Disisi lain, Ketika Nadine sedang berkenalan dengan Geng Kiran, ternyata ada seseorang yang menatap Nadine dari kejauhan. Tidak lain yang menatap dari kejauhan itu adalah Kakak kelas Nadine, Aksa Adhitama.
Aksa Adhitama, atau kerap kali disapa Aksa oleh teman-temannya merupakan kakak kelas yang terkenal di sekolah SMP PANCADHARMA. Aksa adalah sosok pria tampan berdarah Turki-Indonesia, selain tampan ia juga merupakan pemimpin dari Geng Motor yang terkenal di Kota mereka. Ayah Aksa yang merupakan CEO terkaya di kota mereka tinggal, tentu banyak yang mengenali Aksa sebagai Tuan Muda dari Perusahaan Adhitama.
Disekolah tersebut, banyak para gadis-gadis yang terpikat dengan ketampanan Aksa sehingga banyak dari adik kelas sampai kakak kelas yang mengincar Aksa, termasuk Kiran. Namun Aksa adalah tipe cowok yang cuek, sehingga sangat sulit untuk di dekati.
Menyadari Aksa yang sedang memantau Nadine, sontak teman-teman Aksa menggoda Aksa sambil berchannddyyaaaa.
“Ehemmm kek nya ada yang sedang memantau sesuatu nih.” ucap Alvaro
“Mana serius banget lagi mantaunya, hahahaha.” tambah Andra
Menyadari dirinya yang sedang dibicarakan, Aksa langsung mengelaknya.
“Lo pada lagi nyindir gue ya?.”
“Nggak. Siapa yang nyindir elu, sok pede banget lu jadi orang.” ucap Ansell yang merupakan sepupunya
“Ksa, lo suka ya sama murid baru kita?.”
“Ngomong apasih lo Var, jangan ngadi-ngadi deh!.”
“Alaahh kalo suka ngomong aja Aksa, ntar diambil oranglain lebih dulu baru tahu rasa lo.”
“Ya emang gue gak suka Ndra, emang gak boleh ya kalo gue liat cewek dikit?.”
“Ya nggak salah sih, tapi kalo dilihat-lihat gak biasanya lo kekgitu. Kalo suka ngomong aja Ksa, nanti serahkan semuanya ke kita. Semuanya bakal kita atur tanpa kesalahan sedikitpun, iya gak Nsell?.”
“Benar tuh. Nyokap lo pasti juga bakalan suka ke Nadine, Nadine kan emang tipe bibi juga.”
“Tipa tipe, ngasal banget lo Ansell! Napa gue harus sepupuan sih sama lo, udah gak tampan, nyebelin lagi.”
“Dihh ngadi-ngadi lu ya. Orang tampan paripurna kekgini dikatain gak tampan. Waras lo?.”
“Tampan mata lo!! Nyebelin banget, punya sepupu tapi akhlaknya ketinggalan diluar angkasa.”
“Dihhh siapa juga yang mau sepepuan sama lo. Ngarep banget lu njirr.”
“Udah weehh !! Yang dibahas murid baru malah pada berantem kenapa jadi sepupuan.” ucap Andra
“Lo pada nanyain kenapa kalian sepupuan? Noh tanya kakek nenek lu kenapa buat nyokap bokap lo jadi saudaraan!!.” ucap Alvaro
“Hahahahaha njirrr iya juga ya.”
“Hahahahaha ngelagg broo.”
“Jadi bener lo suka sama murid baru broo?.” ucap Andra kembali
“Murad murid, dia punya nama woyy!!.” ucap Ansell
“Iya iyaa. Maksud gue Nadine.”
“Nggak lah, pada kenapa sih lo pada ngebahas dia. Lanjutin makan kalian.”
“Ya hanya untuk memastikan lo suka apa nggak, Ntar kalo ada yang lebih dulu suka ke Nadine biar kami yang ngasih peringatan ke orang itu.”
“Main peringatan-peringatan aja lo. Entar ditanyain emang lo siapa ngatur-ngatur dia? Hahhaha.”
“Yaudah kalo lo gak suka mending gue aja, biar yang suka ke Nadine bakalan gue panggil baku hantam.”
“Ambil broo ambill, ikhlas gue mah.”
“Nah loohh!! Kena jebakan batman kan lo. Hahahaha.”
“Apasih gak jelas lo.”
“Udah ngaku aja Ksa.”
“Gak gue gak suka Nadine, mending lo makan deh.”
“Si anyingg.” batin Andra
*Flash back
Nadine berjalan menuju ke tempat duduk setelah membeli makanan. Ketika Nadine sedang makan, Nadine mendengar beberapa percakapan antara para siswi di seberang sana.
”Itu siswa baru disekolah kita kan?. Cantik banget ya.” Puji salah satu dari mereka
“Ya namanya juga setengah bule yang jelas cakeplah!! Gimana sih lo.”
“Eh iya juga ya, Hahahah.”
“Kalian pada nyadar gak sih? Tumben ya Geng-nya Kiran gak bully si Nadine, Kan biasanya mereka suka membully siswa pindahan biar siswa tersebut gak tahan sekolah disini.”
“Jangankan siswa pindahan, siswa yang dinilai mereka dibawah mereka juga bakalan di bully habis-habisan.”
“Iya wehh. Gue masih kasihan lo ingat teman kita yang kelas 1C dibully habis-habisan sama mereka. Belum juga sebulan sekolah udah ditumpahin saus di rambutnya, kaca matanya di injek-injek sampai retak, terus bukunya di tumpahin air.”
“Jangankan lo. Kami semua juga kasihan ke teman kita itu, mereka emang keterlaluan banget kalo ngebully orang. Mana dibully di hadapan banyak orang pula”
“Iya bener, sampai-sampai dia udah gak berani datang ke sekolah. Entah gimana kabarnya sekarang.”
“Kalo gak salah gue pernah dengar katanya dia udah pindah Sekolah ya?.”
“Eh Lea, teman kelas 1C kita yang itukan tetanggan sama lo. Kira-kira gimana ya kabarnya.”
“Mereka udah pindah ke Kota lain. Dulu sepulang sekolah habis kejadian itu, dalam perjalanan pulang menuju rumah gue sempat berpapasan sama dia. Gue berenti bentar buat ngasih tumpangan ke dia. Awalnya dia gak mau masuk ke dalam mobil, terus gue bilang ke dia kalo gue gak sejahat Kiran sama Gengnya. Dia mau masuk ke mobil pun agak ragu gitu. Ngeliat dia nangis dan ada ketakutan dalam wajahnya sontak gue langsung peluk sambil nenangin dia.”
“Wihh baik banget kamu Lea.” timpa Nadine
Mereka terkejut akan kedatangan Nadine di meja tempat mereka makan. Tanpa disadari oleh mereka ketika mereka sedang keasikkan mendengar cerita Lea tentang salah satu teman seangkatan mereka yang dibully habis-habis oleh Geng Kiran, rupanya Nadine juga sedang menguping permbicaraan mereka. Sehingga ketika mendengar teman mereka dibully habis-habisan tanpa ada belas kasih, Nadine pun cukup marah dan ikut terharu mendengar cerita mereka tersebut.
“Nn.. Nadine? Kamu sejak kapan disini?.” ucap salah satu dari mereka
“Belum lama ini kok, Hehehe. Salam kenal ya, Gue Nadine.”
“Iya salam kenal juga.”
Setelah saling memperkenalkan diri satu sama lainnya, Nadine meminta mereka untuk membahas kembali tentang sosok gadis yang mereka bicarakan tadi.
“Maaf ya, Gue ikut nguping pembicaraan kalian sejak tadi.”
“Gak papa kok. Emang seharusnya kamu juga harus tahu hal ini, biar kamu lebih hati-hati ke mereka.”
“Iyaa tenang aja kok. Lea, bisa gak lo lanjutin cerita tentang teman kalian yang dibully habis-habisan. Gue dengarnya sampai terbawa ikut esmochi?.”
“Hahaha ada-ada aja kamu Nad.”
“Jadiii, pas udah gue tenangin dia, dia langsung ngomong ke gue katanya udah gak mau sekolah di sekolah ini. Habisnya, bully-an demi bully-an yang dia terima gak ada habis-habisnya. Makin dia bertahan di sekolah ini, yang ada mental dia bakalan hancur. Jadi pilihan tepat menurut dia ya pindah sekolah aja.”
Mereka hanya diam sambil mengangguk-anggukan kepala
“Terus pas udah mau nyampe rumah dia, gue ikut nganterin dia ke dalam rumahnya. Awalnya dia nolak gue ikut ke dalam rumahnya, tapi karena gue maksa dan pengen cerita hal ini ke orangtuanya, akhirnya di bolehin.”
“Setelah kami mengetuk-ngetuk pintu, ibu nya sedikit kaget dengan penampilan anaknya yang bisa di bilang udah kek habis diculik.”
Flash back off (Kejadian di rumah korban bully Geng Kiran)
Mengetahui anaknya pulang dengan keadaan seperti habis diculik, membuat ibu dari korban bully Geng Kiran sedikit terkejut.
Ibu korban : “Astagfirullah nak, kamu kenapa!? Kenapa pakainmu sangat kotor? Dan ini? Rambutmu sangat acak-acakkan!!. Ini ada apa sebenarnya!?.”
Gadis korban bullying tersebut hanya bisa menangis ketika ditanyai oleh ibunya. Melihat hal itu Lea langsung mengajak mereka ke dalam ruangan untuk menceritakan segalanya.
Lea : “Bu, apa bisa kita bicara sebentar di dalam?.”
Ibu korban : “Boleh nak, boleh. Silahkan masuk.”
