Akhir pekan...
Ayra tengah berbaring diatas kasur sambil memainkan ponselnya. Ia merasa bosan sebab tak bisa keluar rumah, ia masih harus mengistirahatkan kakinya.
"Ay Ay Ay, jalan yuuukkkkk, bosen nih" ajak Tian memasuki kamar Ayra. Ia membuka gorden dan jendela, membiarkan cahaya matahari masuk.
"Tumben, biasanya loe sibuk tuh cari kesempatan buat deketin Yasmin"
"Hehehe, sebenarnya gue mau cari hadiah buat Mamanya Yasmin"
"Mamanya Yasmin?"
"Iya besok ulangtahun Ay, temenin gue ya, please!!!"
Ayra mengangguk, ia mengatakan akan bersiap-siap dengan cepat. Tian bersemangat dan kembali pulang ke rumahnya. Setelah beberapa saat, Ayra pun keluar rumah menghampiri Tian. Mereka menaiki motor dan pergi ke salah satu mall, mencari hadiah terindah untuk mengambil hati Mama Yasmin.
Kedua remaja itu masuk kedalam toko perhiasan, Ayra sedikit ragu saat masuk kedalam sana. Ia rasa itu bukanlah tempat untuk mereka membeli hadiah, lebih tepatnya harga disana mungkin terlalu mahal untuk mereka.
"Yan, harus ya beli disini? Pasti mahal banget Yan" bisik Ayra.
"Iya gak apa-apa, gue punya tabungan kok. Ay, kita tidak akan mempermasalahkan harga saat hadiah untuk orang yang spesial"
Ayra mengernyitkan keningnya, ia tak mengerti apa yang Tian pikirkan. Ini bukanlah hadiah untuk Yasmin, tapi untuk Mama Yasmin, Ayra berpikir jika Tian sangatlah bodoh. Tetapi gadis itu tetap menemani Tian memilihkan hadiah. Seandainya wajah bahagia Tian itu karena Ayra, Ayra ingin waktu berhenti saat itu juga.
Sehabis membeli hadiah, Ayra dan Tian singgah di sebuah kafe. Kafe yang sangat populer dikalangan para remaja akhir-akhir ini. Itu adalah kafe milik komunitas sang Kakak, kafe yang hanya buka siang hari untuk umum.
Tian memilih tempat duduk di dekat jendela, Ayra hanya mengikuti kemana pemuda itu pergi.
"Aaah, mau makan ini yuk Tian" ucap Ayra menunjukkan pizza.
"Gak ah, lagi pingin makan nasi. Loe aja yang pesen, kalau gak habis bawa pulang"
Gadis itu menatap Tian dengan seksama, entah kenapa rasanya pemuda itu sangatlah berbeda. Bukan Tian yang Ayra kenal selama beberapa tahun ini. Setelah makanan datang pun, Tian masih sibuk dengan ponselnya. Pemuda yang selalu rewel dengan berbagai pertanyaan pada Ayra, kini hanya diam berfokus pada ponselnya.
"Tian, sibuk banget sih sama hpnya. Gue dicuekin"
"Ah sorry-sorry Ay, lagi chatting sama Yasmin. Yah kita mulai dekat sejak hari itu gue anterin dia ke toko buku"
"Ohh, kok loe gak bilang ke gue sih. Gue nunggu lama loh waktu itu"
"Sorry Ay, tapi gue yakin loe pasti ngerti kan. Ini demi kelangsungan hidup kisah cinta gue"
Ayra kembali memakan makanannya, ia tak lagi mencoba berbicara dengan Tian. Rasanya suasana semakin canggung tanpa sebab. Tian tiba-tiba berdiri bersorak riang, senyuman bahagia itu sungguh membuat wajah Tian semakin terlihat tampan.
"Ay, pulang naik taksi ya. Gue mau jemput Yasmin, dia ada didekat sini. Makasih ya udah nemenin gue, gue yang traktir" ujar Tian kemudian berlari pergi.
Belum sempat Ayra mengatakan apapun, ia terdiam memandangi punggung Tian yang perlahan menjauh. Ayra menatap ke meja, bahkan Tian tak menghabiskan makanannya. Benar-benar pemuda yang berbeda, orang yang tak Ayra kenal.
"Ayra, kita ketemu terus ya. Makan sendirian?" Tanya Fais yang berdiri di samping meja Ayra.
"Kak Fais, mau kemana?"
"Gak tau juga, lagi bosen nih. Loe habis makan mau kemana? Ada acara?"
Ayra menggelengkan kepalanya, ia menatap Fais dalam diam. Membuat pemuda itu salah tingkah dengan wajah memerah. Fais tertawa canggung sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ikut gue mau gak?" Ajak Fais.
