Sky menggelengkan kepala,"Kita masih bisa tetap berhubungan sebagai orang tua untuk dia, tapi sebagai pasangan suami-istri tentunya tidak."
"Kau tahu dengan jelas jika aku tak siap untuk menikah. Aku masih ingin menikmati masa muda dengan berkelana dan berkumpul dengan temanku, hanya saja karena insiden itu kita terpaksa terikat."
"Maka dari itu, aku ingin kita bercerai," jelas Sky. Dari raut wajahnya terpancar sebuah keseriusan yang membuat Caithlin berpikir jika Sky tidak sedang membohongi dirinya.
"Kau tak perlu khawatir, aku akan membiayai semua kebutuhan Cio. Dan aku pastikan anak itu takkan kekurangan," janji Sky.
Caithlin berkaca-kaca mendengar segala ucapan Sky yang ingin mengakhiri pernikahannya. Bukankah dari awal ia sudah sepakat, lantas kenapa saat itu tiba Caithlin merasa tak terima? Harusnya tak seperti ini. Tapi....
"Apa kau tak bisa membuka hatimu untuk aku? Aku mencintaimu tanpa aku tahu perasaan itu hadir," ujarnya dengan lirih.
Sky yang kekeuh ingin bercerai pun menggelengkan kepala,"Aku tak bisa,"
Caithlin terus berucap, wanita itu masih bersikeras untuk menolak perceraian. Hingga pada akhirnya Caithlin merasa lelah dan mengiyakan keputusan Sky.
"Baiklah jika itu yang kau inginkan," ujar Caithlin pada akhirnya.
"Minggu depan aku akan mengurus perceraian kita," sambung Caithlin lagi.
Sky menganggukan kepala, setelah perdebatan panasnya tadi. Akhirnya Caithlin menyetujui perceraian yang ia layangkan.
"Kau bisa menuntut harta gono-gini jika kau ingin," ucap Sky.
Caithlin bukan wanita materialistis, tanpa Sky berikan harta padanya Caithlin sudah memilikinya dari sang ayah.
"Terima kasih, tapi aku akan menolak pemberianmu itu," tolak Caithlin dengan halus.
"Aku hanya ingin menuntut hak asuh anak kita. Cio akan ikut bersamaku." putusnya lagi.
"Aku juga tak ada niatan mengurus anak itu, aku hanya cukup memenuhi segala kebutuhannya." Balas Sky yang tak kalah tajam.
Caithlin tersenyum pahit,"Kapanpun kau ingin mengunjunginya, pintu rumah kami akan selalu terbuka untukmu," ucap Caithlin.
"Jika tak ada lagi yang ingin kau katakan, kau bisa pergi dari sini. Aku ingin istirahat dengan tenang," usir Caithlin.
Sky langsung pergi begitu saja dari kamar Caithlin, meninggalkan Caithlin yang saat ini tengah menangis terdiam tanpa suara.
Caithlin memukul dadanya yang terasa sesak. Kenapa perpisahan ini harus terjadi. Apa tak ada kesempatan untuk memulai semuanya dari awal? Memulai menjadi pasangan yang saling mencintai?
"Ini sangat sakit untukku, tuhan... Kenapa nasibku harus se-tragis ini," isaknya dengan suara tertahan. Tak ingin membuat Cio merasa terganggu karena suara tangisnya, Caithlin menutupi wajahnya dengan bantal sofa.
Caithlin meluapkan semuanya melalui tangisan yang terdengar pilu. Belum genap satu bulan dirinya melahirkan Cio, yang di dapatkan hanyalah sebuah perceraian.
***
Caithlin berjalan memasuki ruang persidangan di temani pengacara yang mendampingi dirinya selama sidang perceraian nanti.
Untuk membuktikan pada Sky bahwa dirinya baik-baik saja, wanita itu memoles dirinya hingga membuat siapapun yang melihatnya akan pangling.
Tak berselang lama, Sky bersama dengan pengacaranya juga tiba di ruangan persidangan. Baik Caithlin maupun Sky, keduanya duduk berdampingan sambil menunggu ketukan palu hakim atas keputusan perceraiannya.
Caithlin diam-diam menatap Sky yang terlihat tampan dengan pakaian formal. Hatinya bagai teriris sembilu saat melihat Sky yang baik-baik saja tanpa dirinya.
"Ternyata kau begitu menginginkan perceraian ini, Sky," batin Caithlin. Pandangannya tak lepas dari Sky yang sejak tadi menatap lurus ke depan.
Caithlin hanya ingin memandangi Sky dengan puas sebelum dirinya menyandang status janda. Saking fokusnya Caithlin menatap Sky, membuatnya tak sadar jika ketukan palu sudah terdengar. Menjadi tanda bahwa pernikahannya dengan Sky telah berakhir.
Air mata jatuh tanpa permisi, ia langsung menyekanya agar tak ada orang yang melihat.
Caithlin berjalan mendekati Sky dan mengulurkan tangan.
"Selamat, akhirnya kita resmi bercerai," ucapnya sambil tersenyum palsu.
Sky menerima uluran tangan Caithlin, pria itu tersenyum.
"Tapi kita tetap orang tua untuk Cio,"
"Aku akan menyempatkan waktu untuk menengok Cio nantinya," Sambung Sky.
"Pintu kami selalu terbuka untukmu," ujar Caithlin.
Sky tak menanggapi, pria itu lekas pergi dari hadapan Caitlin. Ia masih harus menyelesaikan beberapa hal, jadi tak ada waktu untuk sekedar basa-basi.
Caithlin menghela nafasnya, rasa sesak semakin membuatnya tak karuan.
"Kau tak bisa terus-terusan bersedih, Cath. Ada Cio yang butuh dirimu. Lupakan Sky, waktunya kau bahagia," tekad Caitlin. Wanita itu langsung meninggalkan ruang persidangan dan kembali ke rumah yang ia tempati bersama Cio..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments