Marlina nampak terkejut ketika mendengar permintaan sang papa yang ingin bertemu dengan kekasihnya, Marlina mencoba mencari alasan untuk papanya tidak bertemu dengan kekasihnya saat ini namun papanya masih saja mendesak supaya kekasihnya itu bisa datang ke rumah ini karena ia ingin bicara padanya.
“Sebenarnya apa yang ingin Papa lakukan padanya?”
“Apa maksudmu? Tentu saja Papa ingin berbincang dengannya, memangnya apalagi?”
Marlina tak dapat memercaya begitu saja apa yang papanya katakan, ia tahu betul karakter papanya, ia khawatir kalau mengundang pria itu ke sini justru malah berakhir menjadi mala petaka dan ia tak mau hal itu terjadi.
“Kamu tak perlu khawatir karena aku tak akan melakukan hal yang buruk padanya.”
Marlina nampak terkejut dengan apa yang papanya katakan barusan, Marlina pun tak memiliki pilihan yang lain selain menuruti apa yang papanya perintahkan barusan. Silvio nampak tersenyum puas karena akhirnya putrinya itu mau mendengarkan apa yang dikatakan olehnya. Marlina kemudian meraih ponselnya dan mencoba menghubungi pria itu, tidak lama kemudian akhirnya pria itu pun menjawab telepon dari Marlina.
“Halo Marlina?”
“Kamu sedang di mana sekarang?”
“Aku? Tentu saja sedang di rumah baru pulang bekerja, kenapa memangnya?”
“Bisakah kamu datang ke sini? Alamatnya akan aku kirimkan padamu.”
Setelah itu Marlina menutup sambungan telepon dan mengrimkan alamat rumah ini pada kekasihnya, Silvio nampak tersenyum melihat putrinya yang menghubungi pria itu. Marlina mengatakan bahwa papanya jangan sampai melakukan hal yang buruk pada pria itu.
“Papa sudah berjanji, sayang. Apakah kamu tak memercayai, Papa?”
Marlina menghembuskan napasnya kesal dan kemudian segera berlalu meninggalkan sang papa yang masih berdiri di tempatnya, tidak lama setelah Marlina pergi sang istri menghampiri Silvio dan bertanya apa yang sebenarnya dipikirkan oleh suaminya ini.
“Kamu akan lihat sendiri apa yang akan terjadi, Alexa.”
Setelah mengatakan itu Silvio langsung pergi meninggalkan istrinya yang masih penasaran apa yang akan dilakukan oleh suaminya itu pada pria yang dekat dengan Marlina.
****
Marlina menunggu dengan gelisah di teras rumah kedatangan kekasihnya itu, kemudian ponselnya berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk, ketika Marlina melihat layar ponselnya tertera nama pria itu dan tanpa membuang waktu tentu saja Marlna langsung menjawab panggilan telepon tersebut.
“Kamu sudah di depan?”
“Iya, aku sudah di depan, satpam tak mengizinkanku masuk.”
“Tunggu sebentar, aku akan ke depan.”
Marlina kemudian pergi ke pintu depan untuk bicara pada satpam bahwa pria itu adalah tamunya, setelah satpam diberitahu oleh Marlina maka satpam pun mengizinkan pria ini untuk masuk ke dalam rumah.
“Rumah siapa ini, Marlina?”
“Kamu akan tahu nanti.”
Marlina membawa pria itu masuk ke dalam rumahnya dan mereka menuju meja makan yang mana Silvio dan sang istri sudah menunggu mereka, pria itu nampak terkejut melihat wajah Silvio yang selama ini hanya dilihatnya di layar televisi atau berita internet saja.
“Selamat datang Malek, silakan duduk.”
“Terima kasih Tuan.”
Pria bernama Malek itu dipersilakan duduk dan ia pun duduk di kursi bersebelahan dengan Marlina, Silvio nampak tersenyum dan kemudian ia meminta pria itu untuk makan hidangan yang tersedia di meja makan.
“Silakan nikmati hidangan makan malam ini.”
“Iya Tuan, terima kasih banyak.”
****
Malek tidak berani bertanya lebih banyak mengenai apa yang sebenarnya terjadi di sini walaupun sebenarnya ia penasaran sekali apa yang terjadi, kenapa Silvio ada di rumah ini dan hubungannya apa dengan Marlina.