"Mau, gue juga lagi bosen. Gak tau mau apa"
Fais tersenyum megah, ia menoleh ke arah teman-temannya yang mengacungkan jempol. Ayra tak menyadari hal itu, ia pun mengikuti kemana Fais pergi. Mobil Fais melaju perlahan keluar parkiran kafe, ia tak memberitahu kemana membawa gadis itu pergi. Tapi Ayra tampak tak keberatan dan percaya pada Fais.
Cukup lama mereka berkendara, tempat tujuan mereka adalah pantai. Ayra begitu bersemangat melihat air laut. Fais mengeluarkan barang-barang nya dan mengajak Ayra ke tempat tujuan.
Disana terlihat beberapa orang yang sudah menunggu. Fais meminta maaf karena sedikit terlambat, ia penasaran mengenai perbincangan Tian dan Ayra sebab itulah terlambat datang.
"Kita mau ngapain Kak?" Tanya Ayra memperhatikan sekitar.
"Mau ambil foto prewed, kamu jangan jauh-jauh ya mainnya" jawab Fais.
Ayra mengangguk dan pergi menuju ayunan dibawah pohon. Disana juga terdapat peralatan foto Fais dan properti lainnya. Sambil menjaga barang-barang, Ayra bermain ayunan disana seraya menghias ayunan tersebut sebab akan dijadikan properti setelahnya.
Mata Ayra sesekali melihat ke arah lain, ia melihat ada banyak pasangan disana. Sepertinya menyenangkan menghabiskan waktu bersama kekasih ke pantai.
"Bal, fotoin gue sama Ayra" bisik Fais kala mereka sudah selesai pemotretan.
"Yoi bro, buruan loe dorong ayunannya" saran Ikbal.
Fais berjalan menghampiri Ayra, ia memegang tali ayunan dari belakang gadis itu. Keduanya berbincang sesaat, lalu Fais mendorong ayunan itu perlahan. Ikbal mulai mengarahkan kameranya, ia mengambil beberapa foto dari beberapa sudut.
"Kak Ikbal ngapain sih? Gak mau ah" rengek Ayra menutupi wajahnya.
"Hahaha, habisnya kalian kelihatan sweet banget. Feel-nya lebih dapet daripada pasangan tadi" ucap Ikbal sembari menunjukkan hasil fotonya.
Ayra terkesan melihat hasil foto Ikbal yang tampak seperti profesional. Fais merebut kamera dari tangan Ikbal, ia menunjukkan hasil fotonya pada Ayra. Gadis itu tak bereaksi apapun, ia hanya mengangguk melihat foto-foto itu. Wajah Fais berubah kesal, ia menghela napasnya berat dan memberikan kameranya pada Ikbal. Suara tawa Ikbal membuat Fais semakin geram.
"Lain kali kalau ada job, loe aja yang foto" tutur Fais.
"Hahaha gitu aja ngambek, bagus kok fotonya Kak Fais. Baguss banget, fotoin gue juga dong Kak dipinggir pantai situ"
"Nakal ya udah berani ngerjain gue, ayo-ayo mumpung bagus nih lighting nya"
Gadis itu berlari kecil sambil tertawa, Fais mengikutinya dan mengambil beberapa gambar. Sesuai arahan Fais, Ayra pun berpose dan beberapa foto sudah diambil. Tak lupa mereka juga berfoto bertiga sebagai kenang-kenangan.
Sebelum pulang, mereka makan cumi bakar dan minum es kelapa tentunya. Menikmati matahari terbenam perlahan ke arah lautan. Cahaya yang meredup terlihat begitu indah, Fais kembali mengambil beberapa foto tanpa Ayra sadari.
"Ayra, gimana hari ini? Senang tidak?" Tanya Fais kala mereka berjalan menuju parkiran.
"Senang banget Kak, seru ya main di pantai. Cumi-cumi bakarnya juga enak, jadi pingin lagi deh"
"Mau beli lagi? Yuk gue traktir"
"Dari tadi juga Kak Fais yang traktir. Lain kali datang kesini lagi beliin gurita pedas ya"
Fais mengangguk dan membukakan pintu untuk Ayra. Mana mungkin ia menolak ajakan Ayra untuk ke pantai itu lagi lain waktu. Senyuman itu kembali terukir tanpa sadar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Efvi Ulyaniek
keren kak Faiz ada krj sampingan...idaman bgt
2023-10-07
0
Efvi Ulyaniek
lha model begini disuka sama ayra..hempaskan ay ga patut
2023-10-07
0
Mukmini Salasiyanti
Aaaaa bg faissssss
2023-10-04
0