah"sahut ana singkat
"Kalau untuk mamak kan ngak mungkin,mamak kan ngak punya handphone jadi mana tau ayah buat status,jangan kan lihat status, Facebook aja mamak ngk kenal"tutur nora menarik napas kasar
"Apa kita kasih tau mamak aja kak"timpal nora memberikan usul
"Ah jangan"bantah ana cepat
"Kamu mau mamak sakit,trus nangis,kek ngak tau mamak aja"
"Sudah sini hp nya,udah mening kita tidur"timpal ana dan lansung menyimpan ponsel nya.
"Kak....kak..."seru nora kembali
"Emmm"
"Tapi kan kak,apa ayah punya istri lain"ucap nora asal
"Iisss...jangan bising,kamu ini ada-ada aja,jangan pikiran kemana-mana,kek orang tua aja"omel ana lalu memejamkan matanya dan memutar balik badan nya membelakangi nora.
"Ihhh gitu aja marah,orang becanda pun"gumam nora memoyongkan bibirnya, masih bisa didengar ana.
----------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments