...----------------...
Tik!
Gralind segera menutup jendela kamar, membiarkan kamarnya tidak mengakses apapun dari luar, memakai headphone dengan lagu yang keras agar tidak menyadari adanya hujan.
Dia tidak ingin mengalami gejala PTSD saat menjalankan tujuannya dan ini adalah alternatif yang akan dia lakukan, Gralind berjalan ke arah ranjang, mengambil gitar yang dia bawa dan menyandarkan punggung di punggung ranjang.
Petikan gitar mengalun menyamarkan hujan, di iringi instrumen musik yang dia setel di headphonenya, Gralind mulai larut dalam musiknya.
"Aku ini wanita biasa ... Bisa sakit, luka karena cinta ... Dingin sepi, kerap menyapa ... Air mata jatuh, lukisan raga."
Entah berapa lama Gralind menyanyikan lagu itu, sampai dia akhirnya tertidur sendiri di ranjang.
-
Tok!
Tok!
Tok!
Gralind membuka mata, instrumen musik yang dia play sudah berhenti, suara hujan tidak terdengar lagi dan hanya ada suara ketukan pintu, Gralind bangkit dari tidurnya kemudian berjalan ke arah jendela, dia membuka jendela kamar, suasana sudah agak gelap, Gralind melirik jam dinding, sudah jam tujuh malam.
Suara ketukan pintu masih terdengar yang membuat Gralind sadar bahwa suara ketuka itu yang membangunkan dirinya, Gralind bergegas mengikat rambutnya dan memakai kacamatanya.
Setelahnya, Gralind berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Maaf, lama-"
Ucapan Gralind terhenti, saat ia menatap sosok yang berdiri di depannya yaitu Tania dan Troy.
"Halo Gralind, kata Albar kamu anak baru itu kan, kenalin saya Tania Ibu Kost kamu dan ini Mas Troy, Bapak Kost kamu, saya senang sekali loh akhirnya ada yang menyewa koridor ini untuk satu tahun, kedepan, saya kesini ingin mengantarkan kue ini sekalian berkenalan," ujar Tania kepada Gralind.
Gralind menelan ludah, tangannya bergetar, tatapan matanya tidak lepas dari Tania, sosok yang menjadi penyebab balas dendamnya.
Kenangan buruk di kepalanya berputar seketika, dendam membawa semakin memuncak, ingin sekali Gralind mengambil pisau dan menghujani wanita di hadapannya itu dengan tikaman.
"Gralind?"
"Ah iya Bu, salam kenal, tadi saya sudah diajak keliling rumah sama Albar dan uangnya sudah saya transfer kok," jawab Gralind memaksa tersenyum.
Tenangkan dirimu, Gralind! Batin Gralind berusaha tenang.
"Baiklah kalau begitu, semoga betah yah, silakan diambil kuenya," Tania menyodorkan kotak kue kepada Gralind.
"Terimakasih, Bu," Gralind menerima kue tersebut. "Tapi kayaknya saya lagi gak pengen makan kue, saya simpen di kulkas dapur aja boleh gak, Bu?"
"Boleh, tapi kasih nama yah, takutnya di makan sama anak lain, saya mau balik ke rumah utama dulu, kalau mau ke dapur, bisa diantar sama si Bapak yah," Tania menunjuk Troy, Troy mengembangkan senyumnya.
Gralind tersenyum balas, Tania beranjak pergi dari sana, Troy sendiri langsung menemani Gralind menuju dapur untuk menaruh kuenya di kulkas.
Di saat berjalan, Gralind menyadari bahwa tubuh Troy sangat tinggi dan tegap, brewok tipis yang maskulin disertai wajah khas bule.
Beruntung sekali, lont* itu! Gralind lagi-lagi hanya bisa mengucapkannya dalam hati, tidak mungkinkan dia mengatakannya secara frontal itu di hadapan Troy.
"Sudah? Mau saya temani kembali ke kamar?" Akhirnya Troy bersuara, Gralind sempat berpikir pria dewasa ini hemat bicara.
"Tidak ada, terima kasih, Pak."
KRIUT!
Troy menatap Gralind sekali lagi, sementara itu Gralind kini sibuk mencaci maki dirinya dalam hati karena suara perut kelaparan yang tidak bisa di kondisikan.
"Yakin?"
"Ehm, kayaknya saya harus nyari makan deh, Pak, tapi saya bisa sendiri kok."
"Saya anterin, kamu kan gatau kota ini, saya manasin motor bentar yah!"
Gralind hendak kembali menolak, tapi Troy terlanjur beranjak pergi dari hadapannya.
"Bodoh banget Gralind, ini kesempatan kenapa sok jual mahal!" Gralind menepuk kepala pelan kemudian berjalan menuju kamarnya untuk mengambil jaket dan uang.
-
"Kamu suka nasi goreng juga, yah?" tanya Troy pada saat ia dan Gralind sudah berada di salah satu tenda rumah makan kaki lima yang ada di pinggir jalan. "Sampe belepotan, gitu."
Gralind mengusap sudut bibirnya, ada bekas nasi disana, dia tertunduk malu. "Hehe, maaf Pak."
"Baru kali ini saya makan malam bareng, biasanya saya sendirian," ujar Troy tiba-tiba.
"Bu Tania?"
"Dia sibuk, tidak ada waktu untuk saya," jawab Troy pelan.
Gralind turut simpati pada Troy, jelas kejam sekali wanita yang mengabaikan suaminya, jangan salahkan Gralind ingin mengisi bagian hati yang kosong itu.
"Argh-"
Gralind mendelik, saat ia melihat Troy memegangi perutnya seperti merasakan sakit.
"Bapak Troy?"
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Puji Rahayu
ada ya bpk kost smp nganterin cr mkn ma ank kost???
smp segitunya...
bpk kost baik ht kah????
2024-11-07
1
Juan Sastra
kata kata lont* itu,, bikin ketawa
2024-09-09
1
Zainab Ddi
cuma buat tameng kali
2024-05-17
1