Malam ini sebenarnya Donny malas mau ke rumah Papa Juan, ia yakin pasti urusannya gak jauh-jauh membahas perjodohannya dengan putri anak sahabat papanya yang Donny belum kenal. Jangankan kenal liat wajahnya pun Donny belum pernah.
Donny merasa seperti membeli kucing dalam karung, bagaimana kalau yang dijodohkan ternyata cewek yang tidak menarik di hati Donny. Bagaimana kalau cewek itu sudah berumur di atas dirinya, bagaimana kalau cewek itu juga tidak tertarik dengannya. Banyak bagaimana.. bagaimana yang Donny pikirkan.
Donny mengibas-ngibaskan rambut di kepalanya, otaknya seperti penuh dengan dugaan-dugaan negatif, memang umurnya tidak muda lagi tapi emang iya dia tidak bisa mencari jodohnya sendiri apa? Emang harus di jodohkan gitu batinnya.
Donny mengambil gelas berisi bir di dalamnya di teguknya. Di telponnya sepupunya mantan bosnya yang memang dekat dengannya sedari mereka kecil.
"Assalamu'alaikum." terdengar suara lembut seorang wanita yang ternyata Lovy, istrinya Kenzou, sepupunya dan mantan bosnya.
"Waalaikumsalam." jawab Donny.
"Iya Mas Donny, apa kabar? Mas Kenzou nya lagi mandi. Apa ada yang ingin disampaikan?" tanya Lovy lagi.
"Ya udah nanti gue telpon Kenzou lagi aja." Donny mematikan handphone nya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 malam, Donny masih juga di apartemennya. Rasanya kakinya berat mau melangkah ke rumah papanya.
Tuuuut.. tuuuttt..
Handphone di atas nakas berdering, Donny melihat nomor adik tirinya Ensy yang sudah lama tidak dilihatnya.
"Ya hallo." jawab Donny.
"Assalamu'alaikum Mas Donny." salam Ensy lembut.
Ensy Aurora Barata, 24 tahun merupakan adik tirinya, anak dari Mama Tira, mama sambung Donny. Donny yang dari umur 5 tahun ditinggalkan oleh ibu kandung yang tidak siap dengan keadaan sulit pada masa papanya masih belum menjabat sebagai pimpinan di perusahaannya.
"Waalaikumsalam." jawab Donny.
"Mas Donny sudah ditunggu papa di rumah. Papa minta Ensy menelpon Mas Donny." jelas Ensy.
"Ya." Donny hanya membalas sepintas saja, langsung dimatikannya handphonenya.
Donny yang memang tidak dekat dengan keluarganya akan bersikap dingin, beda jika ia sedang bersama dengan gadis-gadis cantik, ia bisa menjadi usil dan menggoda gadis-gadis yang memang kebanyakan terpesona dengan tubuh dan wajah Donny yang tampan.
Tubuh tinggi 188 cm, dengan tubuh tegap dan proporsional, rambut hitam lurus, dengan alis tebal, hidung mancung, dengan sorot mata coklatnya yang hangat jika berada dekat dengan cewek-cewek yang digodanya, bibirnya yang tipis. Donny memang mempesona. Dengan style nya yang selalu casual jika tidak di kantor. Donny bukan seorang yang kaku.
Dengan malas Donny masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya. Selesai mandi mengambil oufit casualnya. Donny mengambil kunci mobil handphone dan jam tangan di atas nakas. Keluar dari apartemennya menuju ke motor sport nya yang parkir di basement.
Malam ini Donny tidak ingin membawa mobilnya selain waktunya sudah telat ke rumah papanya. Donny ingin menikmati angin malam di jalanan kota kelahirannya.
Donny yang memakai helm dan motor sport nya pasti tidak dikenali oleh orang yang mengenalnya. Donny sedang di lampu merah ketika matanya tidak sengaja melihat gadis yang disukainya sedang berjalan sendirian.
Donny segera melihat ke tiang lampu, hijau, ia segera membelokkan motornya dan menghampiri gadis yang memang sudah lama tidak di lihatnya.
Segera Donny melajukan pelan motor sportnya di depan cewek cantik itu.
Cewek tersebut kaget, ia menepuk-nepuk dadanya.
"Astaghfirullah, siapa sih ini bikin kaget aja." Lovy dengan wajah galaknya ingin memaki orang yang tidak dikenalnya yang tiba-tiba berhenti di depannya.
Donny membuka helmnya dan merapikan rambutnya.
"Hallo, cantik.. apa kabar? tambah cantik aja, beb. Kemana aja sudah lama tidak kelihatan." ucap Donny yang sambil bersandar di motornya.
