Part 2
"Ooh" jawabku pada mas Faiz yang di angguki olehnya.
Tak lama dari arah dapur datang ibu membawakan minuman dan sedikit cemilan yang dibuat khusus untuk tamu, ibu menangkupkan tangan pada om Hendro ayah mas Faiz serta berpelukan hangat pada tante Mila yang merupakan kakak kelas ibu saat masih sekolah dahulu.
"Ayo dimakan dulu kuenya selagi masih hangat. Di luar panas jadi cocok minuman yang segar untuk menghilangkan dahaga" ibu meninggalkan mereka dan kembali ke dapur untuk membereskan peralatan kotor yang telah terpakai saat buat kue tadi.
"Yasudah ayo kita cicipi cemilannya dan langsung makan. Ayo Faiz, Hendro dan Mila makan dulu ini" ajaknya pada kedua orang tua mas Faiz untuk makan hidangan yang tersaji di rumah kami ini.
****
"Om, Faiz sama ayah bunda pulang dulu, nanti malam kami kesini bawah perlengkapan untuk acaranya" ucap mas Faiz pada ayahku yang dijawab dengan dengan senyuman singkat dan tepukan pelan di bahunya.
"Iya nak, jam delapan sudah di sini ya".
"Siap om, acaranya mau sederhana atau mewah om" tanyanya lagi memastikan pada ayahku.
"Sederhana saja yang penting niatnya terselesaikan".
"Yasudah om, tante, dek Rana, dek Cahya, kami pamit pulang dahulu. Assalamualaikum" pamitnya pada semua orang lalu berlalu menuju pintu. Ya mbak Cahya baru bergabung menyusul kami di ruang tamu karena ibu tadi memanggilnya.
Setelah itu ayah dan ibu mengantar mereka keluar untuk pulang dan akan kembali lagi nanti malam, mereka menyiapkan segala acara yang entah apa yang dimaksud.
"Ayah, orang tua mas Faiz ada acara apa sama kita yah" tanyaku pada ayahku yang sibuk dengan laptopnya setelah kepulangan keluarga mas Faiz mungkin ada kerjaan ayah ini, tadi kan tidak sempat dikerjakan karena terganggu ada tamu.
"Oh itu, nanti saja kamu kan tahu nak, sekarang kamu bantu ibu sama mbakmu siapkan makanan untuk mereka dan setelah selesai siap siap ganti pakaian yang rapi ya" perintah ayahku lalu berlalu menuju ruang kerjanya untuk menaruh laptopnya yang telah selesai digunakan.
"Iya yah".
Aku pun melangkahkan kaki menuju dapur untuk membantu kedua bidadariku memasak makanan untuk acara yang ayah maksud tadi.
"Dor" kejutku pada mereka yang asik menyiapkan makanan tanpa menyadari ada orang yang iseng di belakangnya.
"Eh ayam" ucap latah mereka bersamaan sambil berjengkit lucu.
"Dek kamu ini nakal banget ya" kata mbakku seraya menarik telingaku tapi sebelum kena aku menghindar darinya dan berlari mengelilingi ibu.
"Ibu, tolong Rana mbak nakal Bu".aduhku pada ibuku yang melihat aku ditarik telinganya oleh mbak setelah tertangkap.
"Mbak, jangan di tarik kasihan adikmu nanti telinganya putus loh" tegur ibuku pada mbak Cahya sambil melepaskan tangan mbak dari telingaku.
"Ibu ih, Rana yang salah malah dibela, nanti dia makin manja" jawab mbakku sambil mengerucutkan bibirnya sebal.
"Hahahaha, kasihan ditegur ibu" celetukku pada mbakku sambil menjulurkan lidah mengejeknya.
"Dek".
"Minta maaf sama mbakmu" ucapnya lalu aku berpelukan dengan mbak Cahya serta meminta maaf.
"Bu, Rana harus apa ini" tanyaku pada ibu setelah selesai acara ribut tadi dan langsung berbaikan.
"Potong ayamnya terus di rebus sama goreng tahunya ya dek?" titahnya
"Siap ibu negara".
"ih alay kau dek" cibir mbak Cahya kepadaku.
"Ih mbak sirik aja hu" jawabku sambil terus menjulurkan lidah mengejeknya.