“Apakah kamu tahu kenapa alasanku mengundangmu ke sini?”
“Tidak Tuan.”
“Kamu adalah kekasih putriku, bukan begitu?”
Malek terkejut ketika mendegar pertanyaan dari Silvio barusan, ia menatap Marlina meminta penjelasan pada wanita itu mengenai apa yang dikatakan oleh Silvio. Marlina tak bisa menjelaskan apa pun dan ia hanya menundukan kepalanya, Silvio mengatakan bahwa Marlina adalah putrinya bahkan ia memerlihatkan foto keluarga mereka yang ada di ruang makan ini.
“Lihat sendiri, foto itu?” tunjuk Silvio.
Malek memerhatikan foto keluarga itu dan memang benar ada Marlina di sana, ia tak menyangka bahwa selama ini Marlina tidak jujur mengenai identitasnya sebagai putri politikus terkenal se seantero Italia.
“Aku langsung masuk pada intinya saja, Malek aku tahu bahwa selama ini putriku tak jujur mengenai siapa dirinya yang sebenarnya dan ia sangat mencintaimu namun kamu tahu dalam dunia seperti kami, koneksi dan kekuasaan menjadi hal yang paling utama.”
“Papa!”
“Aku meminta Marlina untuk menikah dengan anak dari rekan kerjaku dan ia bersedia untuk menerima pernikahan itu.”
Malek nampak terkejut dengan ucapan Silvio barusan, ia meminta Marlina untuk jujur mengenai apakah yang dikatakan oleh Silvio barusan itu benar.
****
Marlina mengajak Malek bicara di halaman belakang rumah, Marlina mengatakan semuanya pada Malek bahwa semua yang dikatakan oleh papanya adalah benar. Ia meminta maaf pada pria ini karena ia harus mengambil keputusan ini, ia tak bisa melawan apa yang sudah menjadi ketetapan sang papa atau nyawa Malek menjadi taruhannya.
“Aku minta maaf dan aku harap kamu dapat mengerti mengenai hal ini.”
“Jadi semua harus berakhir seperti ini?”
“Aku minta maaf, semoga kamu mendapatkan orang lain yang dapat mencintaimu.”
Obrolan malam itu terasa begitu pedih dan menyakitkan karena keduanya saling mencintai namun pada akhirnya takdir berkata bahwa mereka tak dapat bersama selamanya seperti apa yang sudah pernah mereka impikan sebelumnya.
“Apa yang papamu katakan memang benar, kamu dan aku tidak setara.”
“Malek….”
“Aku dapat menerima keputusan ini, semoga kamu bahagia dengan pria itu.”
Setelah mengatakan itu Malek langsung pergi meninggalkan Marlina, tentu saja Marlina sedih sekali dengan perpisahan ini namun ia tak dapat melakukan apa pun.
“Maafkan aku, maafkan aku.”
Malek berpamitan pada Silvio dan ia berterima kasih karena sudah diundang makan malam di rumah ini, Silvio mengatakan bahwa ia akan membantu Malek mendapatkan pekerjaan kalau pria ini mau namun Malek menolak, ia mengatakan bahwa ia sudah cukup dengan pekerjaannya saat ini.
“Saya permisi dulu.”
****
Alexa masuk ke dalam kamar putrinya dan mendapati Marlina memandangi foto Malek di ponselnya dan tentu saja Alexa langsung menghapus foto itu dan membuat Marlina marah dengan tindakan mamanya ini.
“Apa yang sudah Mama lakukan ini?”
“Mama hanya melakukan apa yang seharusnya Mama lakukan, pria itu tidak setara dengan kita jadi biasakan dirimu untuk menjadi istri yang baik untuk Giovani kelak.”
Marlina hanya diam dan tak menanggapi apa yang dikatakan oleh mamanya, Alexa juga menghapus semua kontak dan sosial media Malek dari ponsel Marlina, ia mengatakan bahwa kalau sampai Marlina ketahuan mencoba menghubungi Malek lagi maka dirinya tak akan tinggal diam.
“Kamu tahu kan apa yang dapat Mama lakukan? Jadi bersikaplah menjadi gadis baik, paham?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments