Dewi Vexana

Saat aku sedang asik membaca buku, pintu perpustakaan terbuka, dan pelayan saya, Nana masuk.

"Tuan muda, ini sudah waktunya Anda untuk makan siang, dan Anda masih punya waktu untuk bertemu dengan nona muda," kata Nana kepadaku.

Baru setelah saya mendengarnya berbicara, barulah saya mengerti bahwa hari sudah siang. Sambil berdiri, saya berkata,

"Tentu, ayo pergi. Juga, beri tahu adik saya bahwa kita bisa makan siang bersama hari ini."

"Ya, tuan muda," jawab Nana.

Beberapa menit kemudian, saya sudah berada di ruang makan dengan adikku di hadapanku. Melihatnya, saya tidak yakin bagaimana memulainya. Lalu, saat aku melihat apa yang disajikan untuk makan siang, yang berbahan dasar daging domba, sebuah ide muncul di benakku.

"Nana," kataku. "Pindahkan piringku di samping tempat duduk adikku. Aku akan memberikan makan untuk adikku hari ini."

Suara dan saranku yang mendominasi mengejutkan para pelayan yang berkumpul di aula, tetapi mereka pulih dengan cepat dan melaksanakan pesananku.

Sekarang, aku duduk di dekat adik perempuanku yang sangat terkejut, yang menatapku seolah-olah aku adalah semacam alien. Sambil terkekeh, aku menepuk kepalanya.

"Jangan khawatir, adikku yang imut. Kakakmu ini akan memberimu makan hari ini."

Mendengar kata-kataku, dia dengan malu-malu menganggukkan kepalanya.

Aku mulai memotong makanannya untuk disajikan, dan dengan gerakan lembut, aku menyajikannya seolah dia adalah permata yang paling lembut dan rapuh.

Menatap mata biru adikku, dengan lembut aku mengambil serbet dan membersihkan wajahnya.

Setelah makan siang, aku mengajak adik perempuanku berkeliling untuk bermain. Kami memainkan banyak permainan, dan saya menceritakan kisah petualanganku di masa lalu yang masih aku ingat.

Hanya ketika pelayan mengingatkan kami untuk waktunya tidur, kami memilih untuk berpisah dan pergi tidur. Tapi sebelum pergi, aku memeluk dan mencium kening adik perempuanku, setelah itu dia lari karena malu atas tindakanku.

Sudah seminggu sejak terakhir aku makan siang bersama adik perempuanku, selama waktu itu aku sering mengajak adik perempuanku bermain bersamaku.

Maka hal itu yang membuatku semakin dekat dengan adik perempuanku.

Selama waktu ini rumor mulai menyebar, bahwa aku mulai berubah dari sisi lemahku, setelah menyebar ibuku mengunjungiku karena khawatir terhadapku dan aku memberinya penampilan seorang anak berusia delapan tahun yang polos ingin berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarganya.

Dengan mata berkaca-kaca dan marah aku berteriak.

"Ibu, jangan khawatirkan aku, aku lebih mengkhawatirkanmu. Ibu, kamu sudah lama tidak tidurkan dan aku tahu stres sedang menumpuk padamu"

"Ibu, kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku sudah memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik, aku tidak ingin membebani ibu"

"Aku akan melakukan yang terbaik, agar aku bisa membantumu ibu"

Mendengar perkataanku, mata ibuku berkaca-kaca dan ibu memelukku seolah-olah aku adalah benda yang paling berharga di dunia ini.

Saat ini aku sedang duduk di perpustakaan membaca berbagai buku sambil merencanakan masa depanku, aku harus mempunyai rencana yang matang, karena hidup di dunia ini tidaklah sesederhana yang kelihatannya.

[Tuan, apakah Anda mengkhawatirkan tindakan dari kedua dewi yang menciptakan dunia ini?]

"Ya, bila kedua dewi bergerak untuk menghalangiku, itu akan sangat merepotkan"

"Tindakan apapun yang aku lakukan akan selalu mereka berdua ketahui"

[Tuan, anda tak perlu cemas tentang hal itu, sebenarnya saya memilih dunia Liebe ini untuk tempat anda bereinkarnasi karena kedua dewi pencipta dunia ini, tidak pernah ikut campur terhadap dunia Liebe ini]

"Reggina, bukannya perang ribuan tahun yang lalu, karena kedua dewi tertarik pada makhluk yang hidup di dunia yang mereka ciptakan sendiri?"