Tak terasa kegiatan memasak kami pun telah usai, aku, ibu dan mbak Cahya sedang menata makanan yang kami siapkan tadi pada meja makan agar rapi. Setelah selesai aku pun pamit naik ke atas untuk bersih bersih agar segar, tak lama ibu memberi aku gamis baru untuk di pakai malam ini, katanya ada acara yang penting yang akan diadakan, dan aku akan memakai gamis baru yang dipilihkan ibu tadi, aku pun lalu memakai make up tipis yaitu bedak tabur dan lipstik saja. Kalian pikir aku akan memakai make up betulan gitu? kalian salah aku tidak suka memakai yang seperti itu karena menurut ku itu ribet. Aku pun turun dari kamarku karena jika aku lama bersiap maka ibu aku marah dan berakibat pada uang jajan yang dipotong olehnya.
****
Skip 20.00 malam
"Ibu, ayah ada apa sih acaranya sampai Rana harus pakai gamis baru segala, Rana penasaran ini."
"Kamu nurut aja nak, jangan banyak protes ntar tau sendiri kok" jawab ayahku tanpa menghiraukan pertanyaanku lalu mengelus kepala ini lembut setelah mendekat padanya.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu dan ucapan salam dari luar, ayah dan ibu membukakan pintu munculah mas Faiz serta kedua orang tuanya memakai pakaian yang formal yaitu baju batik seragam satu keluarga. Khas mau ke kondangan atau mau ngelamar anak orang sepertinya.
"Ada apa ini kok semuanya rapi amat, bingung aku" batinku setelah melihat pakaian yang digunakan mereka sama semua aku curiga apa dia mau ngelamar aku atau mbak Cahya? semoga saja aku.
"Wa'alaikumsalam, masuk semuanya" jawab ayah dan ibuku bersamaan lalu mempersilahkan mereka masuk.
"Kami gak telat kan Danu?" kata ayah mas Faiz.
"Tenang gak kok Hend" jawab ayah kepada ayah mas Faiz yang baru aku ketahui namanya Rama Hendro.
Aku belum kenal ayah mas faiz dan ibunya maklum setiap mas faiz ke sini dia tidak membawa orang tuanya mampir, baru kali ini saja dia membawa mereka.
"Duduk dulu Hend, Mila, nak Faiz" suruh ayah mempersilahkan mereka duduk.
"Iya Danu".
"Kita makan dulu ya, baru lanjut kita bicarakan acara setelah selesai makan" ucapnya pada orang tua mas Faiz.
Mereka semua menyantap makan dengan hening, hanya terdengar denting sendok dan garpu yang saling beradu di atas piring.
******
"Dek, panggil mbakmu dulu di kamarnya suruh turun dia" suruh ayah padaku, ya mbak Cahya tadi tidak ikut makan malam bersama kami karena dia tidak lapar dan lagi mengerjakan sedikit tugas presentasi kelompoknya.
"Siap jenderal, perintah anda harus hamba patuhi" jawabku dengan cepat setelahnya hormat dan langsung lari pergi sebelum ayah menegurku.
"Kamu ini dek" ucap mas Faiz sambil tersenyum manis menghadapku karena melihat tingkah konyol yang baru aku lakukan tadi.
"Hehehe".
Aku pun menaiki tangga menuju lantai dua kamar mbak Cahya, ku ketuk pintunya lalu tak lama mbak Cahya menyuruhku untuk masuk.
"Ayo mbak,di suruh ayah turun" kataku menyuruh mbak Cahya agar segera turun.
"Dek mbak gak tahu acara apa di bawah, ayah ibu gadak bilang acara apa gitu sama kamu dek" tanyanya yang ku jawab dengan gelengan kepala.
"Gak ada mbak, adek cuma di suruh manggil mbak untuk turun".
"Ayo turun, ngomong ngomong mbak cantik banget hari ini" ucapku seraya menelisik tampilannya dari ujung kepala sampai kaki.
"Makasih dek".
Kami pun turun dari kamar mbak Cahya, setelah sampai bawah semua orang menatap mbak cahya dengan rasa kagum sampai tidak berkedip begitupun dengan mas Faiz yang juga menatap kagum kepada mbak Cahya.
"Ehem, udah iz lihatin Cahya nya" gurau ayah kepada mas Faiz yang langsung gelagapan karena kepergok memandang anaknya.
"Iya om maaf, khilaf om".
"Iya gak papa".
"Langsung saja kita mulai acaranya" buka ayah memulai pembicaraan serius ini.
"Iya Danu, kedatangan kami di sini untuk melamar putri dari Danu yaitu_
Hayo siapa yang mau di jodohin sama Faiz nantikan kelanjutan part selanjutnya. Jangan lupa follow and like ya hehehe.
Maaf ya ini salah post harusnya setelah perkenalan baru bab ini tapi aku salah update. jadi kalau mau nyambung baca bab perkenalan baru bab ini ya kakak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments