Keesokannya, pulang sekolah Clesia menuju rumah paman Tio.
♡♡♡
“Lohh di jual?” ucap Clesia dengan terkejut karena rumah paman Tio tertulis “Rumah Ini Dijual Hub. 082345678**** “
Clesia menghubungi nomer hp yang tertera pada pengumuman tersebut.
(via telfon)
● Halo? Mau nanya tentang rumah mas
○ Halo, ohh iya silahkan .. bagaimana?
● Mas, saya mau ketemu langsung boleh? Sekalian lihat-lihat di dalemnya, bisa?”
○ Bisa .. bisa, saya bisanya besok jam 2”
● Ohh yaudah mas, besok yaa mas
##
Clesia bersorak kegirangan, tak sabar menunggu hari esok.
Akhirnya, Clesia pulang dan mandi setelah lelah di sekolah karena tak ada pelajaran membuat Clesia tampak kurang mood (bete).
Mengobrol dengan Dine, namun Clesia tampak kesal dengannya gara-gara mimpi yang di alaminya akhir-akhir ini. Tapi Clesia juga penasaran ingin bertanya dengan Dine dan menanyakan tentang Tio pada Dine.
Ahh sudahlah .. tak usah di pikirkan, pelan-pelan akan terungkap.
Seperti biasa Clesia tidak langsung pulang ke rumah, yang ia lakukan hanya kembali ke tempat dimana Tio dan dirinya bersama.
Selalu memandangi gang sempit di atas bukit, berharap ada sosok yang ia cari di atas sana. Tapi tidak ada seorangpun disana.
Menuju sungai hanya ada pemuda 30’n, Clesia kenal padanya karena bertanya tentang Tio. Tak ada pertanyaan lain yang ia lontarkan pada orang-orang sekitar belakangan ini, hanya bertanya "Kenal dengan Tio tidak? Tahu dengan yang namanya Tio? Siapa yang bernama Tio di desa ini?”
Mungkin jika Clesia tak penasaran dan tak peduli pada Tio, ia akan bosan dengan pertanyaan nya sendiri.
Hari sudah senja, matahari pun seperti nya enggan untuk tetap terbit. Matahari harus beristirahat untuk memulai esok hari yang cerah. Tak ada hujan, karena memang sedang musim kemarau.
Begitu pula dengan Clesia, tak ada alasan lagi untuk tetap berada di tempat itu. Mau menunggu siapa? Akankah datang jika di tunggu?
“Udah ah, jangan buang-buang waktu disini” gumam Clesia dan segera pulang.
Malamnya, Clesia terbaring di atas kasur sambil memeluk guling dengan erat. Genggaman tangan pada guling membuat alas guling tersebut kusut, dan guling yang sedang di peluk olehnya tampak kempes mengecil.
Pastinya yang Clesia pikirkan saat ini adalah Tio.
Clesia hanya sedang kesal dengan sendirinya, kenapa harus mencari seseorang yang tak ada disini? Toh dia juga kalo memang kenyataan ada di dunia nyata, dia tidak tinggal disini.
Kenapa rasanya jika tidak mengunjungi gang sempit dan sungai seperti ada yang kurang? Seperti mempunyai peraturan wajib berkunjung kesana dalam diri Clesia.
Air mata Clesia pun sudah tak terbendung lagi, menetes secara perlahan. Rasanya sudah tidak kuat menghadapi ini.
“Kenapa dia datang di mimpiku? Harusnya kau tak usah datang, Tio .. Kenapa juga aku senang bersamamu? Siapa kamu? Setelah ini, kamu mau apa lagi? Muncul lagi? Terus saja mempermainkan dan memanfaatkanku seperti ini, sakit tau !!! Seharusnya kau jika ingin punya teman dalam mimpi jangan pilih aku, aku tidak bisa memenuhi keinginanmu!!"
Clesia terus menggerutu sambil terisak mengatakan itu, mungkin jika jadi Clesia pun sepertinya tak ada yang kuat. Setelah menangis hingga sesegukan dan membuat guling itu basah bekas air mata, Clesia pun tertidur.
##
“Terima kasih, karena sudah berjuang sejauh ini .. aku janji akan ada di sampingmu” Ucap seorang lelaki dari kejauhan.
Dia jaraknya jauh dan bentuk tubuhnya pun siluet, tak kelihatan tapi suaranya sangat dekat dengan Clesia.
Perlahan siluet itu menghilang, dan Clesia tak mendengar suara itu lagi. Bahkan hanya ingin mendengar kedua kali saja sepertinya tidak mungkin. Terdengar hanya satu kali lalu menghilang.
Clesia lari menuju sosok tersebut, apakah dia Tio?
Kok jahat banget sih dia, tega banget membuat gadis polos seperti Clesia merasakan entah apa namanya. Sakit hati, tak kuat, menangis terus, bimbang, gelisah, terus mencari informasi yang bahkan orang lain pun tidak tahu.
##
Paginya, Clesia terbangun dan merasakan sangat pegal badannya.
Kretek .. kreteek .. (suara dari patahan leher yg di sengaja)
“Aduh .. jam berapa sekarang?” Clesia melihat ke arah jam dinding yang ada di tembok kamarnya, jam itu menunjukkan pukul 10.00 WIB.
Clesia keluar kamar dan mengambil handuk sembari mandi.
“Enak yaa,, hari libur bangunnya siang” celetuk tante.
“Enak apanya, tan? Pegel iyaa .. “ sahut Clesia kemudian langsung menuju kamar mandi.
Setelah mandi, Clesia langsung menuju kamar sembari memainkan ponselnya. Disana ada pesan wa dari Dine teman sebangkunya, agak males juga untuk membaca pesan itu tapi siapa tau itu penting.
(Pesan wa)
Dine : "Cel, bisa ketemu ga?"
Awalnya setelah membuka pesan itu Clesia sedikit terkejut, untuk apa Dine ingin bertemu dengannya? Bukankah Dine juga sudah tak peduli dengan Clesia karena sikap dari Clesia menjauhi Dine yang entah apa alasannya.
Clesia : "Mau ngapain?"
Dine : Saya tunggu di sini, nanti saya share location ke kamu
Mau tak mau akhirnya Clesia menuju tempat yang sudah dikirimkan oleh Dine.
Tempatnya tidak asing bagi Clesia, seperti pernah mengunjungi nya tapi dengan siapa ya? Ah mungkin saja dengan Dr.Ady waktu itu.
Clesia mencari Dine sambil celingak celinguk, tepat di ujung jalanan itu ada seorang yang melambaikan tangan ke arahnya, siapa lagi kalo bukan Dine.
Clesia menghampiri ujung jalan untuk bertemu dengan Dine.
“Hai, sini duduk .. “ sapa Dine pada Clesia.
Tampaknya Clesia agak sedikit malas untuk menatapnya, tapi kasihan juga jika tak di hiraukan.
“Ada apa?” jawab Clesia dengan ketus
“Kamu kenapa sih? Marah sama aku? Kesel?”
"Kalo nggak penting aku pergi”
Clesia beranjak pergi, namun ketika sudah 1 kali melangkah pergi Dine berbicara seperti ini.
“Kamu marah karena Tio? Kamu tahu Tio siapa?” tanya Dine secara mendadak.
Seketika Clesia pun terkejut dan menghentikan langkahnya kemudian berbalik badan ke arah Dine yang tengah duduk. Clesia hanya menatapnya, secara tak langsung menyuruh Dine untuk meneruskan ceritanya.
“Dia emang dulu sekolah disini, sebelum kamu pindah kayanya” jelas Dine.
"Trus? Sekarang dimana?” tanya Clesia dengan penasaran.
“Kalo itu saya gatau, yang kamu pengen tanyain tuh sebenernya hubungan saya dengan Tio kan?”
Clesia terbelalak mendengar hal itu.
"Saya sm Tio itu fix cuma sahabat, dari kelas 1 disini juga udah deket”
"Terus kenapa kamu pura-pura nggak tahu pas di tanyain soal Tio?”
Dine menjelaskan pada Clesia bahwa dirinya hanyalah sahabat sejak kelas 1 SMA. Tio adalah sahabat Dine, dari dulu memang Tio anaknya kurang pandai bergaul, baru Dine teman yang bisa di ajak bercanda oleh Tio sampai saat ini. Dan kenapa di mimpi Tio itu harus Dine yang ngeluarin Tio?
Karena Dine yang tahu segalanya tentang Tio, kuncinya hanya ada pada Dine. Dulunya mereka berdua sempat saling suka tetapi mereka tak mau serakah dengan itu. Ya kalo sahabat – sahabat aja, kalo pacar yaa pacar aja.
"Saya sama Tio sengaja untuk tidak saling mencintai meskipun kita sama – sama suka ataupun sayang, karena kita yakin sahabatan lebih awet dan tidak akan ada yang namanya mantan sahabat, kamu ngerti kan maksud saya ?" jelas Dine pada Clesia.