Ibu korban : “Nak tolong ambilkan minuman untuk temanmu.” Ucap sang ibu korban kepada anaknya
Lea : “Tidak perlu Bu, tidak usah repot-repot. Lagian saya juga tidak akan lama.”
Ibu Korban : “ Jadi ini ada apa nak.?”
Lea : “ Sebelumnya perkenalkan nama saya Lea Bu.Saya satu sekolah dengan anak ibu, tapi kita hanya beda kelas saja. Selama ini Ibu udah tahu atau anak ibu belum pernah cerita ke ibu?.”
Ibu korban : “Sebenarnya ada apa nak? Anak ibu sangat pendiam, dan dia tidak pernah terbuka dengan keluarganya. Selama ini tidak ada yang pernah ia ceritakan ke ibu.”
Lea : “Jadi gini Bu. Selama ini anak ibu sering menerima perlakuan tidak menyenangkan di sekolah. Dia sering di bully oleh Geng Kiran disekolah. Geng mereka cukup terkenal dikalangan para siswa karena mereka suka sekali membully para siswa yang berada dibawah mereka, begitupun dengan siswa baru pindahan dari sekolah lainnya. Sesuai kejadian yang saya lihat dengan mata kepala saya, anak ibu sering diganggu. Mereka pernah membuang saus di rambutnya, bukunya dituangkan air, kaca matanya di injek-injek, dan yang lebih parahnya lagi Kiran pernah menyuruh anak ibu menembak kakak kelas ditengah-tengah lapangan ketika kakak kelas sedang duduk dengan teman-temannya, bahkan Kiran pun pernah menyuruh anak ibu berpura-pura kesandung dan harus di pangku oleh kakak kelas impian para gadis-gadis disekolah terebut. Dengan begitu mereka mengambil kesempatan agar bisa mempermalukan anak ibu. Selama ini dari kami tidak ada yang berani melawan mereka, siapapun yang berani melawan atau membantah perintah mereka, maka balasan yang akan diterima lebih parah lagi.”
Ibu korban : “(mengelus dadanya sambil menangis) Naudzubillah, kenapa selama ini ia tidak pernah menceritakan semuanya ke ibu? Ibu pikir ia sangat senang dengan sekolah barunya, nyatanya selama ini Ibu salah. Apa mungin karena kita bukan orang berada dan orang kaya seperti mereka sehingga mereka seenaknya memperlakukan anak ibu seperti itu.?”
Lea : “Maaf Bu, Saya harus menceritakan ini semua ke Ibu agar ibu mengambil tindakan yang baik untuk anak Ibu. Jika dia selalu menerima perlakuan buruk itu, mentalnya akan sangat hancur. Kasihan anak Ibu, masa depannya masih panjang, dan ia juga berhak bahagia untuk meraih kesuksessan yang ia impikan.”
Ibu korban : “Baiklah Nak, Terima Kasih atas perhatian dan belas kasihmu terhadap anak Ibu. Ibu akan cepat mengurus kepindahan Sekolahnya.”
Lea : “Bu, bukan saya bermaksud untuk mengusir anak ibu dari Sekolah kami. Tapi melihat ketakuan tadi di wajahnya sedikit membuat hati saya ikut hancur. Maka dengan itu saya harus cepat memberitahukan ini ke Ibu.”
Ibu korban : “Tidak apa-apa Nak, Justru Ibu lah yang harus mengucapkan banyak Terima Kasih kepadamu. Jika saja tidak kau ceritakan segalanya, pasti sampai seterusnya Ibu tidak akan tahu hal ini. Ya Allah betapa sangat memilukan nasib anakku selama ini.”
Lea : “Baiklah Bu, Mungkin hanya itu yang bisa saya lakukan, saya ijin pamit pulang Bu.”
Ibu korban : “ Iya nak, Hati-hati dijalan ya.”
Lea : “Iya Bu. Dan untuk kamu, cobalah terbuka dengan orangtuamu. Setidaknya dengan berbagi cerita kepada mereka, bebanmu sedikit teratasi. Tertutup dengan orangtua bisa saja, tapi lihatlah dulu hal apa yang seharusnya ditutupi. Sayangi kesehatan mentalmu. Jangan berpura-pura kuat dalam menghadapi segalanya. Menangis tidak membuatmu rendah tapi dengan menangis bisa membuatmu sedikit lega” ucap Lea kepada sang Korban
Korban bullying : “Baik, Terima K asih banyak atas perhatian mu Lea.” Memeluk Lea sambil menangis
Lea : “Sama-sama. Gue pamit pulang yah.”
Korban Bullying : “Dahh,, Hati-hati dijalan Lea.” Melambaikan tangan kepada Lea dan di ikut lambaian tangan Lea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
خد بيدي
geregetan banget Kulo Nang geng nya Kiran 😤
2024-03-01
0
Thunder
lanjt
2023-10-14
1
Mimi Bausin
💓👌
2023-09-28
1