Seminggu di rumah Luna
Kami sedang sarapan, dengan Mama Luna yang memasak. Masakannya sangat enak, seperti biasa. Bahkan Papa Luna saja sampai minta tambah.
Rumah Luna ini sangat besar, tapi walau begitu disini nggak ada asisten rumah tangga. Entah kenapa.
"Gimana sama Luna di sekolah, masih suka bolos?" Tanya Papa kemudian menyesap kopinya.
"Begitulah Pa." Jawabku sekenanya.
Sejak tadi, Luna hanya menatapku horor.
"Maaf yah Luna pasti nyusahin kamu." Ujar Papa, kini ia sedang membetulkan dasinya.
"Nggak apa-apa lagi, Pa. Luna nggak nyusahin kok." Jawabku, iya nggak nyusahin kok nggak salah lagi!
"Tapi Luna nggak dapet surat dari sekolah lagi kan?" Ini pertanyaan Mama.
"Nggak Ma."
"Syukur lah, biasanya Luna selalu dapet surat dari sekolah itu sangat merepotkan, karena kami sibuk jadi susah untuk datang kesekolahnya." Omel Mama.
Saya terkikik melihat wajah masam Luna, seperti nya Luna ini tipe anak yang takut sama orang tua, buktinya tadi dia mau mengambilkanku nasi karena perintah Mama, yah meski wajahnya sudah merah meredam marah bak kepiting rebus.
"Oh iya, Raka. Karena kebetulan kalian ada di sini." Papa memulai obrolan lain.
"Papa, Mama dengan Bilqis mau pergi ke Yogyakarta, kami harus menghadiri acara Bilqis." Lanjut Papa.
"Jadi, kalian bisa yah tinggal disini satu minggu untuk menjaga rumah." Katanya.
BUM!
satu minggu disini? Di rumah besar ini hanya berdua dengan Luna?
"Nah betul tuh, Mama sama Papa bingung mau nitipin rumah ke siapa, kebetulan banget kalian ke sini." Mama ikut menyahuti.
"Boleh-boleh..." Luna bersemangat menanggapi, seperti nya dia memiliki rencana.
"Memangnya Kikis mau apa ke Jojga Ma?" Tanyaku
"Ada lomba Robotik, dan Kikis lolos ikut seleksinya, jadi kami akan ke Jojga untuk semi Final nya Kikis." Mama menjelaskan.
"Tuh kak, Kikis gini-gini hebat rancang robot." Kata Kikis menimpali, dia mengambil telur puyuh milik Luna.
Kulihat Luna hanya menatap Kikis masam, hahah.
"Serahkan saja sama kami." Kataku pada akhirnya, sebenarnya cukup ragu tapi sepertinya tidak ada pilihan lain.
"Omong-omong sudah jam setengah Tujuh, kenapa kamu belum pakai seragam, Luna." Omel Papa.
Luna hanya menjawabnya dengan cengiran.
"Lo duluan aja ke sekolah." Kata Luna padaku.
saya hanya mengangguk.
"Kok ngomongnya gitu, kalian itu suami Istri lho, harusnya biar sedikit hangat kalian harus membiasakan diri dengan sebutan kasih sayang, seperti Baby, cinta atau sayang gitu." Kata Mama, lalu terkikik geli sendiri.
Luna memutar bola matanya malas "Udah deh Ma, jangan mulai." Dengusnya.
...***...
Bu Linda sedang mengetes kami satu persatu tentang pelafalan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
"kalian tahu, bahkan orang Luar Negeri itu jauh lebih mampu memahami bahasa Indonesia dari pada bangsa Indonesia nya sendiri. Makanya kalian itu sebagai generasi-generasi muda harus lebih melampaui orang di luaran sana."
Bu Linda ini guru bahasa Indonesia kelas sebelas, beliau selalu memakai pakaian rapih dengan warna-warna soft. Dia selalu identik dengan wajah lonjongnya dengan jilbab besarnya sekaligus kaca mata hitam kotaknya.
"Coba, saya mau dengar kalian melafalkan Alfabet." Bu Linda berseru. Lalu kami sekelas sahut menyahut kata Alfabet.
A
Be
Ce
De
E
eF
Ge
Ha
I
Je
Ka
eL
eM
eN
O
Pe
Qi
eR
eS
Te
U
Ve
We
eX
Ye
Zet
"Baik." Bu Linda kini memegang papan gambar.
"Radit. Gambar apa ini?" Bu Linda bertanya. Kulihat Radit tersenyum senang, ya bahkan anak kecil saja tahu bahwa yang Bu Linda pegang adalah gambar Televisi
"Tivi,Bu." Jawab Radit.
"Bunga, gambar apa ini?"
"Tivi, lah Bu."
Beberapa kali Bu Linda bertanya, ada murid yang menjawab Tivi, ada juga yang bahkan Televisi.
Kini, Bu Linda sampai pada tempat duduk Cintya, "Gambar apa ini?"
"Teve bu."
Sontak, beberapa murid tertawa lepas mendengar jawaban Cintya. Saya hanya diam, karena di antara jawaban teman-teman sekelas tidak ada yang di bilang benar oleh Bu Linda.
"Benar, pelafalan Indonesia, memanggil ini adalah Teve, tahu kenapa?" Bu Linda berdiri di depan lagi.
"Seperti nya belum banyak yang tahu yah..." Seru Bu Linda.
Kini, Bu Linda berkacak pinggang lalu meletakan papan gambarnya di meja.
"Saat kita menyeru setiap huruf, huruf T, itu di baca te .sedangkan V itu di baca ve. Jadi pelafalan yang benar adalah teve." Tutur Bu Linda.
"Jadi, kali ini pelajarannya juga berkaitan dengan bahasa baku dan tidak baku." Bu Linda memaparkan kembali.
"Sama halnya seperti AC, itu bahasa tidak baku. Bahasa Baku nya adalah ace."
Bu Linda meneruskan contoh-contoh lainnya.
Awalnya saya memang tertarik mempelajarinya, sebelum suara samar-samar terdengar di telingaku.
"Jadi Luna nerima tantangannya?"
"Iya, nanti sepulang sekolah, lagian kan dia juga sekarang bawa mobil."
Itu suara perempuan entah siapa, eh Wait!
LUNA BAWA MOBIL?
*CUPLIKAN EPISODE SELANJUTNYA*
"Raka, bilang sama anak osis lainnya, kalau pulang sekolah akan di adakan Rapat lanjutan mengenai Darmawisata." Pak Busron, tadi menghampiriku di kantin sewaktu istirahat.
Saya menghela nafas sejenak, lalu mengangguk mengiyakan.
Ku ambil ponselku lalu mencari Grup WhatsApp Osis SMAN Garuda ketceh.
^^^Ivrap^^^
^^^Pulang sekolah di tunggu di ruang osis yah. ^^^
Umi 11 IPA 4
Ada apa nih Ketos, tumben.
Gaga 12 IPS 1
Ada apa nih Ketos, tumben. (2)
Jaka 11 IPA
Ada apa nih Ketos, tumben (3)
^^^Ivrap^^^
^^^Rapat lanjutan acara Darmawisata, masih inget tentang mubes tahun lalu kan, seriap rapat sekurang-kurangnya harus di hadiri 60% Anggota osis yang aktif. Jadi mohon kerjasamanya, terimakasih^^^
Sella 11 IPA 1
Siyaaap Ketosskuuuh 😁
Jaka 11 IPA 6
Alay pacarnya Ketos @sella 11 IPA 1
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Vankaa
mamah juga heran bilang gini ke aku
" dari mana kmu tau tentang sma sma "
dari novel ku bilang wkwk
2021-07-11
1
Mila Lala
Owalah
2021-05-24
2
Diana Putri
Selain seru dapet ilmu baru yuhuuuu
2021-05-23
4