[Tuan, itu adalah kasus khusus, karena pria yang direbutkan itu sangatlah istimewa, bahkan Dewi dari dunia lain datang ke dunia ini hanya untuk mendapatkan pria itu]

"Hmm...menarik, lalu apa yang terjadi pada pria itu?"

[Saya pernah mendengar bahwa pria itu di bunuh oleh dewa perang untuk meredakan situasi dunia ini dari kekacauan]

"Begitukah"

[Jadi tuan tak perlu mencemaskan tentang dewi Artemis atau Vexana yang akan mencampuri urusan anda]

"Semoga saja hal yang kamu katakan itu benar"

Namun hal yang tak terduga terjadi, perasaanku mengatakan bahwa hal yang sangat berbahaya akan muncul dihadapanku.

Dan terbukti firasatku mengatakan dengan benar.

Mendadak aku berpindah tempat, dari sebelumnya aku berada di perpustakaan, sekarang aku berada di tempat yang seluruh tempat dengan mataku memandang berwarna putih, sangat kontras dengan perpustakaan yang sebelumnya aku kunjungi.

"Hmm, aku tidak menyangka bahwa di dunia yang aku ciptakan ada manusia yang sangat menarik sepertimu"

Sebuah suara wanita yang sangat lembut dan merdu sangat nyaman bagi pendengarnya.

Aku melihat seorang wanita yang sangat cantik memakai gaun berwarna hitam tanpa lengan, dan memiliki rambut berwarna perak, matanya yang berwarna merah membuat seseorang akan kehilangan akal sehatnya, sepasang sayap berwarna hitam muncul dipunggungnya.

'Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak bisa  bergerak?'

Sebuah tangan yang sangat lembut membelai pipiku, dengan mata yang sangat memancarkan cinta keibuan terpancar.

"Nak, apakah kamu mau menjadi anakku?" ucap wanita tersebut.

"Hah?"

Melihat wanita yang mengucapkan kata-kata itu membuatku terdiam, sambil terus menatap wanita di depanku, aku tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari seseorang dalam dihidupku.

Butuh beberapa detik sebelum aku bisa mendapatkan kembali akal sehatku, aku terus melihatnya dengan penuh perhatian dan di dalam otakku mulai bekerja dengan kekuatan penuh untuk dapat keluar dari situasi ini.

Aku tidak mengetahui siapa sebenarnya wanita dihadapanku ini, namun aku mengingat perkataan wanita ini pertama kali melihatku.

[Tuan, wanita ini adalah Dewi Vexana]

'Sepertinya dugaanku benar!' pikirku.

"Kenapa aku harus menjadi anakmu?, apalagi kamu ini siapa?"

Mendengar perkataanku yang mengandung kewaspadaan dan kesal, membuat Vexana terkejut dan dia sepertinya telah memahami kesalahannya

Dia tersenyum dan melambaikan tangannya untuk menghilangkan kekuatan yang mengikatku agar tidak bisa bergerak.

Setelah itu aku tanpa sadar berpindah ke posisi siap untuk bertarung dan dia tampak tidak tertarik pada hal itu, saat Vexana dengan anggun mengangkat roknya sambil berkata dengan senyum keibuan.

"Namaku Vexana Erinne, atau kamu akan lebih mengenalku sebagai Dewi yang menciptakan dunia ini"

Mendengar jawabannya, tubuhku 'kaku' saat aku memandangnya dengan 'tertekun, melihat reaksiku dia tersenyum.

'Meskipun aku sudah diberitahu oleh Reggina, bahwa yang berada dihadapanku adalah Dewi, aku masih tidak menyangka akan bertemu dengannya secepat ini, bisa dibilang aku tidak siap secara mental menghadapinya seawal ini'

"Mengapa kamu ingin aku menjadi anakmu?" aku kembali menanyakan pertanyaanku yang sebelumnya belum dia jawab.

'Apa yang direncanakan oleh Dewi ini kepadaku' pikirku.

"Aku tidak mempunyai niat jahat apapun kepadamu" ucap Vexana sambil menarik tubuhku ke pelukannya.

"Hah"

'Bau harum menyelimutiku yang bisa membuat seseorang ketagihan, ini membuatku kehilangan akal sesaat'

"Kamu adalah seseorang yang selama ini aku tunggu, aku hanya ingin menyayangimu sebagai ibumu"

"Aku bersedia menjadi anakmu, ibu" entah apa yang terjadi pada diriku, aku dengan mudah menerima permintaannya.

Terpopuler

Comments

Raja Harem

Raja Harem

up

2023-10-03

2

Aderson Alex

Aderson Alex

up

2023-10-01

2

Allen Walker

Allen Walker

lanjut thor

2023-10-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!