Donny yang belum juga mereda emosi di dadanya sampai juga di rumah Papa Juan. Karena jam makan malam sudah lewat, di meja makan sudah kosong tidak ada lagi yang duduk di sana.
Donny yang merasa perutnya keroncongan memanggil bibi Asni, ia minta di siapkan makan malam yang sudah telat jamnya. Keadaan rumah sepi. Entah di mana penghuninya batin Donny.
Terdengar langkah kaki mendekati kursi duduknya.
"Selamat malam Donny." sapa mama Tira. Donny menolehkan kepalanya ke samping.
"Malam Ma." jawab Donny.
"Apa kabar? Papa udah dari tadi nungguin, makan aja dulu baru temui papa." Mama Tira kembali berjalan meninggalkan Donny.
Belum lama Donny memakan makanannya. Seorang gadis imut berperawakan mungil mendatanginya.
"Mas Donny." sapa Ensy adik tirinya.
Donny menolehkan kepalanya. Ia menganggukkan kepalanya tanpa melihat ke Ensy lagi.
Ensy yang melihat keberadaan kakak lelaki tampannya merasa senang. Ia ingin dekat dan mengobrol dengan kakaknya tersebut. Tetapi sikap dingin Donny pada keluarganya membuatnya ragu-ragu untuk mendekati Donny.
"Mas Donny kok baru makan? Kenapa telat?" tanya Ensy lagi.
Donny cuek saja. Ia segera melap mulutnya menyelesaikan makan malamnya sendirian. Ia berlalu pergi begitu saja meninggalkan Ensy yang masih berdiri.
Ensy merasa terabaikan. Ensy yang sangat mengagumi dan menyukai kakak laki-lakinya tidak punya keberanian untuk sekedar bercerita atau bermanja-manja ke kakaknya tersebut.
Ensy tidak mengerti kenapa kakak laki-laki nya selalu bersikap dingin kepada papa, mama dan dirinya.
Donny yang sudah selesai makannya meninggalkan Ensy dan naik tangga ke lantai dua untuk menemui papa Juan.
Tok.. tok..
Donny mengetuk pintu ruang kerja papanya.
"Masuk" jawab papa Juan dari dalam.
"Malam Pa." sapa Donny. Donny bukan Kenzou yang hangat dengan keluarganya Donny langsung duduk di kursi sofa tanpa menyalami punggung tangannya atau mengucapkan salam.
Papa yang duduk di meja kerjanya beranjak dari kursinya menuju sofa yang diduduki Donny.
"Darimana saja kamu Don, jam berapa ini?" tanya papa sambil menunjuk jam ditangannya.
"Donny sudah disini, Pa." jawab Donny dingin.
Papa memijit pelipisnya melihat tingkah putra semata wayangnya. Papa Juan paham kenapa Donny bersikap dingin dengan dirinya dan juga istri keduanya dan anak istrinya.
"Papa mau menyampaikan, untuk Sabtu malam keluarga sahabat papa Om Rasto akan datang bersama putrinya." ucap Papa yang sudah duduk berhadapan dengan Donny di sofa.
"Tap.. " Donny mau bicara tetapi Papa Juan langsung mengangkat tangannya.
"Biar Papa bicara dulu jangan di potong." ucap Papa.
"Anak Om Rasto akan bekerja di kantor mu." ucap Papa lagi sambil melihat reaksi anaknya.
"Tapi Pa.." Donny mau bicara tapi Papa Juan kembali mengangkat tangannya.
"Papa belum selesai bicara. Dengarkan dulu." ucap papa.
"Putri Om Rasto, seorang gadis yang pintar, mandiri, dan cantik, ia akan menjadi sekretaris mu menggantikan Kanaya yang sudah risain." jelas papa Juan.
"Pa, gak bisa gitu donk, Leo sudah menyuruh bagian HRD buka lowongan Pa." ucap Donny dengan wajah kesal.
"Papa sudah urus semuanya Don, tidak ada bantahan mulai Senin anak Om Rasto akan mulai bekerja sebagai sekretaris mu di kantor." jelas papa Juan lagi.
"Persiapkan dirimu Sabtu malam ini jangan kamu tidak datang. Papa sudah janji dengan Om Rasto untuk makan malam." ucap papa sambil beranjak dari sofa dan meninggalkan Donny yang tidak bisa membantah ucapan papanya. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Donny beranjak dari kursinya, keluar pintu ruangan kerja papanya. Papanya sudah keluar juga meninggalkan dirinya sendiri di ruangan.
Donny turun ke lantai satu, di ujung tangga Ensy sudah berdiri menunggunya.
"Mas Donny." panggilnya lirih.