“Cel, saya nggak ngerti kenapa kamu bisa tahu tentang Tio. Darimana kamu tahu tentang Tio? Tio udah nggak ada sejak 5 bulan lalu” tambah Dine.
“Jadi Tio beneran meninggal?” tanya Clesia lagi.
“Itu adalah pertanyaan yang kubenci sebenernya, bukan kamu doang nanya kaya gitu, keluarga Tio pun saya nggak tahu kabarnya, maaf saya cuma bisa ngasih tahu segini doang”
“Bukannya disini ada paman Tio?”
“Selebihnya saya nggak tahu, yaudah saya pergi dulu ada janji, inget yah saya udah ngasih tahu kamu tentang Tio, jangan cuekin gua lagi !! Bye .. “
Dine pergi meninggalkan Clesia yang masih terduduk dengan raut wajah yang amat sangat bingung. Sebenarnya Tio itu kemana? Beneran dia sudah meninggal atau belum?
♡♡♡
Waktu menunjukkan pukul 13.50 WIB yang artinya Clesia akan menuju rumah paman Tio, untuk bertemu dengan berpura-pura akan menawar rumah itu. Tujuannya hanya 1, yaitu mengulik keberadaan Tio.
Sesampainya disana, Clesia melihat punggung seseorang lelaki yang tengah membereskan halaman depan rumahnya.
“Itu pasti pamannya ..” tebak Clesia.
Clesia menghampiri gerbang dengan mengucap kata “Permisi .. “
Ketika orang itu berbalik badan, Clesia tampak tercengang, bukan dia orangnya, apa-apaan ini?
(PM \= Pemilik Rumah)
"Eh iya neng, yang kemaren yah ? Silahkan masuk neng” balas si PM
Clesia pun masuk ke dalam gerbang itu dengan tersenyum pasi, ada kekecewaan dalam dirinya. Harusnya paman Tio yang ia temui, tapi kenapa orang lain? Siapa orang ini?
"Pak, mau tanya .. orang yang dulu pernah tinggal disini, kemana pak?”
“Dia sudah pindah neng, dia hanya ngontrak disini, kalo ini rumah saya neng pengen saya jual tapi belum laku, yaudah di buatkan kontrakan saja”
“Bapak tahu kemana pindahnya?”
“Aduh kurang tahu neng, kalo itu saya juga heran, dia telfon saya katanya besok akan pergi secepatnya, pas saya kesini orangnya sudah nggak ada + barang-barangnya” balas PM.
Clesia hanya diam, apakah karena dirinya yang pernah bertanya tentang Tio, jadi langsung pindah?
Clesia : “Oh yaudah pak, makasih .. saya kesini sebenarnya mau ketemu dia pak, maaf ya pak saya telfon bapak kemaren, maaf sudah merepotkan”
“Oalah .. yaudah nggak papa, kebetulan bapak juga harus membersihkan rumah ini” ucap PM
Clesia : “Iya pak, permisi pak .. sekali lagi maaf ya pak”
Clesia meninggalkan rumah itu tampak kesal dan kecewa, lalu Clesia menuju sungai yang damai itu. Siapa tahu moodnya bisa balik lagi.
Ketika sampai di sungai, Clesia melihat ada seseorang disana sepertinya sudah tidak asing lagi, tubuhnya pun Clesia tampak hafal, dia adalah Dr.Ady.
“Mas, ngapain disini?” tanya Clesia
“Mencari ketenangan, kamu sendiri?”
"Sama mas, nyari ketenangan”
Clesia mendekat pada Dr.Ady sembari langsung duduk bersandar pada pohon besar.
Dr. Ady yang sedang berdiri tampaknya tahu Clesia sedang ada masalah.
“Ada cerita apa hari ini?” tanya Dokter Ady
Clesia kemudian menceritakan kejadian hari ini, tak lupa juga Clesia menceritakan perihal bertemu dengan Dine yang memberi tahu soal lelaki yang di carinya.
"Siapa sih Tio itu?” celetuk Clesia tanpa sadar sehingga terdengar oleh Dr.Ady.
“Tio ? Siapa?” tanya Dr.Ady dengan heran.
“Ehm anu mas, teman saya” balas Clesia mengarang.
“Bukan itu maksudku .. ceritakan lah” timpal Dr. Ady
Clesia menceritakan yang sejujurnya tentang Tio, bahwa Tio adalah seseorang yang membuatnya senang di mimpi, hingga terbawa ke dunia nyata nya.
Clesia menyebutkan ciri-ciri Tio, tubuhnya yang ideal, tidak terlalu tinggi dan pendek, tatapan matanya tajam, senyumnya menawan, ganteng pula, terutama rambutnya seperti idol korea.
Tapi, Clesia tak yakin dengan menyebutkan bahwa Tio sudah meninggal, entahlah mungkin orang lain akan bilang Tio sudah meninggal, tapi bagi Clesia Tio itu masih ada.
“Dia belum meninggal, saya pernah ketemu sama dia” sahut Dr.Ady yang sukses membuat Clesia melongo dan penasaran.
“Bagaimana bisa? Memangnya kenal?” tanya Clesia dengan penuh rasa penasaran.
"Selesaikan sekolahmu disini dulu, ketika sudah balik ke kota jangan lupa mampir ke tempat saya, akan saya kenalkan dia denganmu di dunia nyata” jelas Dokter Ady.
“Hah?? Kenapa nggak sekarang aja mas? Aku penasaran, bisa mati penasaran aku kalo gini terus” ucap Clesia dengan kesal.
Dr. Ady hanya tertawa kecil, senyum dari Dokter muda itu tampak sangat khas dengan lesung pipi nya.
“Mana bisa sekarang, selesain dulu disini sekolahmu, nanti saya kasih tahu” ucap Dr.Ady kemudian pergi meninggalkan Clesia.
“Kamu masih mau disini?” tanya Dr.Ady
“Iya mas, janji ya mas bakal ngasih tahu, harus !!! Kalo nggak ngasih tahu, aku nggak akan mau curhat sama mas Dokter lagi” rayu Clesia seperti anak kecil yang berusia 9 tahun meminta di belikan sesuatu tapi harus menyelesaikan misi nya dulu.
Dr.Ady hanya mengangguk sembari senyum kemudian benar-benar meninggalkan Clesia yang masih duduk di bawah pohon besar.
Apa benar Dr.Ady tahu tentang Tio? Tapi bagaimana bisa? Kalo pernah ketemu berartu Tio menang ada di dunia nyata, berarti dia belum meninggal?
Memikirkan itu hanya membuat kepala Clesia serasa ingin meledak, tetapi ada senangnya juga mendengar kabar bahwa Tio belum meninggal, meskipun belum tentu itu adalah Tio yang di mimpinya ataupun Tio yang lain.
##
“Sebentar lagi kita akan bertemu, jangan khawatir”
"Tio .. kamu tahu kan mangen banget sama
“Terima kasih, atas ucapan itu! Maaf, membuatmu mencariku, sungguh kita akan bertemu”
##
“Mba e .. ?? Tidur lagi, sudah sore mba” ucap pemuda 30’n membangunkan Clesia yang tertidur di bawah pohon besar.
Clesia terbangun dan sedikit pusing, tetapi Clesia tak bisa mengingat mimpinya saat itu.
Ketika bangun langsung hilang sekejap saja ingatan itu, padahal jika ingat, Clesia akan menceritakan ini pada Dr.Ady . Yaahh itung-itung mencari tahu tentang Tio lagi.
Clesia pulang dan hanya memikirkan tentang kalimat dari Dr.Ady .
Jika memang kenal dan tahu, dimana Dr.Ady ketemu dengan Tio? Dan kapan? Sebelum 5 bulan yang lalu atau sesudah 5 bulan itu?
“Ahh .. gua lupa nanya pas kapan ketemunya, inimah bakal susah nanya lagi ke Dr.Ady”
Celetuk Clesia, karena yang Clesia tahu dari mas Dokter muda itu adalah sangat suka membuat orang lain penasaran. Jangankan Clesia, pasien dari mas Dokter itu pun menjadi bahan tantangan darinya. Entah itu adalah sebagian dari terapi nya atau hanya keisengan dari mas Dokter.
“Mas Dokter ini, selalu tahu apa yang di alami oleh pasiennya, bisa ngebaca pikiran orang ya mas?” menggerutu pada diri sendiri sambil berjalan pulang ke rumah.
Tiba-tiba terlintas di pikiran Clesia “Jangan-jangan Tio adalah pasien dari mas Dokter?”
Mungkin juga kan? Bisa saja Tio adalah pasiennya, dan bisa jadi itu adalah Tio yang Clesia cari selama ini, yang selalu membuat Clesia seperti tak mau kenal dengan lingkungan sekitar, yang Clesia inginkan adalah bertemu dengan Tio di dunia nyata.
BERSAMBUNG ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments