Part 3
"Iya Danu kedatangan kami di sini untuk melamar putri anda Cahya untuk putra saya Faiz".
"Haa, apa ini ayah ibu" tanyaku pada mereka sambil memukul meja dengan lumayan keras dan menanyakan ini semua pada ayah ibu.
"Nak, jaga sikap jangan seperti ini. Ini yang ayah maksud acara tadi" kata ayah menegurku.
"Maaf ayah, ibu, om, tante, mas faiz sudah mengganggu" kataku lirih sambil merasa bersalah kepada mereka.
"Iya gak papa dek, mas tau kamu kaget dengernya, soalnya kedatangan kami mendadak cuma ayah sama ibumu yang kami beritahu" jawab mas faiz lembut padaku.
"Ayah, apa ini yah bu. Apa bener ini mas Faiz ingin lamar Cahya" kata mbak Cahya kaget dan menatap mata ayah, ibu bergantian.
"Iya nak, Cahya bagaimana mau ya nak" ibu membujuk mbak Cahya.
"Ibu Cahya udah punya calon Cahya sendiri yah bu" timpal mbak menjelaskan bahwa dia telah memiliki calonnya sendiri.
"Nak, ayah pilihkan calon yang terbaik untuk kamu. Putuskan pacarmu itu, dalam Islam tidak di perbolehkan pacaran nak" ucap ayah dengan suara meninggi dan memandang mbak Cahya dengan tatapan tajam karena ketahuan pacaran, ya ayah sangat melarang kami mendekati zina alias pacaran karena memang pacaran itu haram dan tidak ada istilah pacaran Islam apapun itu alasannya.
Apalagi perempuan zaman sekarang itu mudah baperan sampai sampai jadi korban perzinaan, kan kasihan kalau perempuan itu hamil nanti bayinya jika perempuan tidak bisa di nikahkan oleh ayahnya dan nasabnya juga akan ikut ibunya, serta kalau lelaki anaknya tidak akan dapat harta warisan bukan mengharap ya tapi kan lebih baik di hindari atau gak usah pacaran sama sekali karena memang dampaknya sangat buruk, serta anak yang di lahirkan akan jadi bahan gunjingan tetangga dan di anggap anak haram padahal anak itu sama sekali tidak bersalah, terus zaman sekarang pacaran itu di anggap tabu oleh masyarakat malah anak yang hamil hasil zina pun pernikahannya di adakan besar-besaran tanpa ada rasa memiliki malu sedikitpun, ya Allah jauhkan hamba serta sanak saudara hamba dari perlakuan nauzubillah mindzalik
"Nak bener yang ayah bilang" ibu juga menimpali perkataannya ayah barusan.
"Ya allah mengapa ini yang terjadi, aku sangat menginginkan dia sebagai pendamping ku, pelengkap separuh agamaku, dan pembimbingku untuk menuju jannahmu" ucapku seraya membatin dan merasakan sesak di relung hatiku yang terdalam.
"Bener mbak apa yang di katakan ayah sama ibu bener, ayah gak bakal salah pilih calon yang baik untuk mbak" aku juga membujuk dan meyakinkan mbak ku walaupun dalam hati aku menangis.
Mbak cahya menatap ku dan berusaha membujukku agar tidak ikut dalam menerima lamaran ini.
"Mbak dengerin kata ayah mbak".
"Baiklah mbak terima lamaran dari mas Faiz" jawab mbak cahya mengalah dan aku lihat matanya berair yang artinya mbak Cahya terpaksa menerima lamaran ini.
"Alhamdulillah" jawab semua orang lega lalu membicarakan hari yang tepat untuk menggelar pernikahan mas Faiz dan mbak Cahya nanti
Ya allah mengapa rasanya sangat sakit, hamba percaya engkau telah siapkan lelaki terbaik untuk menuntun hamba menuju surgamu ya rabb. Apakah salah jika hamba mengharapkan lelaki yang telah menjadi tunangan mbak hamba untuk menjadi suami hamba, maafkan hamba ya rabb jika lancang menyalahkan takdir yang engkau berikan kepadaku, hamba janji akan menghapus semua rasa pada hati ini bantu hamba ya Allah.
"Pernikahannya akan di adakan tiga minggu dari sekarang, bagaimana keluarga perempuan" kata ayah mas Faiz bertanya pada kami.
"Kami setuju Hendro, kalau ada niat baik itu harus segera di laksanakan gak baik kalau di tunda-tunda" jawab ayah ceria seakan akan memang memimpikan kehidupan bahagia putrinya kelak bersama lelaki yang tepat.
"Bagaimana nak Cahya, nak Cahya ingin resepsi yang bagaimana" kata tante Mila lembut sambil memegang punggung tangannya.
"Sederhana saja om, tante, saya tidak ingin yang mewah" jawab mbak mantap.
"Baiklah resepsi akan di adakan di hotel xxx dan mengundang kolega bisnis kita serta para tetangga terdekat tak lupa keluarga besar".
