Sefanya kembali ke pantry. Dinda menghampiri Sefanya.
"Fan, kamu gan apa?" tanya Dinda memastikan Sefanya baik-baik saja
"Aku gak apa Din, gila ya kita punya Bos kayak dia" ucap Sefanya dengan kesal
Dinda melihat sekeliling berharap tidak ada yang mendengar mereka.
"Huss jangan kencang-kencang nanti ada yang dengar" ucap Dinda
"Biarin Din, gak ada hati banget ngebentak orang. Dia juga ngak bilang kalau mau kopi yang tanpa Kafein mala nyalahin Aku" gerutu Sefanya
Didalam ruangan nya Lucas terus memegang dagunya lagi merencanakan sesuatu. lalu menelfon sekertaris nya dan memerintahkan Ob untuk menyiapkan ruangan untuk rapat mereka hari ini.
"Sefanya" panggil seorang
"Iya Bu, saya Sefanya"
"Kamu disuruh Pak Lucas untuk membersihkan ruangan di lantai 7 karena mau dipakai untuk pertemuan" perintah nya
"Baik Ibu" jawab Sefanya
Dinda dan Sefanya bersiap membawah peralatan untuk membersihkan disana.
"Dinda gak ikut, hanya kamu sendiri saja" ucap sekertaris Lucas itu
Sefanya sudah tahu ini pasti akal-akalan Bos nya saja untuk mengerjainya.
"Tapi Bu saya takut gelap" ucap Sefanya
"Disana banyak lampu gak mungkin lah gelap. lagian ya tumben-tumben nya si Bos luangin waktu untuk gadis biasa seperti kamu ini" ucap sekertaris itu sebelum pergi meninggalkan Dinda dan Sefanya.
"Fan kalau ada Apa-apa telfon aku ya" ucap Dinda
Sefanya membawah semua peralatan untuk membersihkan kelantai 7 seperti yang di perintahkan sekertaris Bos nya itu.
Membuka pintu. Ia melihat disana sangat kotor bahkan penuh debu.
"Apa-apaan ini katanya ruangan rapat tapi kok kayak gudang" gumam Sefanya
"Mana debunya banyak lagi haduh kurang kerjaan emang si Lucas pucat ini" Sefanya bermonolog didalam sana agar dirinya tidak begitu takut untuk masuk kedalam sana.
Kakinya gemetar saat melangkah kedalam sana.
"Kamu kuat Fanya, ini demi Ibu dan Dewan kamu harus kuat harus kuat....." Ia terus menyemangati dirinya sendiri meskipun tangan dan kakinya gemetar, air matanya terus membasahi pipinya di usap nya terus menerus. meraba kedalam ruangan berharap menemukan stop kontak lampu disana setelah beberapa menit Ia mendapatkannya lalu menyalahkan lampu.
"Akhirnya sudah terang" Ia duduk di lantai dengan keringat membasahi seluruh bajunya. Ia menghapus air matanya lalu memulai membersihkan ruangan itu.
Sementara itu di pantry Dinda duduk sembari memikirkan Sefanya.
"(Gila juga si Bos ini bisa-bisanya menyuru Sefanya kerjain itu sendiri benar-benar kurang aja memang)" Dinda mengumpat dalam hati
Tiba-tiba lampu mati. Sefanya terduduk di lampu kenangan masa lalu memenuhi kepalanya. tidak mudah memang menghilangkan trauma masa lalu yang begitu menyakitkan hati. tidak ada yang benar-benar bisa menghilangkan trauma masa lalu selain harus bisa hidup berdampingan dan memaafkan masa lalu agar bisa hidup tenang. Sefanya sudah berusaha untuk menerima masa lalu nya itu hanya saja tidak bisa melupakan kejadian mengerikan itu.
Nafas nya tidak beraturan, Ia terus berteriak dan minta tolong sambil menutup mata dan telinganya.
"Saya mohon jangan! jangan lakukan ini tolong !!!! saya mohon jangan lakukan ini" Ia terus mengucapkan itu
Pintu ruangan itu terbuka. Sefanya melihat bayangan itu Ia mundur dan memohon.
"Jangan! jangan lakukan itu! tolong hentikan saya mohon!" racunnya
Sefanya sudah tidak punya tenaga Ia lemas dan hampir jatuh untung Dinda segera menangkap nya.
"Fan kamu kenapa? ini aku Dinda Fan..." Dinda mencoba membuat Sefanya sadar
"Tolong Aku Din, orang itu.. orang itu" Sefanya terus bicara dengan mata masih tertutup
"Fan tenang tidak akan ada orang yang datang" Dinda memencet tombol darurat diruangan itu
"Semoga masih berfungsi tombol ini" ucap Dinda sebelum memencet tombol itu
lampu sudah menyala, semua orang datang keruangan yang berada di lantai 7. Lucas bersama Edward segera ke lantai 7 dan tiba lebih dahulu. Ia melihat Dinda yang memangku Sefanya yang sudah tak sadarkan diri.
"Ed siapkan mobil" pinta Lucas
"Ok" Edward buru-buru keparkiran dan menunggu mereka disana.
Lucas mengendong Sefanya keluar dari sana dan membawanya keluar.
"Kamu ikut saya" pintanya pada Dinda
Semua orang kaget melihat seorang Lucas Alexander Davidson mengendong perempuan yang tidak Ia kenal bahkan hanya seorang OB di perusahaan itu. sampai di mobil Dinda lebih dahulu masuk kesana lalu Lucas memasukkan Sefanya dikursi belakang bersama Dinda lalu Dia duduk di depan.
Edward langsung melaju dan sampai di rumah sakit. Lucas menelfon Xavier untuk memeriksa Sefanya.
"Ada apa?" tanya Xavier saat tiba disana
Lucas menunjukan ruangan Sefanya lalu Xavier masuk kedalam dan memeriksa Sefanya.
setelah beberapa saat Xavier keluar dari ruangan.
"Bagaimana Dok keadaan teman saya?" tanya Dinda
"Apa dia melakukan sesuatu tadi?" tanya Dokter Xavier
Dinda melirik kearah Lucas. Xavier memutar bolah matanya karena Ia tau pasti ini ulah adiknya itu.
"Sepertinya Dia punya trauma yang berhubungan sama kejadian nya barusan makanya dia kaget dan pingsan" ucap Xavier
"Trauman?" tanya Dinda
"Lucas bisa kita bicara?" tanya Xavier
"Tidak usah, soal pembayaran saya sudah bayar dia bisa dirawat disini kan?" ucap Lucas ketus
Lucas dan Edward pergi dari sana hanya tingg Dinda saja.
"Em boleh tanya Mbak?" ucap Xavier
"Iya dok," jawab Dinda
"Seperti nya mbak itu baru ya di perusahaan adik saya?" ucap Xavier
"(Adik) Am iya Dok, baru tadi mulai kerja tapi sudah di kerjain sama Bos" ceplos Dinda
"Adik saya menang seperti itu, tapi dia melakukan itu pasti ada alasanya saya tau betul adik saya itu" ucap nya
saat mereka berbicara gadis cantik datang menghampiri mereka.
"Sayang!!" ucap nya lembut
"Eh mbak permisi ya saya keruangan dulu" pamit Xavier
"Eh gak ngabarin kesini sayang, tadi ada Lucas kesini"
"Biarin, aku kesini mau ketemu kamu kok"
Dinda mendengar semua percakapan mereka.
"Hah, apa maksudnya mereka bicara begitu? apa hubungannya mereka dengan Pak Lucas? atau mungkin Dokter Xavier Iparnya Pak Lucas kali ya, atau kakaknya,, au ah pusing lebih baik aku lihat Sefanya" Dinda tidak pusing lagi dengan percakapan mereka
......................
"Orang baru itu" tanya Edward
"Hem, ob baru" jawab Lucas
"Lu apain si kok bisa pingsan gitu" tanya Edward
"Gue gak tau, paling juga cara dia niat cari perhatian bukan nya emang setiap anggota baru selalu seperti itu buat cari perhatian gue" Lucas dengan pedenya bicara
"Tapi kalau gue liat-liat tadi tu anak ang benaran pingsan si, wajanya berkeringat semua terus bajunya juga bawah semua" ucap Edward
"Bodoh amat, Lu kenapa jadi perhatian sama dia, lu suka?" tanya Lucas
"Buset langsung di ulti gue" Edward
Mereka berdua kembali kekantor setelah membawah Sefanya kerumah sakit.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments