Terjebak di lift

Vero sudah tiba di tempat kerjanya, seperti biasa dia duduk di tempat reseptionis, kebanyakan menerima telepon dari para customernya, dan mencatatat setiap buku yang hendak dipinjam atau buku yang sudah selesai dibaca dan dikembalikan lagi oleh peminjamnya.

Sudah 2 tahun ini Vero bekerja sebagai reseptionis di sebuah gedung yang tinggi, Vivi bekerja di bagian perpustakaannya, dia bertugas mencatat setiap buku yang dipinjam masyarakat di kota nya. Di gedung itu juga masih ada kantor percetakan buku, dan juga toko buku terbesar didalamnya.

"Veronica Faraqqueena!" panggil salah pria yang bekerja sebagai manager di toko buku itu.

"Ha..hai.." saut Vero sambil terbata bata menjawab sapaan darinya.

Manager itu bernama Alex Rivaldo, sudah satu tahun ini Vero sangat mengaguminya, dia mulai jatuh cinta denganya, Alex itu tampan, berwibawa, dan pastinya dia mapan, juga dia mempunyai gelar sarjana.

Hati Vero berdebar tak karuan, jantungnya berdegup kencang, dan badannya juga berkeringat dingin ketika dia mendengar Alex menyapanya, dia merasa gugup dan menjawab sapaannya dengan terbata bata.

"Vero apa bisa membantuku?" tanya Alex kemudian.

"I..iya..kenapa Pak A..alex ..?" jawab Vivi yang terkesima melihat alex mendongkang ke meja Vero dan wajah mereka menjadi lebih dekat.

"Nanti siang saat jam makan siang ada acara perayaan musim panas di lantai atas, ini adalah acara dari isteri bos kita, acara amal untuk anak anak yatim, apa kamu bisa memakai kostum beruang untuk menghibur dan menari disana? Karena orang yang aku suruh tidak bisa hadir." ucap Alex.

Vero yang sebenarnya ingin menolaknya tiba tiba Alex memegang tangannya, dengan matanya yang sayu dan berharap besar padanya membuat hati Vero bergetar.

"Jika kamu bisa melakukannya, itu berarti kamu melakukan satu kebaikan untuku." ucap Alex.

"Baiklah, nanti aku kesana." saut Vero.

Alex pun tersenyum ramah, dan dia kemudian mengelus lembut rambut Vero, kemudian mengucapkan terimakasih dan berlalu dari tempat Vero berada.

Vero yang sangat terkesan dengan sentuhan Alex pun dia menjadi ke GeEran dengan sikap Alex terhadapnya, dan rela melakukan apa saja asal dia bisa dekat dengan laki laki yang semua karyawan membicarakannya karena ketampanan dan karisma nya.

Selepas makan siang Vero pun melakukan apa yang Alex minta kepadanya, dia meminta izin kepada patner kerjanya siang itu untuk mengerjakan permintaan managernya.

"Kamu tidak apa apa kan memakai kostum ini?" tanya Alex padanya.

"Iya , tidak apa." Vero tersipu.

"Baiklah, ini kostumnya!" Alex menyerahkan konstum Tedy bear nya.

Vero pun mengambilnya dan langsung melangkahkan kaki nya ke dalam toilet untuk memakai kostum boneka nya.

Riuh anak anak bertepuk tangan saat Vero yang berkostum Tedy bear itu berjalan di hadapan mereka. Vero pun melaksanakan tugasnya dengan baik, dia melambaikan tangannya dengan gerakan high five ke anak anak panti yang sedang menikmati makan siangnya.

Dia menari dan bersenang senang dengan anak anak yatim yang ada disana. Vero merasa senang karena dia bisa membuat anak anak itu tersenyum ceria.

"Eh ternyata si cengeng bisa juga ya menjadi kuat seperti beruang!" ucap Rika, tiga orang rekan kerja Vero menghampiri Vero yang sedang berkostum badut itu.

"Iya, mungkin karena sentuhan yang Alex berikan padanya, atau hanya pegangan tangan?" ucap wanita yang lain, Silva.

"Apa yang sudah Alex janjikan kepadamu Vero?" tanya Rika kemudian.

"Mungkin dia sudah mendapatkan ciuman dari Alex makanya dia rela memakai kostum beruang ini!" ledek Nona, satu dari rekannya.

"Kasihan, karena surat ucapan Velentine itu tidak sampai pada Alex dia rela melakukan hal apapun untuknya!" saut Rika menatapnya sinis.

Dan mereka semua menertawakan Vero yang berkostum boneka itu.

Pernah suatu ketika Vero menulis kata kata indah, pada saat hari Valentine yang ditujukan kepada Alex.

...Happy that's my heart...

...And thankfull too...

...Even't imagine my life without you...

...And all the way you lift me up...

...Everyday, I'm more in love...

...With everything you are...

...You're allways in my heart...

...Veronica Faraqueena....

Begitu isi kartu ucapan yang hendak Veri berikan pada Alex, tapi sebelum jatuh ke tangan Alex kartu ucapan itu segera diambil oleh Rika, yang menemukannya di meja Vero dan akhirnya semua teman teman nya kala itu menertawakan ledekan yang Rika buat terhadapnya.

Vero yang malu hanya bisa menangis tersedu didepan teman temannya, makanya dia dijuluki "si cengeng" oleh rekan rekan kerja nya.

Vero tidak tahan mendengar ledekan rekan kerjanya, sampai dia berlari meninggalkan acara dengan tangisan, walaupun saat itu dia masih memakai kostum beruangnya.

Dia menekan lift menuju ke lantai bawah, lantai dimana perpustakaan yang dia tuju.

Dia melepaskan kepala kostumnya didalam lift, dia mengusap air mata yang mulai membanjiri pipinya, beberapa detik kemudian ada seseorang yang menekan lift nya, Veri kembali memakai lagi kepala beruangnya.

Dia mengenali pria yang masuk ke dalam lift itu adalah tetangganya, Felix dan dia membawa kertas untuk menuju ke perpustakaan.

Brugghh..

Tiba tiba lift berguncang, dan terhenti, seketika Vero panik,dan pria didepannya itu terus menekan nekan tombol lift, akan tetapi lift masih juga belum bisa jalan.

Beberapa menit berlalu lift masih belum jalan, susana di dalamnya menjadi panas, karena tidak ada udara di dalamnya.

Felix membuka baju atasnya, terlihat badannya yang sixpack, dan juga dipenuhi tatto di kedua lengannya, menambah kesan macho dan juga terlihat lebih tampan.

"Hei kenapa kamu tidak membuka kepala beruangmu?" tanya Felix.

Vero menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Hah, terserah!" timpanya.

Karena beberapa menit lift masih belum jalan, Felix memutuskan untuk membuka celana panjangnya, dia membuka resleting dan kancing celananya.

"Stop!"

Vero membuka kepala beruangnya.

"Tolong jangan teruskan untuk membuka celanamu!" teriaknya.

"Ah, siall...." Feliz berbalik ke dinding lift.

"Sory, sory, aku kira kamu laki laki!" sautnya. seraya menutup kembali kancing resleting celananya.

Mereka kembali terdiam, Vero semakin risau dan dia mulai kepanasan sekali dengan kostum beruangnya.

Felix memperhatikannya, "Kenapa tidak kamu buka saja kostum eskimo itu?" ucapnya.

Vero tidak menjawabnya, dia berusaha melepaskan resleting kostumnya yang berada di belakang, dia sudah menjangkaunya tapi tetap tidak bisa, dia sudah putus asa, lalu dia membanting lift itu karena kesal.

Felix yang memperhatikannya mencoba mendekat, dan memegang kedua lengan Vero dari belakang.

Vero tersentak kaget.

"Sory, boleh aku bantu?" tanya nya.

Vero mengangguk tanda setuju.

Lalu Felix mencoba untuk membuka resleting kostum itu, dia sudah berusaha tapi resletingnya ternyata macet.

"Bisa lebih cepat? Aku sudah tidak tahan dengan panasnya kostum ini!" ucap Vero.

Felix lalu mencoba sekuat tenaga akhirnya kostumnya bisa terbuka, tapi malah membuka sedikit bagian baju Vero, yang terlihat bagian pundaknya.

Bersamaan dengan itu lift pun akhirnya mulai terbuka, karena merasa sangat malu dengan terbuka bajunya kemudian Vero langsung berlari keluar dari lift itu, dan meninggalkan kepala beruangnya di lift tadi.

Bersambung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!