"Iya Hend, kami tunggu hari baiknya yang akan berlangsung tiga Minggu ke depan".
"Kita akan jadi besan Danu" ucap om hendro sambil memeluk ayah pertanda bahagia, ya mereka dahulu sahabat dekat sampai sekarang dan akan semakin erat dengan menikahkan putra putri mereka ini.
"Iya Hend, persahabatan kita makin erat dengan menjadi besan" jawab ayah ikut juga menimpali.
Ayah andai ayah tau, andai saja Rana yang ada di posisi mbak Cahya maka Rana akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Tapi semua nyatanya cuma andai dan andai saja, tiga minggu kedepan mas faiz sudah menjadi suami dari mbakku dan akan aku panggil kakak ipar, apa hamba sanggup bertemu dengan dia lagi?.
"Yaudah Danu dan semuanya kami pamit permisi dulu, mau mempersiapkan resepsinya serta mengabari keluarga yang jauh tempat tinggalnya. Kami pamit assalamualaikum" ucap om Hendro, tante Mila, dan mas Faiz pada kami semuanya setelah memasangkan cincin di jari manis mbak Cahya yang di pakaikan oleh tante Mila sendiri karena tidak mungkin mas Faiz yang memakaikannya.
"Wa'alaikumsalam calon besan" jawab ayah sambil terkekeh dan mengantarkan mereka pulang.
"Yah bu mbak, Rana pamit ke kamar dulu. Mau tidur udah malam" kataku sambil pura pura menguap (nyatanya rana ingin menangis ayah ibu rana gak mungkin nangis di sini bukan bisa bisa nanti kalian semua curiga).
"Iya nak, tidur besok sekolahkan" jawab ayah sambil mengelus kepalaku lembut lalu kupeluk pinggangnya serta ibu juga dan pamit menuju kamarku.
"Iya yah, rana masuk dulu, assalamualaikum" pamitku pada semua orang.
"Wa'alaikumsalam" jawab mereka kompak.
Aku pun menaiki tangga menuju kamarku dan menangis segugukan di sana sampai rasanya lelah dan aku pun tertidur sendiri.
Skip di lantai bawah
"Makasih nak, ayah bangga sama kamu karena sudah mau menerima lamaran mas Faiz dan keluarganya serta memutuskan pacarmu itu" kata ayah mengelus kepala mbak Cahya.
"Iya yah, Cahya masuk dulu assalamualaikum" pamit mbak cahya yang ikut masuk pada ayah dan ibu.
"Wa'alaikumsalam".jawab ayah dan ibu bersama.
Setelah sampai di kamar mbak Cahya juga langsung merebahkan diri dan menangis juga sama seperti yang aku lakukan.
"Yah bu, maafkan Cahyab.Cahya harus pergi dari rumah sebelum resepsinya di mulai" kata mbak cahya dalam hati.
"Dek maafkan mbak, mbak gak bisa bahagia sama mas Faiz. Mbak gak cinta sama dia" lanjutnya
Lalu mbak Cahya mengambil wudhu dan salat istikharah agar mendamaikan hatinya serta memilih jalan yang benar benar baik untuknya.
Ya Allah hamba hanya mencintai kekasih hamba ya Rabb. Hamba tau hamba salah karena hamba sudah melanggar laranganmu, hamba terlalu mencintainya, hamba tidak sanggup jika harus berpisah dari dirinya, apalagi harus menikah dengan lelaki yang tidak hamba cintai, hamba ndak kuat ya Rabb.
Dia pun tertidur di atas sajadah karena terlalu lelah memikirkan nasib hidupnya setelah nanti menikah dengan mas Faiz.
"Kamu pembohong Caca, kami bilang cuma pulang sebentar dan gak akan tinggalin aku tapi nyatanya kamu malah menikah dengan lelaki lain. Aku kecewa dengan kamu ca!!".
"Aku gak mau hubungan kita yang telah terjalin lama putus begitu saja, aku sangat mencintaimu ca, tapi aku bisa apa kamu udah sah jadi milik orang ca".
"Ca andai kamu tau selesai kita lulus nanti, aku akan melamar kamu dan menikah dengan kamu walaupun kita beda keyakinan, tapi ini cuma khayalanku sampai hati kamu tega ninggalin aku gitu aja, hati aku sakit ca".
"Kalau kamu minta kita putus sebelum menikah dengannya aku akan putuskan ca walaupun hati ini akan sakit, tapi apa ini kamu malah menikah dengannya di saat hubungan kita masih terjalin erat".
"Aku benar benar kecewa sama kamu".
"Rian enggak, Rian ini gak seperti dugaanmu".
"Rian jangan pergi, aku bisa jelasin semuanya sama kamu".
"Rian jangan tinggalkan aku sendiri".
"RIAN"
Astagfirullah aku mengusap wajahku dan beristighfar ternyata tadi cuma mimpi, ndak Rian ndak boleh ninggalin aku, Rian tunggu aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
cutesylvie160
Bikin syantik baca terus, ga sabar nunggu update selanjutnya!
2023-10-07
1