...----------------...
"Bapak, Gapapa?"
"Bapak?"
Troy tampak memegangi bagian perutnya, Gralind yang melihat itu reflek mengambil air putih dan langsung memberikannya kepada Troy.
"Pak Troy, gapapa kan?" tanya Gralind sekali lagi saat Troy sudah terlihat lebih baik.
Troy mengangkat jempolnya kemudian menghela napas sejenak. "Gerd saya tadi kambuh, maaf yah bikin kamu panik, udah selesai makannya?"
Gralind mengangguk, setelahnya Troy berdiri hendak membayar makanan mereka, Gralind langsung menolak. "Gausah Pak Troy, biar saya bayar sendiri saja."
"Gapapa kok, hitung-hitung hadiah perkenalan karena kamu juga nemenin saya makan malam," jawab Troy membayar makanan mereka setelahnya mereka berdua berjalan menuju motor Troy. "Habis ini kamu gak ada mau pergi kemana-mana lagi?"
Gralind menggeleng dan meraih helm milik Troy. "Gaada Pak, beli perabotannya besok saja."
"Mau saya temenin lagi?"
"G-Gausah Pak, nanti ngerepotin," jawab Gralind tersenyum. "Ini aja udah makasih banget udah nemenin makan."
"Gapapa kok, besok saya libur, jadi bisa nemenin kamu."
Gralind terdiam, dia naik ke atas jok motor yang dimana Troy sudah ada di atasnya lebih dulu.
"Beneran Gapapa?" tanya Gralind. "Pak, nanti singgah di apotik terdekat yah."
"Gapapa kok, yaudah nanti kita singgah ke sana yah," jawab Troy menjalankan motornya meninggalkan area tempat mereka makan tadi.
Motor milik Troy berjalan melewati jalanan kota Makassar yang sudah malam, hawa dingin terasa menusuk, untung saja mereka berdua memakai kemeja berbahan kulit.
"Itu ada apotik di depan, kamu masih singgah kan tadi?" Troy menghentikan motornya di depan sebuah apotik. "Saya tunggu disini saja, yah?"
Gralind turun dari motor. "Oke, Pak, bentar yah!"
Gralind berjalan menuju apotik untuk membeli sesuatu, ia melangkahkan kaki di dalam apotik menuju penjaga apotik tersebut.
"Selamat malam, Mbak, cari apa?"
"Saya mau nyari minuman fiber yang ekstra ubi ungu itu dong, bentar yah mereknya itu xxxx, yang biasa di konsumsi penderita Gerd," jawab Gralind memperlihatkan gambar minuman kesehatan yang dia maksud.
Penjaga Apotik itu mengangguk, dia kemudian bergegas mencari barang pesanan dari Gralind. "Mau berapa, Mbak?"
"Dua Box aja."
Penjaga itu mengambil Dua Box minuman dalam kemasan sachet itu dan memasukkannya ke karton kertas. "Ini Mbak."
"Berapa?"
"Harga satuan Box-nya itu, Tiga ratus enam puluh ribu Mbak, kalau tujuh ratus dua puluh ribu," jawab Penjaga itu.
Gralind meraih tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dan membayarnya, setelah selesai dia membawa pesanannya kemudian kembali ke Troy yang masih menunggunya.
"Sudah?"
Gralind menganggukkan kepala.
"Nih, buat Bapak Troy!" jawab Gralind memberikan sebuah satu box minuman kesehatan yang dia beli. "Kata Bapak Troy ada Gerd, jadi aku beliin ini, di konsumsi pas sarapan biar Gerdnya itu bisa di minimalisir."
Troy terdiam. "Kenapa kamu beliin saya? Ini harganya mahal kan?"
"Gak kok, kebetulan aku juga minum jadi sekalian beliin buat Bapak Troy, biar Bapak Troy bisa sehat," Gralind mengulas senyum tulus.
Troy terdiam, dari istrinya saja dia tidak pernah mendapat perhatian seperti ini, tapi kenapa getaran kehangatan yang dirindukan seorang suami seolah dia bisa lihat dari diri Gralind.
"Terimakasih," Troy membalas senyum Gralind, setelahnya Gralind kembali naik ke atas motor.
Motor yang di kendarai Troy kembali berjalan pulang ke Kost-an, tapi Gralind merasakan bahwa Troy dengan sengaja meraih tangannya agar Gralind bisa memeluk pinggangnya.
"Biar kamu gak jatuh," ujar Troy seolah tahu isi kepala Gralind.
Gralind tidak menjawab, dia hanya menerima dengan tenang sampai dia merasakan setetes air jatuh dari langit. "Hujan?"
"Wah, Gerimis nih."
"Bapak, bisa lebih cepat gak sampai Ke Kost-annya."
Gralind tampak panik, dia bisa kehilangan ingatannya secara seketika jika dia harus berpapasan dengan Hujan ini, Troy yang melihat wajah panik Gralind hanya mempercepat laju motornya.
Tak berapa lama, mereka memasuki jalanan dimana Kost-an berada, tepat setelah keduanya mengunsi ke teras Kost-an. Hujan turun dengan deras.
Gralind langsung berlari menuju kamar Kost-annya meninggalkan Troy begitu saja, Troy lantas mengejarnya tapi Gralind sudah mengunci pintu dari dalam.
"Gralind, kamu gapapa?"
Tidak ada jawaban, Troy tidak mau ambil pusing, dia akan mempertanyakan ini besok saja, Troy berjalan menuju area rumah pribadinya yang berada di samping Kost-an meninggalkan kamar Gralind.
Sementara itu Gralind sendiri langsung memakai headphone di telinganya dan menutup wajahnya dengan bantal menyamarkan suara hujan di luar sana.
Gralind menghela napas sejenak, dia sudah bisa mengontrol dirinya, ia berjalan ke arah meja riasnya dan membuka ikatan rambut dan kacamata tebalnya, wajah polos di hadapan Troy itu berubah seketika menjadi wajah licik.
"Satu langkah lagi, Bapak Kost-ku!"
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Jamayah Tambi
Balas dendam tapi musnahkan diri sendiri.Kenapa tak guna cara lain.Jd pelakor,ajak Troy nikah.Dan musnahkan ibu Tania
2024-11-25
0
Zainab Ddi
bapak kost kesepian ditinggal istri terus
2024-05-17
4
Andariya 💖
wah, ternyata troy ini kesepian🤣🤣🤣
2024-03-28
1