Gadis cantik tersebut cuek aja, ingin melangkah dan pergi dari Donny. Tetapi Donny segera meraih tangannya dan menariknya.
"Eitss.. eitsss.. sudah lama gak jumpa kok Mas ganteng ini dicuekin sih." Donny mulai kumat dengan ke usilannya.
Gadis tersebut membolakan matanya.
"Lepas gak? Mau nih?" Sara dah mau ancang-ancang membuat Donny kapok.
"Mau donk, Mas mau dicium sama nona cantik." goda Donny dengan mengedipkan sebelah matanya.
Sara yang memang sudah biasa di goda Donny, merotasikan kedua matanya ke atas.
Ya, gadis yang suka di goda Donny, siapa lagi kalau bukan Sara. Sahabat Lovy, istri Kenzou sepupunya.
"Mau kemana jalan sendiri malam-malam?" tanya Donny sok perhatian.
"Kemana aja. Lepas dulu tangannya Mas Doonnnyy. Sakit loh itu." teriak Sara.
"Sakit ya? Janji dulu kalo Mas Donny lepas gak kabur." ucap Donny.
"Ra" panggil seseorang yang berjalan mendekat ke arah mereka.
Donny dan Sara menolehkan wajahnya ke arah lelaki yang memanggil Sara.
Sara ingin melepaskan tangan Donny yang memegang erat tangannya. Donny semakin mengeraskan genggamannya di lengan Sara.
"Ra, Mas tungguin kok gak nyampe-nyampe." ucap cowok yang memanggil Sara.
"Iya Mas, ini ketemu sama teman lama. Kenalkan Mas dengan teman Sara." ucap Sara masih menggerak-gerakkan tangannya minta dilepaskan Donny.
Cowok tersebut yang ternyata Rasya melihat wajah cemberut Sara dan sepertinya tidak nyaman memandang lengan Sara yang di genggam erat Donny.
"Bro, sebaiknya lepaskan tangan lo di lengan Sara." ucap Rasya sambil menatap tajam ke Donny.
Donny cuek aja, ia balik menatap tajam Rasya, cowok yang di lihatnya di restoran satu meja dengan Sara.
Dada Donny bergemuruh. Wajahnya memerah.
Sara yang melihat situasi yang tidak kondusif harus berbuat sesuatu.
"Mas Donny, lepasin ya tangannya." ucap Sara lembut.
Donny yang sedikit kaget mendengar suara lembut Sara melonggarkan genggaman tangannya di lengan Sara.
"Mas Donny kenalkan ini Mas Rasya, sepupu Sara." Donny yang mendengar kata sepupu segera melepaskan genggaman tangannya. Ia hanya melihat ke Rasya dengan wajah tanpa ekspresi, begitu juga dengan Rasya yang masih menatap tajam.
Sara segera bergerak.
"Ayo Mas Rasya, Mas Donny, Sara mau ke sana. Apa Mas Donny mau ikut juga ke sana?" tanya Sara yang menunjuk ke warung makan di pinggir jalan.
Donny menggelengkan kepalanya, tapi matanya tak lepas dari Rasya, sama saja mereka masih saling menatap.
Sara menarik tangan Rasya mengajaknya pergi.
"Sara tinggal, Mas Donny!" Sara melambaikan tangannya ke Donny. Donny hanya menatap saja tanpa membalas lambaian tangan Sara.
Dadanya masih bergemuruh melihat gadis yang di sukainya pergi dengan cowok lain. Ia naik ke atas motornya menggeber motornya dan melajukannya dengan kencang.
Sara yang melihat dari jauh heran dengan tingkah Donny.
"Ra," panggil Rasya.
Sara masih melamun.
"Ra," Rasya mengipaskannya tangannya di depan wajah Sara.
Sara gelagapan, kaget.
"Ehh.. iya Mas." Sara tersenyum kikuk ke Rasya.
"Kok malah melamun, ayo di makan itu pesanannya udah datang." ucap Rasya.
"Iya Mas." Sara mengambil gelas yang ada didepannya.
"Siapa dia? Pacar kamu?" tanya Rasya.
Sara membolakan matanya.
"Bukaaaan, Mas. Sara ini jotines." jawab Sara.
"Apa itu?" tanya Rasya.
"Adaaa deh.." Sara tertawa.
"Kamu ya." Rasya mencubit hidung Rasya.
"Aduuuhh..sakit Maass."
Mereka berdua tertawa. Sara dan Rasya makan malam bersama janjian bertemu langsung di tempat warung makan pinggir jalan yang selalu ramai pelanggannya.
Di jalanan kota seorang lelaki tampan melajukan motor sportnya dengan kencang, sekencang gemuruh di dadanya yang menggelegak menahan emosi tidak terima gadisnya bersikap hangat dengan lelaki lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments