...🌸🌸🌸...
...*Happy Reading*...
*
Kinan tersentak kaget saat suara bariton suami nya menggema di ruangan itu. Sungguh, Kinan benar benar merasa jantung nya lepas dari tempatnya saat mendengar bentakan dari Nalen.
"Maaf, aku hanya membantu Bu Marsih membawakan bubur untuk Mas. Permisi," ucap Kinan langsung berlalu pergi setelah menyimpan nampan berisikan makanan untuk suaminya itu.
Tidak ingin mood nya hancur pagi ini karena harus berdebat atau melihat perlakuan suaminya. Kinan pun memilih pergi tanpa mau mendengar ocehan dan gerutuan dari suaminya.
Tidak, Kinan tidak mau merusak mood nya hari ini. Karena siang ini, Kinan akan melakukan sidang skripsinya. Maka dari itu, Kinan harus menjaga mood nya agar tetap baik sampai sidang selesai.
Kinan pun akhirnya pergi meninggalkan kamar Nalen lalu beranjak menuju kamarnya. Bersiap untuk menghadapi hari yang teramat sangat penting dalam hidupnya.
Kinan tidak mau masa 4 tahun yang dia lalui menjadi seorang mahasiswi sia sia begitu saja hanya karena mood nya yang rusak oleh keadaan rumah tangga nya
"Bi, sudah pulang?" tanya Kinan saat keluar dari dalam kamar serta siap pergi ke kampus untuk sidang.
"Iya nyonya, maaf lama tadi terjebak macet. Loh, nyonya mau kemana?" jawab Bi Marsih lalu bertanya saat melihat penampilan majikan nya yang tidak biasanya.
Jauh lebih rapih dan cantik dengan stelan formal yang tengah di pakainya. Tidak seperti biasanya yang hanya menggunakan pakaian santai saat akan pergi ke kampus.
"Saya mau ke kampus Bi. Tolong titip Mas Nalen ya, saya sudah masakan bubur jadi nanti kalau Mas Nalen mau makan tinggal di pasangkan saja ya. Kemungkinan saya akan pulang terlambat, jadi titip Mas Nalen ya," jelas Kinan membaut kerutan di dahi sang art.
Pasalnya, ini pertama kalinya Kinan bilang akan pulang terlambat. Setahu Bi Marsih, setelah 3 bulan tinggal bersama. Kinan tipe wanita yang selalu pulang tepat waktu.
"Pulang terlambat? Kok tumben, nya?" tanya Bi Marsih sedikit kepo.
"Hari ini Kinan sidang skripsi Bi. Doain ya semoga sidang nya lancar dan setelah sidang, rencana nya akan ada makan malam bareng keluarga. Jadi nanti sudah pasti akan pulang terlambat," jawab Kinan.
"Oh, begitu. Baiklah, semoga sukses ya nya sidang nya,"
"Aamiin Bi, terima kasih. Kalau begitu saya pergi ya,"
Kinan pun segera beranjak meninggalkan rumah suami nya itu dan pergi ke kampus. Di depan kampus sudah terlihat Maura yang akan menemani sahabat nya itu saat sidang berlangsung.
"Pagi beastie, tumben udah nongkrong aja di mari," ucap Kinan pada sahabat nya itu.
"Demi siapa coba? Bela belain bangun subuh padahal baru bisa tidur jam 2 dini hari karena sibuk kerja sama kelarin tugas. Tapi, semangat ya, semoga lulus dan bisa wisuda tahun ini," jawab Maura yang membuat Kinan terharu.
"Terima kasih ya, loe juga. Semoga sidang loe minggu depan juga lancar dan kita wisuda sama sama tahun ini,"
"Aamiin, ya udah yuukk ah. Lebih kita segera kesana,"
Kedua gadis itu pun akhirnya pergi kenarah gedung dimana Kinan akan melakukan sidangnya hari ini.
*
*
Sementara itu di rumah....
Nalen tampak baru saja bangun saat mendengar pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang.
Ceklek
"Iya Bi, ada apa?" tanya Nalen dengan suara serak nya, khas orang baru bangun tidur.
"Di bawah ada tamu tuan yang mencari anda," jawab Bi Marsih.
"Siapa? Saya tidak ada janji sama siapa siapa," tanya balik Nalen.
"Kata nya sudah buat janji kok tuan. Makanya saya persilahkan masuk,"
"Ya sudah tidak apa apa. Biar saya kebawah, tapi lain kali. Tolong konfirmasi dulu pada saya sebelum mempersilahkan masuk, ya."
"Baik tuan, maafkan saya."
"Ya sudah, lebih baik Bibi lanjutkan saja pekerjaan Bibi. Tamu nya biar saya yang urus,"
"Baik tuan, permisi."
Bi Marsih pun segera pergi kembali ke arah dapur sedangkan Nalen pergi ke ruang tamu untuk menemui tamu nya.
Dengan kepala yang masih berdenyut, dan juga badan yang masih terasa lemas. Nalen memaksa langkah kakinya menuju ke lantai bawah.
"Tiara, ada apa kemari?" tanya Nalen pada seorang wanita yang tengah duduk di ruang tamu, menunggu tuan rumah nya datang.
"Nalen, bagaimana kabar mu? Kata orang kantor kamu sakit, makanya aku kemari," jawab wanita bernama Tiara itu.
Tiara pun langsung bangun dari duduknya lalu menghampiri Nalen yang masih berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk.
"Kamu sakit apa? Kita ke dokter ya," lanjut Tiara bergelayut manja di lengan Nalen.
Nalen yang merasa kurang nyaman dengan perlakuan Tiara mencoba berusaha melepaskan tangan Tiara di lengannya. Namun wanita itu tampak ngeyel dan seakan tidak peduli dengan penolakan dari Nalen.
Wanita itu semakin mempererat belitan tangan nya lalu menyandarkan kepalanya di bahu Nalen dengan begitu mesranya.
"Aku Mencemaskan kamu Nalen, kita ke dokter ya." lanjut Tiara lagi.
"Tidak perlu, aku akan baik baik saja setelah istirahat. Tolong lepas Ra, aku tidak nyaman." jawab Nalen kembali mencoba melepaskan belitan tangan Tiara di lengan nya.
"Tapi aku kangen Len, biarkan aku begini dulu." jawab Tiara kekeh dengan apa yang du lakukan nya pada Nelan tanpa mau peduli akan ketidak nyamanan Nalen saat Tiara memeluk lengan kokohnya.
"Tapi Ra, aku___,"
Ceklek
Deg
Ucapan Nalen terhenti manakala pintu rumah itu terbuka dari arah luar. Seketika ke tiga orang itu sama sama di buat kaget.
Nalen menatap datar pada wanita yang baru saja masuk dengan menggunakan pakaian formal lengkap dengan selendang ucapan selamat. Yang membuat Nalen mengerutkan dahi nya.
"Nan, kok bengong. Ayo cepat, kita sudah di tunggu yang lain,"
Seruan suara Maura membangunkan Kinan dari lamunan nya. Kinan menatap nanar ke arah suami dan juga wanita yang kemarin sempat mereka lihat di mall bersama dengan suaminya.
Karena di buru oleh waktu, Kinan pun mengabaikan Nalen dan wanita itu. Kinan berlalu begitu saja masuk kedalam kamarnya tanpa menyapa Nalen sama sekali.
Tidak lama, Kinan pun kembali keluar dari dalam kamar dengan menggunakan pakaian yang berbeda dari yang tadi.
Saat tiba di ruang tamu dan akan kembali keluar, Kinan hanya melirik sekilas Nalen yang sudah duduk di sofa dengan wanita yang tadi.
Saat Kinan melewati Nalen, dan tiba di pintu. Bertepatan dengan seorang pria datang menghampiri dan tersenyum lembut pada Kinan.
"Sudah? Ayo, kita sudah di tunggu." ucap nya pada Kinan lalu menggandeng tangan Kinan meninggalkan rumah itu.
Dan tanpa Kinan sadari, sepasang mata tengah menatap nya cukup tajam dengan kedua tangan yang terkepal kuat saat melihat Kinan pergi begitu saja bersama seorang pria asing bahkan tanpa menyapa nya seperti yang biasa Kinan lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Inooy
napa hrs marah Len..situ jg kan sama lg berduaan ma cewe kamu......
2024-09-05
0
Inooy
Maura sahabat yg perhatian dn pengertian bgt, dn g pernah memanfaatkan Maura yg notabene dr kluarga berada...❤️
2024-09-05
0
Inooy
klo aq jd kamu Naan, udh aq tinggalin tuh s Nalen..tiap hari kerjaan nya ngebentak klo ad salah udh gtu kamu g d anggap ad ma s Nalen...pengen ta getok tuh pala nya biar g oleng teruuus 😤
2024-09-05
0