Aku lebih bahagia kalau kamu nggak pernah ada di dunia ini!
"Aku jahat, aku rendahan, pria yang kucintai gak mau aku hidup, aku cuma beban buat papa, dan sekarang lebih baik aku mati kan? Daripada anak yang aku lahirin nantinya mengalami penderitaan. cukup sudah, aku gak mau lagi ada orang yang menderita karna aku."
Naya sedikit mendongak ke atas untuk menatap tali itu.
Dia perlahan menaiki kursi, dengan pikiran-pikiran yang berkecamuk di kepalanya, dia dirundung stress parah.
Dia ingat, dari kemarin dia sudah curiga kalau dirinya hamil, karna datang bulannya telat, dan dia sering merasa mual, ada bau-bau tertentu yang membuatnya sangat mual, sebagai contoh saja parfum biasa yang paling dia sukai harumnya, tapi tiba-tiba Naya mual karenanya?
Karna itu Naya mencoba alat tes kehamilan itu, dia melihat dua garis biru disana, pertanda bahwa dia hamil.
Naya sudah berdiri diatas kursi, kedua tangannya bersiap memasukkan kepalanya.
Tiga detik kemudian, kepala Naya sudah ada ditali, dia bersiap gantung diri.
Maafin aku, yang udah terlahir ke dunia ini, maafin aku karna terlalu mencintai kamu Xavier, maafin Naya Pa, karna Papa harus punya putri kayak Naya. Naya harap, papa yang sangat baik ini, harusnya diberi putri yang jauh lebih baik dari Naya, mungkin gadis baik cantik dan sederhana seperti Bia.
Maafin Naya, Pa. Naya nyusul mama duluan yaaa.
Dugh!
Kursi yang Naya naiki sudah dia tendang, Naya sepenuhnya tergantung ditali sekarang, sebelum akhirnya
Brak!
Tali itu putus, tidak bisa menahan beban tubuh Naya. Barangkali Naya tidak terlalu kuat mengikat talinya, atau tali takdir yang tidak mengizinkan Naya mati.
Mungkin Semesta tidak setuju Naya mati, mungkinkah dia mempersiapkan kebahagiaan diujung jalan Kanaya? Ataukah Semesta memaksa Naya menjalani hari-hari lebih menyakitkannya untuk hidup.
Ah, yang manapun takdir di depan, yang jelas takdir sekarang tidak mengizinkan Naya untuk mati.
"Naya! Apa itu tadi Nak?!" Sang papa mendobrak paksa kamar Naya yang sudah terkunci.
Saat pintunya terbuka, wajah terkejut Pak Hanu tidak bisa disembunyikan. Pak Hanu melihat ada tali yang putus, ada kursi yang jatuh, kamar yang acak, dan disana yang paling menyita perhatian pak Hanu adalah, Naya yang sudah tersungkur dengan wajah penuh air mata.
Tidak perlu dijelaskan panjang lebar pun Pak Hanu sudah tau, kalau baru saja putrinya mencoba melakukan percobaan bunuh diri dan gagal karna talinya terputus.
Pak Hanu tau putrinya sedang depresi berat.
Demi apapun, dia bersyukur pada takdir yang membuat tali itu putus, hingga Naya masih bersama Pak Hanu sekarang.
"Nak, maafin papa yaa, kamu pasti terbe--"
"Cukup Pa! Jangan minta maaf terus, Naya merasa jadi anak yang gak berguna, Pa. Kalau papa minta maaf, padahal papa gak salah, dan papa udah lakuin yang terbaik." Naya menangis sejadi-jadinya lagi, di pelukan sang ayah.
Naya bangkit, dia bersimpuh di bawah kaki sang ayah dengan air mata yang tak henti. Kaki sang ayah pun bisa merasakan bulir hangat itu.
