Bukan dia yang dulu
Hiruk pikuk jalanan di malam hari membuat suasana menjadi terdengar bising. Namun, tidak dengan kehidupan di dalam mobil yang dikemudikan dengan sedikit cepat, mengabaikan ucapan dan dengusan kesal wanita di samping pengemudi, yakni Annora.
Annora sangat kaget saat tiba-tiba ada orang yang menariknya dengan kasar dan membawanya masuk kedalam mobil, bahkan semkin kaget saat tahu orang yang menariknya adalah Aric, pria di masalalunya. Annora ingin keluar dari mobil, namun sayang Aric telah mengunci mobilnya hingga pintu mobil tidak bisa di buka dan yang lebih anehnya dia hanya diam tidak memperdulikan rontaan Annora maupun ucapan Annora yang terus minta di keluar dari mobil.
Kuda besi beroda empat itu kini terparkir dengan gagah di besment apartemen elite, dan Annora tahu bahwa ini apartemen tempat tinggal Aric dulu, yang lebih memilih tinggal sendiri ketimbang tinggal di rumah megahnya bak istana.
Aric membuka mobilnya lalu turun dan membuka pintu mobil sebelah, tempat Annora duduk. Menarik kembali tangan itu membuat Annora meronta namun nihin itu tidak membuatnya terlepas dari genggaman tangan besar Aric, sehingga pada akhirnya dia di bawa masuk kedalam apartemen.
duk....
Suara punggung kecil Annora beradu dengan pintu saat Aric mendorongnya dan kini menghimpit dirinya di antara pintu dan tubuhnya, sedangkan matanya menatap Annora dengan tajam hingga tak lama sebuah senyuman tersemat di bibirnya, senyuman yang menakutkan bagi Annora saat melihatnya.
"Aric, tolong lepaskan aku!" Annora mencoba mendorong tubuh Aric tapi Aric sama sekali tak berpindah dari tempatnya dan kini malah mencengkram kedua tangan kecil Annora dan meletakanya di atas kepala, mencengkram kedua tangan itu dengan sebelah tangannya.
"Setelah berpisah sepertinya kau semakin baik Annora!" ucap Aric, suara beratnya berdengung indah di telinga Annora menciptakan rasa rindu yang tak tersampaikan selama ini.
"Tidak kusangka kita akan bertemu kembali, bagaimana sekarang kehidupanmu?" ucapnya lagi dengan mata bergulir meneliti setiap inci wajah Annora yang baginya masih tetap sama cantiknya seperti dulu, bahkan kini wanita yang berada di sampingnya semakin terlihat cantik.
"Seperti yang kau lihat." ucap Annora, matanya juga meneliti setiap pahatan pria tampan di depannya, sehingga kerinduannya semakin mendesak di dalam dada.
"Ternyata kehidupan seseorang yang telah menghancurkan hati seseorang yang telah mencintainya dengan tulus bisa jauh lebih baik ya, aku kira sebuah karma akan menghampirimu!" ucap Aric membuat Annora yang yang mendengarnya merasa sedih, karena Aric salah, kehidupannya kini jauh dari kata lebih baik setelah rasa bersalah itu masih tertinggal dengan indah dihatinya.
Annora hanya diam, tidak menjawab ucapan Aric, dia hanya memalingkan wajahnya dengan napas yang memburu menahan semua gejolak dihatinya. Sedangkan Aric tersenyum tipis melihatnya, lalu dengan pelan tangannya menyelusuri wajah cantik Annora dengan lembut, hingga kelembutan itu berubah menjadi sebuah cengkraman di dagu Annora.
"Lihat aku Annora!" perintahnya membawa wajah Annora untuk melihatnya.
"Lihatlah aku! apa kau masih ingat apa yang telah kau lakukan padaku lima tahun yang lalu," ucapnya dengan geram. Terus mengcengram dagu Annora hingga Annora merasakan nyeri di dagunya.
"Jawab!" ucapnya lagi dengan membentak membuat Annora kaget dan memejamkan matanya secara refleks.
"Tidak ada yang perlu aku jawab Aric! lebih baik sekarang lepaskan aku! aku ingin pulang." ucap Annora membuat Aric yang mendengarnya semkin geram, dan tanpa aba aba dia langsung mencium bibir Annora, meluma*nya dengan rakus serta menggigit bibir Annora agar terbuka, mengalahkan pertahanan Annora hingga bibirnya itu terbuka dan Aric tidak membung kesempatan itu, dia langsung mengobrak abrik mulut Annora dengan lidahnya, bahkan napas mereka memburu di setiap ciuman yang mereka lakukan.
Annora kehabisan napas saat ciuman Aric terus berlanjut membuatnya meronta, mencoba memukul punggung Aric, namun Aric tidak memperdulikan rontaannya terus mencium bibir Annora dengan rakus sekan tengah kehausan di triknya matahari siang hari.
"engh.....! Annora melenguh saat tangan Aric merambat ke dadanya dan meremas pelan kedua miliknya sehingga membuat Annora dibuat kelimpungan, sebuah sensasi yang baru di raskannya. Aric yang melihatnya segera menghentikan kegiatannya dan tersenyum tipis dengan memandang Annora penuh rasa jijik.
"Lihatlah Annora, kau begitu menikmati ciumanku, tapi masih bilang lepaskan," ucapnya.
"terlihat sangat munafik bukan? pasti selama ini kau selalu bermain dengan banyak pria lain sehingga lenguhanmu tadi sangat terdengar begitu berpengalaman." ucapnya lagi membuat wajah Annora memerah dengan mata bergulir menatap Aric, tidak menyangka Aric akan mengatakan itu padanya.
Saat merasa Aric tak memegang tanganya lagi Annora mendorong tubuh Aric, hingga tubuh Aric sedikit menjauh darinya dan dengan cepat dia membuka pintu apartment hendak pulang, namun pintu itu tidak bisa di buka dan Annora tidak tahu kode pintunya. Annora berbalik melihat ke Arah Aric yang masih tersenyum mengejek padanya.
"Tolong buka pintunya! biarkan aku pergi!" mohon Annora namun Aric hanya diam dan melangkah maju mendekati Annora, kembali menghimpit tubuhnya.
"Apa yang akan kau berikan jika aku membiarkanmu pergi dari sini?" ucapnya, membuat Annora kembali menatap mata tajamnya.
"Apapun, tapi tolong aku harus pergi" ucap Annora. Tubuhnya terasa lelah sekarang, setelah bekerja seharian di tambah lagi harus bertemu dengan Aric hingga bisa sampai disini sungguh Annora butuh istirahat.
"Apapun?" ucap Aric, bibirnya masih tertarik tapi Annora tahu itu sebuah senyuman yang sangat menakutkan.
"Iya apapun, tapi tolong biarkan aku pulang!" ucap Shella hingga dia di kagetkan dengan suara ponselnya yang bergetar dan dengan cepat dia membuka ponselnya. ternyata tessy temannya mengirim pesan, memberi tahu bahwa ibunya keadaan ibunya tiba-tiba memburuk membuat Annora yang membacanya menjadi panik.
"Tolong Aric! biarkan aku pergi! aku mohon," ucapnya. melihat kearah Aric dengan penuh permohonan, ibunya sedang tidak baik baik saja sekarang dia harus segera kerumah sakit.
"Baik, aku akan membiarkanmu pulang tapi tidurlah dulu denganku Annora!" ucap Aric mantap Annora dengan tajam, sedangkan Annora tercengang dengan permintaan Aric, kenapa Aric bisa menjadi seperti ini.
"Apa kau gila!" ucap Annora marah, namun Aric malah tertawa membuat Annora semakin bingung sungguh Aric yang dulu tidak ada di diri Aric sekarang, semuanya benar-benar berubah.
"Kenapa? itu hanya sebuah permintaan kecil, bukankah kau sudah pernah tidur dengan pria lain Annora, apa kau lupa? jadi tidak ada salahnya aku meminta itu bukan, jangan sok suci!" ucapnya. Membuat hati Annora sakit mendengarnya, dia merasa begitu di rendahkan oleh Aric.
"Aric kumohon jangan gila! tolong biarkan aku pergi!" ucap Annora, matanya sudah berembun menahan air mata yang mendesak ingin jatuh
"kubilang aku akan membiarkanmu pergi, asal kau mau tidur denganku, dan tenang saja aku akan membayarmu!" ucapnya lagi, meruntuhkan pertahanan Annora yang tidak ingin air matanya jatuh, namun kini air mata itu berjatuhan mewakili betap sakitnya hatinya, perkataan Aric sungguh membuat dirinya sakit.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
𝐈𝐬𝐭𝐲
cerita sekarang aric kejam thor...
2023-11-17
0
bunda dad
masih penasaran, masalah apa yang bikin mreka putus
2023-10-03
0