Penakluk Hati

Bughhh

"Dasar Malin Kundang, anak Durhakam. Udah tau Amam lagi sakit menunggu kedatangan anak kesayanganya, Eh Si Malin Kundang malah enak-enakan ngopi disini."

"Aduh, Kak. Sakit," ringis Mahesa melindungi kepalanya yang menjadi sasaran amukan kakaknya.

"Biarin tahu rasa kamu." Marsha begitu emosi. "Lagian pulang seabad sekali, bukannya temani Amam dan Apap, ini malah menemui pacarnya."

Bughhh

Bughhh

Marsha terus memukuli adiknya membabi buta. "Kak udah, malu dilihatin banyak orang," ucap Mahawira masih mencoba melindungi kepalanya dari dari tas mahal milik Marsha.

"Bodo amat. Ini hukuman untuk adik tidak tahu diri kayak kamu." Marsha menghentikan aksinya setelah merasa puas. Aksi brutalnya itu menjadi tontonan orang-orang yang ada disekitar kantin.

Tapi Marsha tidak perduli, dia selalu suka jadi pusat perhatian. Jika tindakannya ini ada yang merekam dan viral, Marsha justru merasa akan sangat diuntungkan sebagai pengusaha. Dia akan semakin dikenal, otomatis perusahaanya juga akan ikut naik.

"Kakak kenapa bisa tahu sih aku ada disini?" tanya Mahawira sambil menahan malu karena masih ada orang yang melirik kearah mereka.

"Hei kamu lupa siapa Kakak kamu ini?"

Mahawira mendesah, entah kenapa bisa dia memiliki seorang kakak perempuan yang begitu mengerikan? Lihatlah, padahal dia sudah menghindari bertemu kakaknya dengan nongkrong di kantin rumah sakit tetap saja ketahuan. Marsha seperti memiliki cctv didalam kepalanya.

Marsha yang baru saja merapikan penampilanya bertolak pinggang menatap Mahawira yang malah melamun.

"Kenapa bengong, huh?" Marahnya memukul lengan Mahawira. "Cepat, temui Amam sekarang dan jagain Amam sampai pulang. Aku ada meeting penting."

"Iya," sungut Mahawira. "Galak banget sih, heran Kak Zidan bucin sama mak lampir ini."

"Aku dengar ya Mahawira Mahardika, mau dijadikan samsak lagi?" Bersiap mengarahkan tasnya ke punggung Mahawira.

Mahawira langsung ngacir tak ingin diamuk singa betina itu lagi, melewati keluarga Adifa yang baru keluar dari rumah sakit.

"Mama sama papa naik gocar sama Angga ya, Adifa mau langsung ke pelabuhan," ucap Adifa pada kedua orangtuanya.

"Iya, maaf Mama Papa ngerepotin kamu," ujar Pak Gunawan papa Adifa.

"Apa sih, Pa. Ini tanggung jawab Adifa." Adifa memutar kepala menghadap adiknya yang memapah sang mama. "Dek, jagain Mama sama Papa, ya. Ini ongkosnya." Adifa memberikan dua lembar uang berwarna pink di telapak tangan Angga, adiknya.

"Beli lauk yang enak-enak sama buah, jangan lupa buat selalu ingetin mama minum obat. Terus kamu kalo nongkrong sama teman-teman kamu jangan jauh-jauh." Pesanya pada Angga.

Angga mengangguk paham.

Tak lama, gocar yang dipesan Adifa datang. Setelah adik dan kedua orangtuanya naik kedalam mobil, Adifa berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya. Saking buru-burunya Adifa tidak fokus, kaki kanan Adifa tersandung standar motor.

"Awww." Adifa melepaskan motornya, menghentak-hentak kakinya yang terasa nyeri bukan main. Ingin menangis rasanya malu, tapi ini sangat sakit.

"Kamu tidak apa-apa?" Tegur seseorang membuat Adifa menoleh. Adifa melongok melihat wajah tampan laki-laki dihadapanya yang mirip artis-artis hollywood, rasa nyeri dikakinya seketika lenyap.

Karena tak ada respon dari Adifa, pria itu melambaikan tanganya diwajah Adifa. "Exuse me, are you okey?" Tegurnya lagi hingga membuat Adifa tersadar.

"Eh, no. Ini tadi ketabrak frog yang jumping. Eh bukan, ada bunglon." Aduh, Adifa jadi gugup saking groginya melihat bule tampan. Bahasa inggrisnya yang pas-pasan membuatnya terlihat semakin bodoh.

Duhhh, malu-maluin.

Tapi yang tak disangka-sangka oleh Adifa, bule tampan itu justru berjongkok dihadapan Adifa.

"Eh Sir. What do you want?" pekik Adifa memundurkan kakinya hingga menabrak badan motor miliknya. Mahawira tak menghiraukan Adifa, dia mengambil kaki Adifa yang tersandung tadi, melepaskan sepatunya, melihat jempol kaki Adifa yang mengeluarkan cairan merah dan memar di ujungnya.

Aduh, untung tadi pagi dia ganti sepatu. Setidaknya Adifa terbebas dari bau yang akan membuatnya malu dan otomatis menurunkan valuenya sebagai wanita karir yang mengutamakan penampilan.

"Kuku kamu terkelupas, ini bisa infeksi kalau tidak segera diobati." Mahawira mendongak menatap Adifa.

Deg, deg, deg.

Oh tidak, jantung Adifa tidak baik-baik saja.

"Kamu mendengar ku?" tanya Mahawira lagi karena Adifa banyak diam seperti kesambet setan bengong.

"No, no what-what. Is normally," jawabnya menggeleng masih dengan bahasa inggrisnya yang belepotan. Tidak sadar jika sejak tadi Mahawira menggunakan bahasa Indonesia saking ingin terlihat pintar dan berkelasnya.

Mahawira hanya tersenyum saja. "Setidaknya ini di beri alkohol dulu, kamu akan kesulitan berjalan."

Oh no stop, Adifa bisa meleleh jika dia seperhatian ini.

"No Sir, its okey," jawab Adifa yang memaksa tetap terlihat baik-baik saja.

"Kamu tunggu disini sebentar," ujar Mahawira bangkit dan berjalan kearah parkiran mobil. Tak lama ia kembali membawa plaster dan obat merah. Mahawira kembali menunduk,

Dia mau ngapain? Lihat Difa bule didepanya ini. Jangan gila, apa dia mau bertanggung jawab kalau Adifa jatuh cinta padanya? Ya Allah semoga yang ini belum beristri, mohon Adifa berdoa dalam hati.

Mahawira, tanpa banyak kata menunduk. Hal pertama yang ia lakukan menuangkan alkohol diatas kapas, lalu membersihkan luka Adifa.

"Maaf," ujarnya menatap Adifa.

Ya Allah sopan banget, tak hentinya Adifa memuji.

Adifa meringis ketika cairan alkohol menyentuh kulitnya, gerakan refleks kakinya ditahan dengan lembut oleh Mahawira. Adifa menunduk, memperhatikan Mahawira yang sedang memasangkan plaster ke kakinya. Gilaaa gantengnya nggak ngotak, kulit putih bersih terawat, hidung mancung, wangi.

Ya Allah, bolehkah seperfect ini jodoh orang? Maaf siapapun pacarnya aku ingin menikungnya di sepertiga malam ku. Gumam Difa sibuk sendiri dengan pikiranya.

"Selesai," ucap Mahawira berdiri.

"Thank you, Sir. This is better." Jawab Adifa benar-benar tak fokus.

"Sama-sama, lain kali hati-hati."

Ketika Mahawira menjauh, Adifa baru menyadari jika sejak tadi Mahawira selalu menjawab bahasa Indonesia dengan sangat faseh dan jelas. Dia sendiri saking gugupnya dan ingin terlihat memukau malah mempertunjukkan kelemahannya.

Aaaaaaaaa Adifa, 0on sekali sih.

Tinn.

Mahawira mengklakson saat melewati Adifa yang sedang mengacak-acak rambutnya sendiri sambil menghentakkan kakinya. Melalui kaca spion, Mahawira masih memperhatikan Adifa yang seperti orang stresss, Mahawira terkikik.

"Dasar cewek aneh."

* * *

Terlambat, Adifa sebenarnya sudah sangat terlambat tiba di kantor, untungnya kemarin dia sudah pripare memuat kontainer ke atas truk dan memberikan surat jalan pada supir. Tapi pagi ini dia tidak bisa breifing karena para supir sudah pergi.

Tiba di kantor, Adifa langsung mengalungkan kartu identitasya dan mengisi Absen.

"Gimana kabar mama kamu?" tanya Ririn teman kerja Adifa.

"Alhamdulillah, tadi sudah berobat meski belum terlihat hasilnya," jawab Adifa. "Rin, uang kamu nanti aku ganti pas gajian ya."

"Santai," ujarnya menepuk pundak Adifa.

"Adifa, ikut keruangan saya sekarang." Suara Dirga membuat Adifa dan Ririn menoleh.

Dengan berat hati Adifa menyeret langkahnya menuju ruangan yang penuh dengan aura negatif.

"Iya, Pak."

"Kenapa kamu tidak menghubungi saya jika butu uang buat berobat ibumu?" tanya Dirga.

"Itu urusan saya, Pak. Saya mengharapkan jika hari ini gajian," sahut Adifa.

"Invoice banyak yang belum di bayarkan, Adifa. Kemungkinan besok uangnya baru terkumpul," jelas Dirga yang sudah pasti berbohong. "Jika kamu mau menjadi istri ku, kamu pasti tidak akan kesulitan keuangan."

"Apa?"

Adifa dan Dirga serentak menoleh kearah sumber suara, betapa terkejutnya Adifa melihat wanita yang berdiri didepan pintu ruangan Dirga.

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

hahahaha kepergok bini tua,, Dirga

2024-06-03

0

🇬 🇪 🇧 🇾

🇬 🇪 🇧 🇾

🤣🤣🤣keren othhornya pinter ❣️

2024-01-25

0

MACA

MACA

jodohnya ne

2023-10-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!