...🌸🌸🌸...
...*Happy Reading*...
*
"Mas baru pulang?" tanya Kinan saat melihat suaminya baru saja memasuki rumah nya.
Lagi dan lagi, Nalen hanya melirik sekilas lalu berlalu begitu saja melewati Kinan tanpa menjawab sepatah kata pun pada Kinan.
Namun, langkah Nalen tiba tiba terhenti saat Kinan mencekal pergelangan tangan nya. Hingga membuat Nalen menatap penuh dengan tanya.
"Aku sedang mengajak Mas bicara? Apa Mas tidak mendengarnya?" tanya Kinan memberanikan diri menahan Nalen agat tidak beranjak begitu saja tanpa menjawab pertanyaan darinya.
"Lepas, aku harap ini terakhir kalinya kamu lancang dengan menyentuh tubuh ku. Ingat Kinan, aku tidak memberikan hak apapun terhadapmu untuk ikut campur dalam hidupku," ucap Nalen menghempaskan tangan Kinan dengan cukup kasar hingga membuat tubuh gadis itu sedikit limbung.
Sakit, rasa itu lagi lah yang kembali Kinan dapatkan dari seorang Nalendra Adiwijaya. Pria yang dengan lantang nya menyebutkan nama nya dalam ijab kabul 3 bulan yang lalu.
Namun, untuk pergi pun Kinan terlalu enggan. Rasa cinta nya pada pria itu membuat Kinan harus rela menahan semua rasa sakit agar bisa tetap bersama dengan nya.
Tak mengapa jika dirinya tak di anggap, tak mengapa jika dirinya di khianati. Yang terpenting, Kinan masih menyandang status istri sah dari Nalen.
"Kapan kamu akan melihatku Mas. Aku begitu mencintaimu, tapi mengapa sulit sekali membuatmu jatuh cinta padaku," gumam Kinan menatap punggung Nalen yang perlahan menjauh lalu menghilang di ujung tangga.
"Nyonya, apa makanan nya perlu saya hangatkan?" tanya salah satu art di rumah itu yang berhasil membangunkan Kinan dari lamunan nya.
"Ya ampun Bi Marsih. Bikin kaget saja," jawab Kinan sambil mengusap dada nya karena kaget.
"tidak perlu Bi. Bibi masukan saja ke dalam kulkas, biar besok masih bisa di makan setelah hangatkan. Setelah itu istirahatlah, ini sudah terlalu larut." jawab Kinan yang membiarkan art nya untuk segera beristirahat.
Karena saat ini jam sudah menunjukan pukul 23.30 wib. Dan seharusnya, para art nya itu sudah beristirahat sedari jam 9 malam. Namun, Bi Marsih bersikeras membantu dan menemani Kinan untuk menyiapkan makan malam untuk suaminya.
Namun, lagi dan lagi. Untuk kesekian kalinya lagi, jangan kan memakan masakan Kinan. Meliriknya saja Nalen tidak pernah, namun Kinan seolah kebal akan hal itu.
Gadis iti tidak punya rasa jera sama sekali. Dia tetap akan menyiapkan makanan untuk Nalen dengan begitu antusias meski pada akhirnya hanya para art lah yang memakan masakan nya, seperti yang sudah sudah.
"Baiklah, kalau begitu Bibi ijin istirahat ya nyonya." jawab Bi Marsih pamit pada majikan nya untuk beristirahat.
"Iya, pergilah. Maaf sudah membuat Bibi jadi terlambat untuk beristirahat,"
"Jangan sungkan nyonya. Ini sudah jadi kewajiban saya sebagai pegawai dan sebagai orang yang sudah banyak Nyonya bantu,"
"Sudahlah, jangan mengungkit itu lagi. Pergilah, Bibi pasti lelah."
"Baiklah, saya permisi nyonya."
Bi Marsih pun akhirnya pergi meninggalkan majikan nya untuk membereskan makanan yang masih tertata dengan rapih di atas meja.
Sementara Kinan sendiri langsung masuk kedalam kamarnya. Tubuh nya terasa begitu lelah padahal Kinan hidup cukup nyaman dan santai.
Gadis yang masih menyandang status sebagai mahasiswi tingkat akhir itu keseharian nya hanya ke kampus dan diam di rumah. Tidak ada pekerjaan berat yang dia lakukan.
Mau apapun tinggal pesan dan semua langsung tersedia hanya dengan menggerakkan jari nya saja. Terlahir dalam keluarga yang termasuk kaya raya membuat isi dompet Kinan penuh meski dirinya hanya berleha leha dikamar.
Berbeda dengan Maura yang harus rela bekerja paruh waktu demi manambah uang saku nya. Beruntung Maura memiliki sahabat yang tidak akan membuatnya kesusahan. Meski begitu, Maura tetap menjalankan pekerjaan nya dan tidak bergantung pada Kinan saja.
*
*
Ke esokan pagi nya...
"Bi, tolong bangunkan Mas Nalen ya? Sudah saat nya Mas Nalen pergi ke kantor. Tapi sepertinya Mas Nalen belum bangun," titah Kinan yang memang di larang keras mendatangi kamar suaminya.
Ya, sejak awal menikah Kinan memang dilarang keras menaiki lantai 2. Di mana kamar Nalen berada. Kinan sendiri menempati kamar tamu yang berada di lantai bawah.
Maka dari itu setiap Nalen bangun kesiangan hanya Bi Marsih yang bisa membangunkan pria itu dan hanya di Marsih lah yang diberi izin oleh Nalen untuk membangunkannya.
"Baik nyonya, kalau begitu saya ijin naik ke atas dulu," jawab Bi Marsih, lalu bergegas menuju ke lantai atas. Di mana kamar tuannya berada.
Tok
Tok
"Maaf tuan, Apa Tuan sudah bangun? Ini sudah waktunya Tuan pergi ke kantor," seru bi Marsih dari balik pintu kamar Nalen.
Ceklek
Pintu kamar pun lalu terbuka, dan menampilkan Nalen dengan wajah yang pucat pasi hingga membuat bi Marsih tersentak kaget.
"Tuan, anda baik baik saja?" tanya bi Marsih saat melihat ke adaan tuan nya.
"Saya tidak akan pergi ke kantor Bi, saya tidak enak badan. Jadi, saya akan istirahat di rumah saja," jawab Nalen dengan nada bicara yang lemah dan sedikit serak.
"Baik tuan, kalau negitu istirahatlah. Saya akan bilang sama nyonya tentang kondisi anda," jawab bi Marsih dengan wajah yang panik.
Nalen sendiri tidak menjawab, lalu kembali menutup pintu kamarnya. Setelah Nalen menutup pintu kamar itu. Bi Marsih pun segera memberi tahukan kondisi tuan nya pada Kinan.
"Kalau begitu saya akan masak bubur, biar Mas Nalen bisa minum obat," jawab Kinan setelah mendapat kabar jika suami nya tengah sakit.
30 menit berlalu dan bubur untuk Nalen pun telah siap di atas nampan. Namun Kinan bingung cara memberikan bubur itu pada Nalen. Pasalnya, pria itu sudah mewanti wanti agar Kinan tidak memasuki wilayahnya.
Kinan pun di landa dilema. Antara mengantarkan bubur itu sendiri atau menunggu bi Marsih yang tengah membelikan nya obat untuk Nalen karena persediaan obat di rumah ternyata sudah kosong.
Namun menunggu bi Marsih pun rasanya terlalu lama. Karena bi Marsih belum kembali juga padahal bi Marsih sudah pergi sejak 30 menit yang lalu.
Akhirnya, setelah mempertimbangkan resikonya. Kinan pun nekad memasuki wilayah suaminya. Dan nekad memasuki kamar dari pria itu.
Dengan sebuah nampan di tangan nya, Kinan masuk kedalam kamar Nalen untuk pertama kalinya setelah mereka menikah 3 bulan lamanya.
Kinan mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru kamar yang di desain benar benar khas kamar seorang pria.
Namun saat masuk kedalam kamar itu, Kinan tidak mendapatkan sosok Nalen di sana. Kinan pun menyimpan nampan berisikan satu porsi bubur lengkap dengan susu hangat di atas nakas dekat ranjang dan berniat untuk pergi.
Namun langkah nya terhenti saat mendengar suara bariton yang menyerukan namanya dengan begitu menggema di seluruh ruangan.
"Kinan Artanegara, lancang sekali kamu masuk ke dalam kamarku,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Inooy
iih s Nalen g ada baik2 nya, tau g tuh Kinan bikinin bubur bwt kamu krn dia tau kamu lg sakit..bkn nya makasih malah ngebentak Kinan....
mesti nya bersyukur Kinan masih perhatian ma kamu, skalipun sikap kamu g ada baik2 nya k Kinan..🤦♀️😖
2024-09-05
0
Inooy
nyesek baca nya..🥺
2024-09-05
0
Hilmiya Kasinji
jangan sampai terjebak dg cinta goblok dan picek. karna kita akan semakin terinjak2 jika tidak terbalas
2024-07-08
2