Donny hanya melirik sekilas, Donny hendak mengayunkan langkah kakinya ketika tiba-tiba saja Ensy memeluk dirinya.
Donny terpaku, ia menoleh ke Ensy dengan tatapan tajam.
"Jaga sikapmu Ecy." ucap Donny tajam, Ecy adalah panggilan Donny untuk adik tirinya.
Ensy tetap dengan tindakannya masih memeluk tubuh tinggi kakak laki-lakinya.
"Mas Donny gak nginap disini?" tanya Ensy.
Donny melepaskan tangan Ensy di tubuhnya tetapi Ensy tetap erat memeluk tubuhnya.
"Jangan sampai Mas bertindak kasar, Cy." Donny masih berusaha bersabar.
"Ehemm.." terdengar suara berat papa Juan.
"Ensy, Mas mu lelah jangan diganggu sayang." ucap Mama Tira.
Ensy segera melepaskan pelukannya di depan papa dan mama.
"Donny pamit, Pa, Ma." Donny segera melangkah keluar pintu rumah.
Ensy hanya memandang punggung kakaknya sendu. Ensy dulu dekat dengan kakaknya tersebut. Kakaknya selalu membelanya jika mama memarahinya atau ada teman di sekolah nya yang mengganggu nya. Perbedaan umur mereka yang jauh, Ensy merasa terlindungi. Dari kedekatan dan perhatian kakaknya membuat Ensy yang saat itu masih remaja merasakan sesuatu di hatinya.
Ensy remaja menyukai kakak lelaki nya bukan sebagai kakak dan adik tetapi sebagai wanita dewasa yang menyukai lawan jenisnya.
Ensy berusaha menepis rasa yang selalu berdebar-debar jika melihat atau berada dekat di kakak lelakinya itu.
Ensy menarik napasnya panjang dan menghembuskannya kembali. Ia berbalik dan melangkah ke tangga menuju kamarnya di lantai dua dengan wajah sendu.
***
Donny meninggalkan rumah orangtuanya dan melajukan motor sport nya ke apartemen Valen yang dianggapnya FWB (Friend With Benefits).
Donny yang masih kacau dan galau mencari sesuatu yang bisa membuatnya tenang. Mendatangi Valen dan melepaskan syaraf-syarafnya yang tegang.
Valen seperti biasa ada di apartemennya, waktu sudah beranjak semakin larut. Donny mendatangi Valen, ia meraih tubuh Valen memeluknya mencium Valen dengan kasar, Valen yang sudah terbiasa dengan perlakuan Donny, membalas ciuman Valen. Donny melepaskan rasa sesak di dadanya dengan terus menciumi Valen.
Meskipun mereka melakukan ciuman panas, Donny tidak akan pernah melakukan hubungan layaknya pasangan suami istri. Donny tidak ingin melakukan ke wanita yang tidak dicintainya. Donny dan Valen melakukan making out atas dasar kebutuhan pria dan wanita dewasa.
Donny yang bertemu Valen di club malam, melihat Valen yang berbeda dari gadis-gadis yang pernah dia dekati, meski hanya sekedar ciuman atau menggoda cewek-cewek cantik di club. Valen pun sangat mengagumi ketampanan dan tubuh bagus Donny. Jadilah mereka sampai sekarang friend with benefits.
Setelah melakukan MO, Valen berbaring di dada Donny. Sambil menggerakkan jari-jarinya di dada Donny.
"Ada masalah? Lo kelihatannya lagi tidak baik-baik saja." tanya Valen.
Donny diam, matanya terpejam, ia sedang memikirkan undangan papanya makan malam nanti. Setelah lama berpikir. Donny membuka matanya ditatapnya wajah Valen yang sedang menatap wajahnya.
"Bantu gue Sabtu malam nanti." ucap Donny.
"Bantu apa?" tanya Valen.
"Pura-pura jadi pacar gue." jelas Donny.
"Hah? Apa?" Valen segera mendudukkan dirinya, kaget.
"Apa gue gak salah denger?" tanya Valen lagi.
Donny menggeleng.
"Bantu gue, gue gak mau di jodohkan." ucap Donny.
"As you wish, honey." Valen mengecup bibir Donny.
Donny memejamkan matanya kembali. Ia ingin melepaskan rasa lelah di tubuh dan pikirannya. Gadis yang disukainya selalu jutek dan galak dengan dirinya tetapi bisa hangat dengan lelaki lain.
Donny tidak suka jika gadisnya dekat dengan laki-laki lain. Ia ingin hanya dirinya yang ada di dekat gadisnya, hanya dirinya yang boleh memiliki gadisnya bukan pria lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Rahma AR
sabar doni....
2023-10-05
1