Pertengkaran

Sore harinya Felix sengaja ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang sudah selesai dibacanya.

"Hai!" sapa Felix masih merasa canggung.

"Hai" saut Vero yang masih malu bertemu dengan Felix.

"Aku ingin mengembalikan buku ini!" timpanya.

Vero hanya mengganguk dengan anggukan kemudian dia mengambil buku itu dan langsung memberikan cap pada buku nya, tanda dikembalikannya buku tersebut.

Felix mencari cari buku yang akan dia baca, sebenarnya dia kurang suka membaca buku, tapi entah mengapa saat bertemu wanita beruang itu dia jadi penasaran terhadapnya, dan meminjam buku ke perpustakaan hanya modus untuknya agar dia bisa bertemu lagi dengan gadis beruang itu.

Menjelang malam Felix bertemu dengan kekasihnya, Ariana di tempatnya bekerja, Ariana datang saat Felix kebetulan sedang berbincang dengan tamu wanitanya.

"Hei berani nya kamu mendekati pacarku!!!" teriak Ariana sambil menjambak rambut wanita itu.

"Aww..sakit...!!" pekik wanita itu.

"Ariana!! bentak Felix sambil menyingkirkan tangan Ariana dari rambut wanita itu.

Plakkk...

Satu tamparan keras mendarat di pipi Felix sampai dia menoleh ke sisi sebelah kirinya.

Ariana memang sosok wanita yang sangat over protective terhadap pasangan nya. Dia juga wanita yang cemburuan dan juga kasar.

Felix memilih untuk tidak berbicara satu kata pun terhadapnya, dia memilih menarik Ariana dan menjauhkannya dari wanita itu.

Kejadian seperti tadi memang sudah menjadi makanan sehari hari di tempat club' malam, karena banyak orang yang sudah kehilangan akalnya, dan cenderung menjadi kasar ketika dalam keadaan mabuk.

"Kamu tahu, aku akan kehilangan pekerjaan ku gara gara tingkah laku kamu!!!" bentak Felix terhadap Ariana.

"Tapi kamu yang memulai, kenapa kamu seintim itu dengan wanita tadi?" tanya Ariana.

"Hei, dia itu tamu ku! aku sedang merayu nya untuk memesan minuman yang paling mahal disini!!" bentak Felix masih dalam kemarahannya.

"Tapi harusnya kamu tahu kalau aku sayang kamu, wajar donk aku cemburu!!!" sautnya.

"Kecemburuan kamu berlebihan Ariana!!! lebih baik kamu pergi dari sini, atau aku akan kehilangan pekerjaan ku!!! bentak Felix.

Dengan kemarahan Ariana pun akhirnya pergi meninggalkan Felix dari tempat kerjanya.

Ariana tidak menyerah begitu saja, pagi nya setelah dia baru saja pulang dari club' malam dia langsung mengunjungi Felix ke apartemennya.

Karena dia sudah terbiasa datang ke tempatnya, tanpa mengetuk pintu dia langsung masuk ke kamarnya.

"Sayang maafkan aku!" rayu Ariana kepada Felix.

Felix menghiraukannya karena dia baru saja pulang dari tempatnya bekerja dan merasa lelah, juga malas meladeni Ariana yang dalam keadaan mabuk itu.

"Dasar kamu baji**an! berani berani nya kamu menghiraukan aku!!!"

"Felix, jawab aku!!" bentak Ariana sambil menarik tangan Felix.

Felix lalu menepis tangan Ariana, dia lalu berjalan ke tempat dimana dia biasa berolahraga, lalu dia berolahraga disana, masih mengacuhkan Ariana.

"Felix, dengarkan aku, aku minta maaf!" ucap Ariana yang sudah mulai mereda.

"Kita putus!" saut Felix datar.

"Apa kamu bilang?" bentak Ariana.

"Kita putus, pergilah dari sini!" ucap Felix.

"Kamu mengusir aku?" tanyanya.

"Apa kamu tidak dengar?"

"Pergilah dari sini!!!" bentak Felix.

"Dasar baji**an!!!Aku sangat membencimu!!!" teriak Ariana

"Aku tidak terima ini!!" Kamu dengar ini aku sangat membencimu!!!"

Ariana kemudian pergi dari kamar Felix, dia masih memaki Felik sampai naik ke dalam lift, yang ternyata ada Vero dan ayahnya disana.