"Maafin Naya Pa, Maafin Naya udah jadi beban papa, Naya gak berguna, Naya nyusahin papa, karna Naya usaha papa hancur, maafin Naya Pa, papa pasti nyesel punya anak kaya na--"
"Yang papa sesali Nak, kalau kamu pergi dengan cara seperti ini, papa gagal buat kamu bahagia. kamu lahir dari papa dan mama. Artinya, sampai kapan pun kamu tetap tanggungjawab papa, kebahagiaan kamu adalah tujuan hidup papa. Papa tidak pernah menyesal memiliki putri seperti kamu Nak, Papa bahkan sangat bersyukur. Papa ragu, apakah papa bisa sesayang ini jika bukan kamu putri papa." Pak Hanu memeluk Naya dengan sangat erat, dia begitu mencintai putrinya ini.
Deg
Naya terdiam, dia baru sadar, ternyata arti hidupnya jauh lebih penting. Naya baru sadar, betapa bodohnya dirinya, kenapa dia harus membuang nyawanya hanya karna kalimat benci yang Xavier ucapkan? Disini masih ada Pak Hanu, papanya Naya yang begitu mencintainya, yang menganggap Naya adalah dunianya. Kehadiran Naya adalah arti hidup Pak Hanu, kebahagiaan Naya adalah tujuannya.
Naya menarik napasnya dalam-dalam, isakan tangisnya begitu lirih terdengar di telinga siapa saja.
"Maafin Naya Pa, Naya bodoh, Naya salah, Naya tau Naya jahat, maafin Naya Pa. Naya janji gak akan lakuin ini lagi Pa, Naya janji."
Pelukan erat yang dalam dan hangat, Naya merasa nyaman, dia tidak sendiri di dunia ini, dia punya papanya yang hebat, dia punya rumah untuk pulang, Naya punya banyak hal, kenapa dia harus mati? Hanya karna omong kosong pria itu?
Naya tau, dia sadar, bahwa yang dia punya adalah papa, dan anaknya saat ini. Melihat tanggungjawab besar orangtua, Naya tau akan berat membesarkan anaknya seorang diri, tapi dia akan berjanji memberikan seluruh cinta dan kasih sayangnya pada anaknya, sebagaimana sang ayah sangat mencintainya.
Mama janji, mama akan beri kebahagiaan buat kamu Nak, kamu tujuan baru hidup mama.
...----------------...
"Sudah Nak?"
Tanya Pak Hanu pada putrinya, yang sudah membawa beberapa tas besar dan satu buah koper.
"Sudah Pa, ayo."
Mereka berdua meninggalkan rumah mewah yang megah itu, dengan senyum dan tawa. Naya tau, rumah masa kecilnya itu sangat berharga, banyak kenangan indah dan manis sejak Naya kecil bersama orangtuanya. berat pasti untuknya, tapi ini sudah takdir, mau bagaimana lagi?
Pak Hanu menatap rumahnya sekali lagi, rumah yang ia bangun bersama istrinya, harus dijual demi bisa menutupi hutangnya. Pak Hanu begitu berat kehilangan rumah itu, tapi dia merasa lebih berat lagi kalau hanya hidup di rumah mewah itu tapi sendiri.
Lebih baik dia hidup di rumah sederhana di pelosok desa dengan putrinya, dan cucunya yang akan lahir beberapa bulan ke
depan.
Sama-sama berat, tapi itulah hidup, manusia tidak bisa menetap terus dimasa lalu, karna hidup berjalan ke depan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tujuh tahun sudah berlalu.
"Maura, ayo minum obat sayang."
Naya yang plin-plan dan gadis sembrono itu kini sudah menjadi wanita yang cantik dan elegan, baik dan lembut, karna dia kini sudah menjadi seorang ibu dari anak perempuan berusia enam tahun bernama Maura Diandra. Dia gadis yang boros menjadi sosok wanita yang hemat, demi masa depan putrinya.
Karna Maura, terlahir dengan jantung lemah bawaan. Karna itu Naya bekerja sangat keras, mengumpulkan uang untuk pengobatan Maura, sekaligus untuk membeli donor jantung di kemudian hari jika ada yang cocok dengan Maura.
"Mama cantik banget hari ini." Maura, anak enam tahun yang sangat cantik. Karna wajah Maura, mirip sekali dengan ayah biologisnya yang tampan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Uthie
Suka dehhh kalo wanita yg dibenci menjadi wanita yg Kuat dan bisa lebih bersinar pesonanya 👍👍🤗
2023-10-05
2