"I hate you!! Dasar bajingan!!" teriak Ariana di depan Vero dan ayahnya.

"Kalian dengar itu? aku sangat membencinya, membenci baji**an itu!!"

Vero dan ayahnya hanya bisa diam seperti patung, mereka hanya menatap Ariana yang sedang memaki Felix dan berjalan dengan gontai, memilih untuk menghiraukannya saja.

*

"Ada yang akan kemari malam ini Vero, namanya Toni, dia pria tang baik, tampan, berwibawa, dia juga lulusan terbaik dari America." saut ayah Vero ketika mereka sedang sarapan bersama di meja makan.

"Tapi aku tidak mau kalau ayah dan ibu tidak ada dirumah, bukan nya ayah dan ibu hari ini ada cara di luar kota?" saut Vero.

"Iya tapi ayah dan ibu sudah sangat mempercayainya, lagipula ada adikmu di rumah ini, kalian berdua yang akan menemuinya!" ucap Ayahnya.

"Iya kak, lagipula Toni itu temannya Deryl, aku akan menyuruh Deryl untuk menemani Toni malam ini bertamu ke rumah kita!" ucap Sesil.

"Iya benar nak, kamu tidak usah khawatir ya!" saut ibu Vero.

"Baiklah bu!" saut Vero.

Selepas sarapan mereka pun mengerjakan aktifitas nya, ayah yang pergi mengajar di sekolah nya, Vero yang pergi ke perpustakaannya, Sesil yang pergi ke tempat kerjanya, dan ibu yang membersihkan rumah.

Vero sedang diam melamun di meja nya, ketika Felix datang menghampirinya untuk mengembalikan sebuah buku.

Tanpa kata Felix hanya memberikan buku itu kepada Vero, seperti biasa Vero hanya akan memberi cap pada buku yang dikembalikan oleh Felix lalu dia menyimpan di mejanya.

"Terima kasih." ucap Felix.

"Sama sama." saut Vero.

Kemudian Felix berlalu dari perpustakaan itu untuk kemudian segera pergi ke tempat apartemennya, karena saat itu dia sedang libur kerja.

*

Malam harinya Deryl dan Toni menepati janjinya untuk datang ke apartemen Vero.

"Hai" sapa Sesil yang membuka pintu dan mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.

Deryl dan Sesil pun cipika cipiki alias cium piki kiri dan kanan, karena memang mereka selalu bertegur sapa seperti itu layaknya seorang sahabat.

"Sebentar aku panggilkan kak Vero dulu!" ucapnya setelah mepersilahkan duduk kedua tamunya.

"Ayo kak, mereka sudah menunggu diluar!" ucap Sesil pada Vero yang memang tidak memperhatikan peampilannya.

Vero yang hanya memakai make up tipis ala kadarnya, dengan rambut yang dia kepang kebelakang, dan memakai kemeja polos berlengan panjang juga rok kembang panjang atau rok klok andalannya, jangan lupa kaca mata yang tidak pernah dia tinggalan, karena penglihatannya akan menjadi samar kalau dia tidak memakainya.

"Iya." saut Vivi berjalan mengikuti Sesil didepannya.

"Hai, kak" sapa Deryl pad Vero mengulurkan tangannya.

"Hai." balasnya mengulurkan tangan lalu kemudian tanganya diarahkan pada Toni.

"Hai, Vero!" ucapnya.

"Hai, Toni!" sapa Toni.

Mereka pun duduk mengobrol di ruang tamu keluarga, Sesil nampak asyik mengobrol dengan Toni dan Deryl, tapi karena yang dibicarakan mereka adalah tentang kuliah di luar negeri alhasil Vero merasa tidak nyaman dengan obrolannya, karena dia tidak pernah kuliah di luar negeri jadi dia tidak tahu apa apa soal itu.

Vero hanya duduk sambil mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Sesekali Toni bertanya pada Vero, Vero menjawabnya datar, lagipula Vero memang tidak tertarik sama sekali dengan Toni, jadi dia memilih berbicara seadanya saja.

Bersambung...

Gimana kelanjutan hubungan Felix dengan Ariana dan juga Vero dan Toni ya?

Lanjutin yuk baca cerita nya..

Terima kasih sudah mau berkunjung, jangan lupa like dan hadiahnya ya..!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!